3. berdiam di dalam istana

201 32 12
                                    

Maaf ya readers baru update sekarang. Soalnya beberapa hari ini author sibuk dengan matkul dan persiapan ulangan semester yang akan di adakan bulan depan. Kebetulan hari ini author libur karena lebaran jadi baru deh, bisa up.

Maafkan author yang sudah langgar janji.  Harap pengertian readers sekalian.

Sekian permintaan maaf author.


SELAMAT MEMBACA READERS

.





.



.

Keesokan paginya, kepala pelayan barna bersenandung sambil mendorong troli di atasnya ada baskom kosong, teko besar, dan handuk kecil. Di belakangnya ada seorang pelayan pria dan dua wanita. " Tuan barna, hari ini sepertinya bahagia sekali! Apa yang membuat Anda bahagia ? " Tanya pelayan pria yang memiliki paras tampan dan ceria. " Hari ini adalah hari bahagia bagi saya karena bisa melayani kembali tuan gava. " Balas kepala pelayan barna yang tidak berhenti bersenandung. Pelayan pria dan wanita tertawa kecil memdengarnya. Kebahagiaan kepala pelayan juga ikut dirasakan oleh pelayan lainnya yang bekerja di istana ini.

Mereka sudah mengabdi penuh dengan istana ini selama beberapa dekade. Yang berarti setiap keturunan mereka hanya melayani pemilik istana darah. Yaitu, Credia Gavaro sang Imperialhuman. Sayangnya, semenjak tuan gava tertidur istana ini menjadi tempat eksekusi dan mereka sebagai pelayan istana ini menjadi gigolo karena hanya mereka yang tahu seluk beluk dan ruang rahasia di istana ini. terlebih sebelum menjadi pelayan istana darah leluhur mereka adalah prajurit bayaran, pembunuh bayaran, petualang dan penyihir ilegal yang pekerjaannya hanya membunuh dan membunuh untuk menafkahi dirinya keluarga mereka sampai tuan gava menghilang mereka untuk dijadikan pelayan di istana ini.

Mereka berhenti di depan pintu besar lalu mengetuknya. tidak mendengar suara balasan dari dalam, kepala pelayan membuka pintu dan matanya melebar kaget melihat gava yang tertidur dalam keadaan pakaian tadi malam dan tidak menyelimuti dirinya. " Ya ampun, tuan gava kenapa anda tidur seperti ini ?! " panik kepala pelayan barna mendekati gava yang masih tertidur nyenyak. " Tuan gava, anda harus bangun. " " Mm.. Iya aku bangun " balas gava yang masih menutup matanya. Melihat ini terpaksa kepala pelayan barna menarik tangan gava hingga posisinya duduk lalu menyuruh pelayan pria untuk membasahi handuk kemudian mengelap wajah gava.

Gava yang merasakan ada yang basah langsung membuka matanya. Kagetnya ia melihat kepala pelayan barna yang mengelap wajahnya sepeti anak bayi. " Berhentilah, aku sudah bangun. " ucap gava yang mengambil handuk dari tangan kepala pelayan barna dan melakukan mengelap wajahnya sendiri. " Jam berapa sekarang ? " Tanya gava yang melihat langit terlihat sangat cerah " Sekarang jam 8 pagi tuan. " Jawab pelayan pria yang masih berdiri di sampingnya. Gava membelalak kaget mendengarnya. What! Kenapa jam segitu ia baru bangun ?! Biasanya dirinya bangun jam 4 pagi. Wah! Tidak bsoa dibiarkan ini. Tubuh ini sudah terbuai dengan kemewahan.

" Tunggu! Siapa kau ? " Tanya gava yang sadar pelayan pria ini tidak dia kenal. " Maafkan saya. Nama saya Anis Malek. Anda bisa memanggil saya Anis " jawab Anis. Gava mengangguk memdengarnya. Ternyata banyak karakter yang tidak ada di novelnya malah bermunculan di depan matanya. " Dia akan menjadi pelayan pribadi anda. Jadi, saya harap anda akan senang jika miliki anak lebih muda dari anda " kata kepala pelayan barna tanpa tahu bahwa gava merasa tertusuk akan kalimat lebih muda darinya. Ia tahu kalau dirinya ini sudah tua tapi setidaknya jangan katakan itu secara langsung dengan ekspresi bahagia.

" Tuan gava, saatnya bersiap-siap untuk sarapan bersama dengan kaisar " Celetuk kepala pelayan yang membuat gava keluar dari lamunannya. " Aku perlu mandi dulu. " " Tidak perlu tuan. Setelah sarapan anda bisa mandi " " Tapi, aku bau! " " Maaf tuan gava. Kaisar sudah lama menunggu anda " Gava mendengus kesal mendengar kepala pelayan barna yang selalu menjawab perkataannya. Ia pun akhirnya pasrah memakai pakaian sendiri walau sempat ada drama pemberontakan karena dirinya hampir saja dipakaikan oleh pelayan wanita. " Tuan gava, saya tidak menyangka anda akan menolak untuk dipakaikan pakaian " senduh kepala pelayan barna bersama dengan Anis. Kebanggan menjadi pelayan itu terletak pada pakaian yang dikenakan majikan mereka dan prosesnya.

Indo Sang Imperialhuman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang