"Ngab jangan lupa rapat jam 3, awas kalo pada ngaret"ucap Mita seorang perempuan dengan gaya sangar andalannya.
"Terutama lo Edgar"lanjutnya.
"Bawel"setelah itu Edgar berjalan menuju parkiran meninggalkan teman-teman seorganisasinya.
"Dingin banget sih lo, berubah ngapa"ucap Arla gemas sendiri dengan sikap laki-laki itu.
"Not your business"setelah itu dirinya pergi menjauh.
Karna hari ini dirinya hanya mengikuti satu mata kuliah Edgar memutuskan pergi ke hotel milik keluarganya yang berada dekat dengan kampus untuk beristirahat sebentar sembari menanti jam 3 sore nanti.
Jika Edgar pulang kerumah jaraknya terlalu jauh pun dirinya terlalu malas harus bolak balik dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam. Oleh karna itu dirinya lebih memilih untuk singgah disana, ini bukan pertama kalinya bagi Edgar jadi semua staf disana sudah faham akan kebiasaan putra dari pemilik hotel ini.
Baru saja tubuhnya menempel pada ranjang bunyi dering telepon membangunkan Edgar dari acara istirahatnya. "Hm?".
📞Urgent, motor gua stuck pas otw kampus.
"Posisi lo dimana?".
📞Ring road Utara.
"Otw"tanpa mengulur waktu lagi Edgar kembali turun menuju besment sebab tak mau membuat sahabatnya itu menanti terlalu lama.
Mungkin bagi mereka yang tak mengenal baik Edgar akan menganggap bahwa laki-laki itu adalah sosok yang cuek dan tak perduli pada orang-orang disekitarnya, tapi dimata para sahabat Edgar adalah orang yang sangat bisa diandalkan terlebih saat suasana genting seperti ini. laki-laki itu akan menjadi orang pertama yang para sahabat hubungi untuk dimintai bantuan.
Saat keluar dari parkiran Edgar melihat perempuan yang kemarin dia lihat dikampus seperti ingin menyebrang, ternyata dia tengah menyelamatkan seekor anak kucing yang berada ditengah jalanan. tapi saat perempuan itu hampir menyampai sebrang ada sebuah motor yang melaju dengan kecepatan tinggi kearahnya.
Edgar buru-buru keluar dari mobil dan berlari menuju perempuan itu.
Vroommm.
"AAAKK!"Pauline terkejut karna ada seseorang yang menarik dirinya kencang hingga kepinggir jalan.
"WOY! YANG BENER BAWA MOTOR!"teriak Edgar kesetanan tapi si pengendara tetap melajukan motornya.
Pauline terdiam masih mencerna kejadian yang berlalu begitu cepat, astaga ternyata dirinya hampir saja menjadi korban tabrak lari.
"Hey you oke?".
Saat mata bulat itu melihat sumber suara Pauline mendelik, ternyata yang menyelamatkannya adalah kating freak yang sempat dia temui kemarin.
"Hello?"Edgar melambaikan tangan didepan wajah perempuan itu.
"Ah, e, gapapa. makasih kak".
"Sok sokan mau nyelametin nih buntelan tapi sama diri sendiri abai"Pauline menunduk menyesal karna ini memang kelalaiannya sendiri.
"Maaf kak".
"Kenapa minta maaf?".
"Karna abai sama keselamatan diri sendiri"jawab Pauline pelan.
"Jangan minta maaf ke gua, minta maaf sama diri lo sendiri. kalo tadi gua gakebetulan liat lo mungkin sekarang lo bukan berdiri didepan gua, tapi dirumah sakit"Pauline makin menunduk karna tiba-tiba aura yang kating itu keluarkan sangat gelap berbeda saat dikampus kemarin yang terkesan menyebalkan dan annoying.
"Lo mau kemana emang?".
"Pulang kerumah".
"Gua anter-".
"Eh gausah kak, gua bisa pesen gojek".
"Gausah banyak omong ikut aja"Edgar menarik Pauline terburu menuju mobilnya, karna accident tadi dirinya sampai melupakan Air yang mungkin tengah mengumpat kesal karna dibuat menunggu terlalu lama.
Sedangkan Pauline dengan tak enak hati membiarkan dirinya ditarik menuju mobil.
"Siapa nama lo?".
Pauline menoleh spontan karna hampir 5 menit mereka berkendara keduanya hanya diselimuti keheningan. "Pauline".
"Beautiful"gumam Edgar tanpa sadar.
"Kenapa kak?".
"Gapapa".
Sejenak keduanya kembali hening. "Kalo kakak?".
"Panggil aja Edgar".
"Anyway makasih kak tadi udah nolongin gua".
"Hm".
Tak lama Edgar menepikan mobilnya didepan sebuah motor yang berhenti dipinggir bersama seorang pria yang tengah berjongkok disisi kiri motor.
Edgar keluar dari mobil meninggalkan Pauline.
"Lama banget nyet, otw dari arab lo?"cerocos Air kesal.
"Ada perlu bentar, motor lo gimana?".
"Masih belum nyala, tadi udah gua coba otak atik dikit tetep gamau ngangkat"jelas air masih dalam posisi jongkok dan memeriksa keadaan mesin motornya.
"Tinggalin aja disini biar gua telpon montir buat ngangkut motor lo ke bengkel".
"Yaudah"dengan santai Air berjalan kearah pintu samping kemudi.
Pauline yang tengah bermain dengan anak kucing dipangkuannya terlonjak kaget saat pintu tiba-tiba dibuka, tapi hal yang paling mengejutkan setelahnya ternyata si pelaku yang membuka pintu mobil itu adalah orang dengan wajah sama persis seperti dirinya.
Laki-laki itu juga melempar tatapan terkejut menatap Pauline. "Loh muka gua? Eh, muka lo?"ucap Air tak bisa berkata-kata lagi.
"Kok muka kita sama?"pekik Pauline kencang karna semakin diperhatikan kemiripan wajah mereka semakin cocok, yang membedakan hanyalah Air laki-laki dan Pauline perempuan.
"Mana gua tau"ucap Air ikut meninggikan suaranya.
Bagaimana mungkin wajah mereka bisa semirip ini, seingat Pauline Daddynya tak pernah menyinggung perihal keberadaan ibu dan saudaranya. lalu sekarang dirinya dihadapkan oleh orang asing dengan wajah yang nyaris serupa dengan dirinya.
Edgar berjalan mendekati keduanya. "Pantes gaasing ternyata lo mirip sama dia"tunjuk Edgar pada air.
"Jangan-jangan lo kembaran gua!"ucap Air.
"I dunno"ucap Pauline bingung.
"Kita cari tempat ngobrol, jangan disini"putus Edgar lalu berjalan kearah kursi kemudi disusul Air yang ikut masuk dijok belakang.
Ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing, Air seketika kembali menyusun potongan-potongan ingatannya dulu siapa tau dirinya menemukan petunjuk mengenai perempuan didepannya ini.
Rasanya perempuan itu sangat asing baginya, tapi entah mengapa hati Air seperti mengenal dekat siapa perempuan ini. dirinya seolah merasa lega saat pertama kali melihat Pauline yang duduk sambil bermain dengan anak kucing lusuh itu.
Pikirannya berputar dengan cepat mencari-cari sesuatu yang dirinya lupakan, tapi Air sama sekali tidak mengingat apapun kejadian dimasa lalu selain ibu yang selalu mengomelinya jika membuat masalah, hanya itu yang ada dalam ingatan Air- tunggu dulu?
Dia ingat!
Air ingat dulu dirinya pernah menemukan sebuah foto dalam laci kerja ibu, foto itu menangkap seorang pria tinggi kekar dengan seorang gadis kecil yang mirip dengan dirinya bergelantungan disalah satu kaki pria itu. Air sangat yakin orang itu adalah saudara kembar dan juga ayahnya.
Tapi Air ragu apakah gadis itu adalah perempuan yang ada dihadapannya sekarang? apakah pria dewasa didalam foto itu juga ternyata ayah perempuan ini? jika benar kemungkinannya sangat besar kalau perempuan itu adalah saudara kembarnya dan pria itu adalah ayahnya yang selama ini Air pertanyakan keberadaannya.
"Gataulah anjing!".
Tbc...