"Air... bangun!".
Air malah berbalik badan dan menarik selimutnya hingga ujung kepala.
"Ishhh. bangun gua bilang!"perempuan itu sekali lagi berusaha membangunkan Air.
"Apa sih lo ah, ngantuk gua!"protes Air karna merasa tidurnya yang nyenyak diganggu.
Perempuan yang sedari tadi mencoba membangunkan Air berkacak pinggang kesal, bagaimana tidak? dia sampai harus terbang kembali dari Australia menuju Indonesia demi memenuhi permintaan tolong anak laki-laki itu.
"Oh jadi gini? oke. gajadi gua bantuin lo buat nyari tau keberadaan bokap sama kembaran lo itu, balik lagi aja gua ke ausie".
Air seketika menyikap selimutnya dan menahan tangan perempuan itu sebelum dia berhasil beranjak dari ranjang Air. "Ett... lo mah baperan, gua bangun ini".
"Gaada udah gamood gua".
"Aelah yuk, gua semalem baru tidur jam 3. wajar kalo gua masih ngantuk"sanggah Air.
"Gak ngampus lo?".
"Ini Minggu demek!".
"Ngatain?! balik beneran dah gua!".
"YUKI!".
"AIR! JANGAN TERIAK KE GUA!"Air langsung ciut mendengar teriakan balik dari sepupunya itu.
"Sorry, sorry. lo duluan sih".
"Sorra sorry, mandi lo. dekil!"Yuki meninggalkan kamar Air setelah membalas ejekan Air.
"Tuh! LO JUGA NGATAIN GUA BALIK!"yang bisa Air dengar hanyalah tawa menggelegar dari sepupunya.
Merasa sudah cukup mengumpulkan nyawa yang berlarian Air mengacak-acak rambut hitam panjangnya itu lalu masuk kekamar mandi, dirinya tak mau membuat singa betina tadi mengamuk lagi karna kembali dibuat menunggu oleh dirinya.
Anita yang duduk diruang tamu menatap Yuki penuh tanya sebab mendengar teriakan putranya. "Airic kenapa Yuki?".
"Gapapa cuma aku suruh bangun, oh ya sama ini tan aku ijin bawa Airic pergi keluar".
"Emang mau kemana?".
"Bandung zoo, udah lama aku gak nengokin satwa-satwa disana".
"Oh gitu".
"Tante mau ikut?".
"Sound good. maybe next time. Tante bentar lagi harus flight ke Bali buat ketemu client".
"Astaga weekend begini? kayanya makin sibuk aja tan. healing lah, capek kerja terus tuh".
Anita tertawa kecil. "Pengennya gitu tapi Tante ngehidupin banyak orang jadi harus kerja extra".
Yuki geleng-geleng kepala, adik sepupu ayahnya ini memang orang yang sulit untuk anteng dalam waktu yang lama. Anita selalu punya alasan untuk bisa bekerja, sebenarnya hal ini ada dampak baik buruknya. baiknya Anita bisa membangun perusahaannya menjadi sangat raksasa yang bahkan mencangkup hampir disemua bidang, tapi buruknya kadang Anita bisa sampai lupa diri dan berujung jatuh sakit. Wanita karir itu jika sudah dihadapkan oleh pekerjaan kerap melupakan bahwa kodratnya juga hanyalah seorang manusia biasa yang bisa lelah.
"Yaampun tan, auto pilot aja kali. cari talenta yang unggul dibidangnya jadi Tante tinggal mantau sesekali, gaperlu bolak-balik keluar kota buat ketemu client".
"Tante sempet kepikiran itu sih, tapi nanti Tante pikirin lagi. lagian Tante itu cinta banget sama pekerjaan Tante, masih berat kalo harus lepas tangan sekarang".
"Semoga secepatnya ya Tan".
Air berjalan turun dari tangga mendekati Yuki. "Ayo cabut"ajak Air tanpa memandang sang ibu.