Bab 3
tesAidan berdiri tepat di depan meja Ola, memperhatikan setiap lembar buku yang Ola baca. Ia sebenarnya tidak begitu tertarik dengan wanita di depannya ini, namun Ia melihat Ola sedang mempersiapkan untuk tes akselerasi matanya menjadi terbelalak ketika Ia membaca judul buku yang mencolok. "akselesari"
"Sejak kapan lo baca buku itu?"
Ola menutup bukunya, Ia menatap laki-laki yang di depannya itu.
"Emang kenapa?" Ola tersenyum jahil.
"Penasaran banget mukanya."
"Gue gak penasaran,"
"Mana ada.. seorang Aidan berhenti ngeliat cewek yang lagi baca buku, kecuali bukunya yang menarik. Kan?"
"Bacot." Aidan kembali ke kursi yang di dudukinya. Ia duduk di area belakang ujung kanan di dekat jendela.
"Bilang aja lo mau ikut kelas aksel." Gumam Aidan.
Ola memutar badannya geram, mengahadap ke arah meja Aidan.
"Loh, kan emang iya bodoh. Lo gak liat gue lagi belajar curious begini?"
"Gak usah iri ya, kalo ntar gue yang masuk kelas aksel dan lo tereliminasi karena IQ lo under 140." Aidan nyeleneh.
"Oke.. gue bakal liat, sekeren apasih otak lo itu?" Ucap Ola tidak terima.
"Lo juga sadar diri, orang bodoh mana yang bakal kuat di kelas akselerasi. Peringkat lo secara general aja masih peringkat 19."
"Jangan mimpi."
"Siap lord, ingat di atas lo masih ada Kaléster." Final Ola sambil tersenyum kecut ke arah Aidan.
"Bro jangan aneh-aneh deh, Kaléster udah beda kelas. Dia udah no counter, ya ga?" celetuk salah satu cowok di kelasnya itu.
Aidan hanya diam, mencatat dan merangkum poin-poin penting untuk dihafalkannya nanti. Sebenarnya Aidan adalah murid terbaik ketiga secara nilai keseluruhan untuk semester sekarang. Di kelasnya ia menempati peringkat pertama. Ia sudah satu tahun sekelas bersama Ola. Dia menganggap Ola adalah cewek paling aneh yang Ia kenal. Dia aneh terhadap Ola karena hidup Ola itu menurutnya santuy namun tetap berambisi, sifat itu tidak dimiliki olehnya karena selalu tidak santai.
"Aidan, gue cuma pesan sama lo. Ekhm, Lo jangan pernah ngeremehin orang yang menurut lo gak mampu."
Ola mengatakannya dengan nada dan ekspresi se-serius mungkin. Seperti biasa, Aidan hanya terdiam dan terus berfokus pada pena yang sedang ia gerakan.
÷
Khail sedang memikirkan bagaimana caranya agar dia masuk kelas akselerasi. Disaat orang lain tidak ingin memasuki kelas neraka tersebut, Khail malah terobsesi untuk memasuki dunia kelas aksel tersebut, ia merasa penasaran dengan sistem yang diterapkan. Menurutnya, akan sangat menantang
jika dia menjadi bagian dari kelas istimewa tersebut.Jam-jamnya akan istirahat, mereka masih mebahas tentang sistem akselerasi.
"Menurut gue, kalo lo masuk kelas aksel gue jamin idup lo bakalan sekarat terus." Nemora memasukan pensilnya kedalam tepak.
"Ya gak gitu dong, Ra. Khail kan beda.. dia anak pinter.." Sahut Naura.
"Sebenernya gue sama aja sih kaya kalian, gue cuma penasaran aja sama sistemnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
CEREBRUM CLASS
Teen FictionUntuk agkatan tahun ini, Callidus High School memiliki sekitar 12 siswa yang masuk dalam kategori siswa superior. Ini merupakan sebuah rekor, karena setiap tahunnya tidak pernah lebih dari 10 siswa yang masuk dalam kelas akselerasi tersebut. Mereka...