4. Sylvian Fissure🧠

191 33 7
                                    


Bab 4
pengumuman

Rafael berlari kencang menyusuri karidor, Ia mendengar para murid bergemuruh berkumpul di depan Multimedia. Dirinya yakin bahwa hari ini adalah hari pengumuman dari hasil tes ujian akselerasi yang diselenggarakan kemarin.

Berbagai murid dari kelas 11 berbondong-bondong untuk melihat hasil pengumuman itu, walaupun sebenarnya banyak murid yang tidak peduli juga dengan sistem akselerasi ini.

Satu hal yang perlu diketahui, bahwa kelas akselerasi ini memiliki privilege yang luar biasa. Semua yang mereka pakai dan mereka miliki ada bedanya dengan siswa reguler. Dimulai dari asrama, mereka akan dipindahkan di asrama khusus siswa berpotensi. Seragam dan atribut, mereka yang termasuk kategori akan memiliki setidaknya satu lencana dan Id card yang akan dipakai selama ada di lingkungan sekolah. Makanan yang mereka makanpun berbeda, kantin yang biasa mereka jajani juga dipisahkan. Benar-benar terlihat mana kasta murid reguler dan akselerasi. Perbedaannya sangat kontras, dan mereka yang masuk akselerasi akan sangat dihargai dan diutamakan.

Rafael terus bersenggolan dengan banyaknya murid di depan ruang multimedia tersebut. Ia hampir tersungkur karena para murid juga sepertinya sangat antusias untuk melihat pengumumannya.

"Cari nama gue dong."

Rafael menepuk pundak perempuan di depannya ini. Ada jarak sekitar 50 senti meter dari perempuan tersebut. Ia tidak bisa melihat secara jelas karena sangat berkerumunnya para murid di depannya saat ini. Bisa dibayangkan?

Perempuan itu terus berdiri tegak tepat di depan komputer, Ia berada di posisi paling depan.

"Heh,"

Rafael menpuk pundak gadis itu sekali lagi.

Perempuan itu mengernyitkan alisnya. Siapa pria dibelakangnya ini. Jaket leather hitam, ada satu kalung di lehernya, gaya rambut gak biasa dan pakaian yang cukup rapi. Pria ini sungguh kasar pikirnya.

"Emang nama lo siapa?" Ucap Khail sambil melihat Rafael dengan wajah tidak senang.

"Ck." Rafael berdecak, bagaimana bisa ada siswi yang tidak tau siapa dirinya.

Rafael menerobos banyaknya murid, ia menengadah ke tengah-tengah mencari cela untuk menyodok.

wangi

"Kalo udah liat hasilnya, awas dong. Gue mau input data yang gue, jangan disitu terus." Kali ini Ia menyenggol bahu Khail yang sekarang tepat di sampingnya itu.

"Ya santai dong.." Khail membenarkan posisi tasnya, karena tadi posisi tasnya hampir jatuh kala Ia disenggol Rafael.

Rafael kini memasukan data yang Ia miliki. Khail? Ia belum pergi, Ia sedang memperhatikan Rafael, karena daritadi Ia tidak mengerti data apa yang harus input untuk mengetahui hasil dari tes ujian kemarin.

"Nih liat,"

"Lo gak tau kan nama gue?"

"Ini nama gue," Rafael menunjuk pada Name tag yang dipakainya.

Tidak cukup menunjukan label namanya dari Name tag, Ia menunjukan lagi yang lebih jelas di monitor besar. Tangannya terarah pada namanya yang tertulis tebal.

"Rafael Aryandra Devara."

"Lo liat?"

Rafael menunjukan wajah smirknya,

"Layar gue hijau. Berarti gue masuk akselerasi."

"Huuuuh finally.."

Dengan bangganya, Ia membuka tangannya selebar mungkin dengan tujuan selebrasi.

CEREBRUM CLASS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang