MAMH 1 || SEBUAH DOA

80.8K 2.7K 25
                                    

Assalamualaikum

Salam wajib di jawab ya

Kalian bisa baca cerita REGIA dulu, baru itu MEMH, setelah itu baru baca MAMH. Biar kalian gak bingung sama jalan ceritanya.

Sebenarnya ini lapak terpisah, tapi dari pada kalian bingung, lebih baik baca dulu cerita aku yang pertama.

Itu cuma saran, gak baca juga gak papa

Yang penting menghargai author

Tolong kasih vote jangan lupa

Happy reading all!

💌💌💌

Shaun The Sheep, jadi kartun favorit yang menurutnya terlalu lucu, tapi aneh. Karena, bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa domba atau kambing. Membuat gadis itu menjadi bingung mereka sedang membicarakan apa. Tapi, meskipun seperti itu, ia tetap suka dengan film domba itu.

Dengan setoples jajanan kering, gadis itu duduk santai di dalam kamarnya. Hari yang semakin sore tak membuatnya beranjak dari atas ranjang. Padahal, ia sudah berjam-jam di sana. Apa bokongnya tidak panas, atau kesemutan?

Sesekali ia tertawa, sampai memegangi perutnya, saat terdapat adegan lucu dari kartun domba itu.

"Masyaallah anak perawan! Kerjaan nya cuma duduk-duduk sambil nonton tv, udah gitu habisin jajan adiknya lagi" seorang wanita paruh baya berkacak pinggang di tengah-tengah pintu kamar gadis itu.

"Hai ma" sapa gadis itu dengan senyum manis dan lanjut menonton.

"Kamu tau gak ini jam berapa?!"

"Enggak?" Jawabnya seraya menggeleng polos.

"Ini sudah jam 4 sore, kamu duduk dari jam 9 pagi, apa gak memar bokong kamu itu!" Ucap wanita paruh baya itu seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Meskipun sudah paruh baya, tapi aura muda masih terlihat. Dan sangat cantik juga.

"Enggak lah, kan duduk di kasur, bukan di tumpukan kerikil" ucap gadis itu enteng.

"Nawa!!"

"Yes mom?"

"Matiin tv nya, mandi! Udah jam 4 waktunya sholat ashar!" Teriak Vienna, wanita itu sudah memiliki 3 orang anak, yang salah satunya muncul seperti titisan monyet. Astaghfirullah.

"Iya mama iya!" Ucap Nawa sambil tersenyum.

"Cepetan! Habis itu jemput adik kamu di rumah Alya!"

"Iya" jawab Nawa masih setia tersenyum. Ia turun dari ranjang, mematikan tv, menutup toples dan meletakkan nya di nakas. Lalu ia berjalan ke kamar mandi, tanpa menoleh lagi ke arah mama nya yang masih berkacak pinggang di tengah-tengah pintu.

"Astaghfirullah, harus sabar hadapin anak titisan monyet hutan! Astaghfirullah, maaf ya Allah aku tidak bermaksud seperti itu, hanya kebawa emosi" Vienna langsung keluar dari kamar Nawa, tak lupa menutup pintu.

Selesai dengan kegiatan mandi nya, Nawa sudah berganti pakaian juga. Dengan menggunakan celana kombor, baju lengan panjang yang oversize. Nawa mengambil kunci motornya, dan turun dari kamarnya.

MAS ATHAR MY HUSBAND |PROSES PENERBITAN|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang