Masa remaja adalah masa paling indah. Kata orang, fase itu memang proses pencarian jati diri. Namun siapa sangka jika masa remaja Kemal jauh dari kata indah? Sebalikanya, itu adalah titik terendah dalam hidup Kemal yang menjadi kehilangan arah. Ia yang seharusnya masih bisa menikmati masa remaja dengan bimbingan sang ayah harus ditampar kenyataan jika keluarganya yang harmonis itu menjadi hancur. Menggantikan figur ayah yang tiba-tiba saja mengkhianati sang mama dan menelantarkan kedua anaknya bukan hal yang mudah tentunya.
Kemal yang tidak pernah siap akan hal itu, membuatnya menjadi tertekan. Hidupnya berubah sejak saat itu. Kemal yang ceria, lembut, dan penyayang berubah menjadi sosok yang pendiam, angkuh, berandal, dan kasar.
Menjadi ketua OSIS di bangku SMA membuat sedikit perubahan pada diri Kemal. Emosi yang ia miliki bisa tersalurkan dengan kegiatan yang lebih positif. Pun juga membuat Kemal memiliki keuntungan dengan jabatannya itu. Terlebih ia menjadi incaran semua wanita di Ibukota karena ia merupakan finalis kontes suatu ajang pencarian duta pariwisata. Tentu saja Kemal tidak menyianyiakan pamornya saat itu. Bergonta-ganti pacar menjadi hal yang lumrah bagi Kemal. Title cowok berengsek tapi berprestasi tentunya melekat dengan sosok Kemal saat itu.
"Papa kamu tukang selingkuh. Buah jatuh nggak jauh dari pohonnya, bukan?"
Kelakuan Kemal berubah seratus delapan puluh derajat. Saat kepercayaannya dirusak oleh cinta pertamanya, ia tidak berniat untuk membuktikan semua omongan itu salah, justru Kemal lebih memilih untuk merusaknya.
"Kamu tega selingkuhin aku? Aku sayang banget sama kamu, Mal. Aku udah kasih semuanya buat kamu. Aku nggak mau putus sama kamu." Ucap seorang perempuan dengan tatapan memohon.
"Once a whore, you're nothing more." Jawab Kemal dengan tatapan merendahkan.
"ARRRGHHHH BAJINGAN!" Geram Kemal saat suara di kepalanya terlalu berisik. Ingatan itu akan terus berputar dan melekat di kepalanya sampai kapanpun. Entah bagaimana cara menebus semua rasa penyesalannya itu.
Ya, Tuhan. Kenapa disaat gue punya cinta yang tulus tapi nggak ada kesempatan untuk gue membuktikan?
Drrrttt drrrttt
Notifikasi di ponsel Kemal membuyarkan lamunannya. Tertera panggilan masuk dari Della. Dengan perasaan yang campur aduk, Kemal mengangkat panggilan telepon dari sahabatnya itu.
"Hemh?" Tanya Kemal dengan suara yang sedikit malas.
"You alright?"
"Kenapa?"
"Uhmm, lo udah baca group yang Bang Rama buat?" Terdengar suara Della dengan sedikit ragu.
"Belum, ada apa Del?" Kemal berbohong. Jelas ia sudah membaca melalui notifikasi pop-up di ponselnya.
"Itu, uhmm, besok abis sidang bang Rama mau propose Ayra."
Kemal tertawa kecil untuk menutupi rasa kecewanya. "Oh, ya? Wow gercep banget ya Rama."
"Lo nggak apa-apa?"
"Fine." Jawab Kemal dengan tenangnya.
"I know this must be incredibly hard for,"
Kemal memotong dengan cepat, "Ayra bahagianya sama Rama. Bukan gue. Terus gue harus apa? Masa gue mau maksain kehendak dan nantang takdir?" Ucap Kemal yang diakhiri dengan tawa getir.
Della terdiam. Ia tahu jika sebenarnya Kemal akan terkejut dengan kabar ini. "Mau gue temenin nggak?"
"Ngapain?"
"Kali aja lo butuh temen cerita. Dari pada lo keluyuran ke Pub."
"Anjing! Gue udah tobat Del!" Protes Kemal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothingness
Romans"Shit! Apa ini karma buat gue?" -Kemal Fahrezi Kemal tidak bisa memejamkan matanya saat mendapat kabar bahwa orang yang dicintainya akan dilamar sang kekasih. Ya, cinta Kemal memang bertepuk sebelah tangan. Kemal harus ikhlas untuk melepaskan perem...