Chapter 4

161 20 35
                                    

Pasca kejadian kepergok oleh Mashiho, hari ini Haruto berada di ruangan khusus si kembar Choi untuk yang kedua kalinya bersama Mashiho. Haruto tengah menunduk sekarang. Kenapa? Karena Hyunsuk, Mashiho dan Jihoon menatapnya intens.

Haruto tau dia salah karena telah meminum obat dari orang tuanya lagi. Tapi kan, itu di paksa oleh orang tuanya. Kalo dalam bahasa Sunda mah nya di 'JEJELAN' ngarti meren nya.






Flashback on

Setelah kepergian Jihoon. Haruto kembali bermain ayunan. Dirinya merindukan sang mama. Entah kenapa haruto rasanya sangat ingin pulang ke Jepang. Apa ibunya tengah mencarinya sekarang? Haruto mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman.

Puk!

Haruto terdiam saat merasakan sebuah tangan menepuk bahunya. Ia menoleh dengan perlahan, perasaan takut ada lagi. Takut jika itu hantu. Namun...

"Mama? Mama!!"

Haruto memeluk erat sosok yang di panggilnya 'mama' itu. Namun di tepis oleh wanita tersebut.

"LEPAS! DAN MINUM INI!"

"Mama Haru tidak mau minum obat ini. Ma--mmpphhh!!"

Wanita itu memasukkan secara paksa kedalam mulut Haruto membuat sang empu memberontak tak suka. Obatnya pahit jika di paksa seperti itu. Haruto memejamkan matanya menahan rasa pahit pada obatnya.

"Minum!"

Gleg!

Obatnya sudah tertelan oleh Haruto.

"Mama, obat apa itu? Kenapa Haru harus minum?"

"Kau sakit. Kau jangan menyusahka. Minum tinggal minum. Jangan di buang selagi sayang sama nyawa kamu. Inget! Saya mau balik ke Jepang. Kamu disini dan jangan berani macem macem."

"T-tapi mama Haru merindukan mama.."

"Sayangnya aku tidak."

Haruto menunduk.

"Tidak bisakah mama membawa Haru pulang ke Jepang?"

"Membawamu ke jepang? Mimpi. Diam disini dan aku akan kembali lagi." Kazuha pergi meninggalkan Haruto sendiri.

"MAMA!! MAMAA!!"















"JANGAN DI MINUM SIALAN!"

Mashiho menarik lengan Haruto sampai terjatuh dari ayunan membuat lutut Haruto sedikit terluka. Haruto menatap polos Mashiho yang menatapnya tajam.

"Ku bilang jangan di minum!" Bentak Mashiho sambil membantu Haruto berdiri. Haruto mana bisa berdiri, kakinya agak terkilir saat Mashiho menariknya.

Sudah mah lutut nya sedikit berdarah, di tambah kakinya terkilir.

"Tapi kakak, mama tadi memaksa Haru, mama tadi paksa masukkan obatnya ke mulut Haru, itu pahit Haru juga tidak suka!!" Balas Haruto berteriak.

"Ikut aku!"

"Kakak haru susah berjalan. Kaki haru sakit..." Ucap Haruto pelan.

Ah iya, Mashiho lupa kalau tadi ia menarik bocah ini kekencengan sampai anak ini terkilir.

"Maaf, naiklah ke punggungku." Titah Mashiho.

"No! Pasti berat. Aku bisa jalan kok!" Ucap Haruto.

Mashiho berdecak.

"Lama!"

"E-eh kakak!! ISSS kakak TURUN TURUNKAN HARUUUUU!!!"

Sebuah Kenangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang