Sosok remaja berusia 18 tahun terlihat sedang bekerja di sebuah cafe besar yang tak jauh dari jalan raya. Sosok berkulit putih, surai blonde, juga pemilik senyum yang manis.
Hari ini kota Seoul cukup ramai. Beberapa cafe, tempat makan atau tempat nongkrong lainnya sangat ramai oleh para pengunjung karena hari ini adalah hari libur.
Hari ini Haruto tidak bisa melepas pelukannya dengan Yoshi. Bahkan Mashiho saja sudah jengah melihatnya. Tapi mau bagaimana lagi? Dia memakluminya kan? Haruto itu kalau di lihat masih kecil, dia masih butuh bimbingan sosok orang dewasa. Bukan orang tua tak tau diri seperti mereka. Jadi, biarkan Yoshi dan Mashiho yang akan merawat Haruto.
Kemarin, mereka sudah mengobrol dengan Hyunsuk dan Jihoon kalau Haruto akan tinggal bersama mereka di apartemen Mashiho. Tapi Jihoon menolak keras dengan alasan dia kesepian. Jadilah Yoshi membiarkan Haruto untuk tinggal bersama keluarga Choi dengan syarat si bungsu harus tetap sehat dan harus terlihat lagi pipi chubby nya seperti dulu.
Hari ini Yoshi berada di taman bersama Mashiho dan Haruto. Haruto yang meminta untuk menemaninya ke taman, alhasil mereka berdua menuruti kemauan Haruto.
"Kakak kenapa tidak menemui Haru kalau kakak masih hidup?" Tanya Haruto.
Yoshi tersenyum. "Maaf ya, belum ada waktu yang pas. Kemarin niatnya kakak mau pulang ke Jepang, tau tau kau ada di sini. Kau kenapa bisa disini? Kau belum menceritakan soal itu kemarin" ucap Yoshi di akhiri pertanyaan.
"Kemarin Haru ceritakan soal sekolah kecil yang sekolahnya bukan di gedung tapi di bawah pohon rindang yang ada taman bermainnya itu?"
Yoshi mengangguk.
"Itu guru sewaan. Awalnya cuman haru yang di ajarkan oleh mereka, tapi banyak orang tua yang anaknya kesepian meminta di ajarkan juga sampai jumlah muridnya 40. Dari sana, mereka berencana membuat seragam, sampai haru bisa merasakan rasanya memakai seragam sekolah. Satu lagi, mereka juga mengadakan tour ke luar negeri yaitu Korea agar anak murid mereka termasuk Haru mudah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar"
"Haru pendiam kak. Guru Haru bahkan sudah lelah mengajar Haru karena Haru jarang bicara. Tapi entah kenapa kejadian Haru tersesat dan terpisah dari rombongan, Haru bertemu dengan Kak Ji dan kak Sukkie. Entah kenapa, dari sana Haru mendadak senang, mendadak manja. Haru tidak tau. Dan kakak tau? Bahkan Haru tidak ingat masa lalu apa sampai kak Mashi, dan kak Ji juga kak Sukkie terus melarang Haru untuk meminum obat itu agar ingat. Masa lalu apa sebenarnya? Buruk? Atau senang?" Jelas Haruto sembari bertanya di akhir.
Yoshi menghela nafas panjang. Bingung menjawab apa. Apa dirinya harus berbohong?
"Masa lalumu." Yoshi menjeda ucapannya.
Ia melirik Mashiho. Mashiho mengangguk bertanda bahwa ia setuju kalau Yoshi memberitahunya.
"Berjanjilah untuk tidak terkejut, Haru." Ucap Yoshi.
Haruto mengernyit. Kenapa harus terkejut?
"Hum, oke"
Yoshi menghela nafas lagi. "Masa lalu mu, masa lalu kita. Itu tragis sekali. Saat usiamu 7 tahun, kejadian tragis itu terjadi. Dulu kita berteman 6 orang kan? Kau, aku, Mashi, Asahi, Keita, dan Mahiro. Termasuk kau yang termuda. Kita selalu menjagamu karena dulu kau terus di siksa orang tuamu. Tapi di luar nalar, orang tuamu lebih tepatnya papa tirimu yaitu paman Sotaro. Dia menembak dan memanah satu persatu dari kita. Termasuk kakak Sahimu" jelas Yoshi.
Haruto mengernyit. Ia masih tidak mengerti. Kenapa? Kenapa penjelasan Yoshi hampir sama dengan Mashiho hari lalu? Dan, dan kenapa dirinya selalu tidak mengerti.
"Tidak paham ya?" Tanya Yoshi.
Haruto mengangguk ragu sebagai jawaban. Melihat anggukan itu, Yoshi terkekeh miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Kenangan [END]
FanfictionSosok remaja laki laki asal jepang yang tersesat di Korea saat mengikuti tour di acara sekolah pribadinya. ketersesatan itu menjadi pertemuan antara dirinya, dengan sosok yang pernah ia kenali. Sosok remaja yang sengaja di hilangkan ingatannya oleh...