Chapter 10

138 15 48
                                    

"Kakak! Hiks kakak bangun!"

Hyunsuk terbangun dari tidurnya akibat bocah Titan itu yang mengguncangkan tubuhnya. Hyunsuk menyipitkan matanya menatap sekitar, terlihat Haruto yang terduduk dengan mata berkaca kaca. Hyunsuk terperanjat dan langsung menangkup kedua pipi tirus anak itu.

"Hey? Kenapa menangis hm? Ada apa? Katakan pada kakak" tanya Hyunsuk lembut sembari mengusap usap lembut pipi Haruto.

Haruto tidak menjawab. Ia malah semakin terisak, air mata yang terus mengalir. Hidung dan mata yang memerah akibat menangis. Juga, ingus yang terus keluar. Lucu kali kau to:).

"Sstttt, sudah ya? Ada kakak disini, Haru kenapa? Haru jangan menangis nanti tampan nya hilang mau?"

Pertanyaan Hyunsuk kali ini sontak membuat Haruto menggeleng ribut. Haruto menghapus air matanya secara kasar kemudian memasang wajah seolah anak cool.

Tapi bagi Hyunsuk. Ini lucu! Hyunsuk sampai tertawa.

"Kakak kenapa tertawa?!" Tanya Haruto tidak terima.

"Semakin kau membuat wajahmu seolah galak dan menyeramkan, maka semakin kencang aku tertawa. Kau itu menggemaskan asal kau tau" jelas Hyunsuk sambil mencubit pelan hidung Haruto membuat sang empu mengerucutkan bibirnya.

"Jangan cubit! Nanti Hidung Haru hilang. Kalau hilang nanti kakak mau gantinya? Haru tidak bisa bernafas nanti!" Protesnya.

Hyunsuk semakin ngakak aja dia. Haruto tuh. Lucu.

•••

Pletak.

"SEKYAAAAAAA!!!!"

BUGH!

"Tutup mulutmu bodoh. Jika kau mengumpat, maka bocah ini akan merengek."

Yoshi menjitak kepala Mashiho setelah lelaki jepang itu mengumpat barusan. Saat ini Mashiho dan Yoshi berada di panti asuhan. Mereka di suruh Hyunsuk untuk mengambil anak adopsi milik bibi mereka. Jadi hari ini, bocah nya sudah ada di gendongan Yoshi.

"Hoy bocah. Kau itu lucu, tapi mematikan" celetuk Mashiho.

Pletak.

"Apa si Yosh?! Dari tadi kau memiliki dendam apa si padaku?" Sewot Mashiho.

Yoshi memutar bola matanya malas.

"Sudah. Cepat kau yang menyetir mobilnya, kurasa Jeje tidak mau di gendong oleh mu yang cocot nya banyak" titah Yoshi sembari mencibir.

"Sialan kau Yosh"

Walaupun kesal, Mashiho tetap menurut untuk bergilir sekarang dia yang menyetir mobil. Di mobil menuju perjalanan ke rumah sakit untuk bertemu Hyunsuk. Yoshi asik bermain dengan Jeje bernama lengkap Park Jeongwoo itu. Jeongwoo berusia 4 tahun. Anak itu di adopsi oleh bibi nya Hyunsuk karena bibinya ingin memiliki anak laki laki. Sudah 1 tahun pernikahan tapi belum di karuniai anak, jadilah mengadopsi Jeongwoo yang di kenal sebagai 'Bocah kematian' di panti asuhan.

"Taaa auuuuu? (Kakak mau)" tanya Jeongwoo menyodorkan kue yang ada di tangannya ke mulut Yoshi.

Yoshi menggeleng. "Kau saja makan" ucapnya.

Bocah itu mengangguk.

"Nyammm!! Taa tuu auuu daaa? Tall iii agiii ma jee (Nyammm!! Kakak itu mau tidak? Entar beli lagi sama Jeje)" ucap Jeje sambil menatap Mashiho yang sedang menyetir.

"Aku tidak mengerti bahasamu. Jadi diam!" Titah Mashiho membuat Jeongwoo langsung mengumpat di dada bidang Yoshi hingga baju putih Yoshi kotor oleh coklat.

Pletak.

"Lagi dan lagi yosh, yosh. Hobi sekali menjitak kepalaku. Bagaimana jika aku menjadi bodoh?!" Tanya Mashiho sewot.

Sebuah Kenangan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang