8. Sedikit Soal Kaluna

12 2 0
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yuna berjalan menuju ke dapur. Dia berniat untuk mengambil segelas air untuk membasahi tenggorokannya. Tapi ketika dirinya akan mengambil gelas, fokusnya teralihkan pada pintu yang menghubungkan ke kolam renang yang kini sedikit terbuka. Yuna kemudian mengganti tujuannya untuk mengecek siapa yang membuat pintu itu terbuka. Yuna menghela nafasnya ketika mendapati seorang perempuan yang kini menelungkupkan kepalanya di lipatan lututnya sendiri. Perempuan itu duduk di tepi kolam dengan piama yang tadi dia berikan dan sebuah matras tipis yang menjadi alas duduknya. Tubuhnya bergetar hebat seperti ada sesuatu yang sedang ia tahan sedari tadi.

"Zoey ??" Panggil Yuna sambil menepuk pelan bahu perempuan itu. Yang ditepuk terperanjat kaget dengan tubuh bergetar karena ada seseorang yang tiba-tiba menyentuh dirinya.

"Hei, tenang. Ini bunda." Ucap Yuna sambil mengusap pelan punggung Luna agar Luna merasa tenang. Setelah dirasa Luna sudah merasa sedikit tenang, Yuna mendudukkan dirinya di samping Luna.

"Kenapa kamu enggak tidur sayang ??" Tanya Yuna lagi masih dengan tangan yang mengusap pelan punggung Luna.

"Terlalu berisik bunda." Ucapnya dengan kepala yang kembali dia tumpukan pada kedua tangannya yang terlipat di atas lutut. Yuna tersenyum miris mendengar jawaban dari Luna. Yuna paham betul berisik yang dimaksud Luna itu seperti apa. Karena Yuna bukan baru mengenal Luna tadi.

"Kamu sering begini lagi ?? Sejak kapan ??" Tanya Yuna pelan. Diam beberapa saat yang sepertinya kesempatan itu digunakan untuk Luna berpikir.

"Sejak kejadian itu dan bunda enggak di sampingku lagi." Jawaban itu sontak membuat Yuna sedikit tertegun. Dia tidak menyangka jika kejadian itu sangat mempengaruhi Luna.

"Zoey capek bunda. Zoey pingin tidur. Tapi terlalu berisik buat Zoey sekedar bisa mejamin mata aja. Bahkan tadi sempat ada sekelebat ingatan yang tiba-tiba datang entah darimana." Ucap Luna parau sambil kembali menutup kedua telinganya ketika suara-suara yang entah darimana itu kembali memenuhi telinganya. Atau lebih tepatnya memenuhi otaknya. Yuna meraih kedua tangan Luna yang menutup kedua telinganya dan menggenggamnya. Yuna usap pelan kemudian menarik kepala Luna agar bersandar di bahunya.

"Kalau begitu, bunda temani Zoey sampai Zoey tertidur ya." Ucap Yuna lembut yang dibalas dengan anggukan oleh Luna.

"Mau permen ??" Tawar Yuna yang membuat Luna menarik tubuhnya sedikit menjauh dari Yuna dan menerima permen yang ditawarkan oleh Yuna barusan. Luna memakannya kemudian tersenyum ke arah Yuna.

"Sini tidur di paha bunda." Pinta Yuna yang langsung dilakukan oleh Luna. Yuna mengusap lembut rambut Luna yang kini berada di pangkuannya. Keheningan mulai menyelimuti mereka berdua.

"Zoey berapa hari belum tidur ??" Tanya Yuna membuat Luna mencoba mengingat-ingat kapan dirinya terakhir tidur.

"2 hari, 3 hari ini. Zoey cuma ketiduran bentar pas latihan, itupun enggak sampai 30 menit." Balas Luna kemudian keheningan kembali menyelimuti mereka berdua. Luna menikmati bagaimana usapan Yuna di kepalanya. Terasa sangat nyaman dan entah bagaimana rasa kantuk mulai menghampiri Luna.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang