1. Awal Kisah

42 8 14
                                    

⚠️⚠️ Visualisasi hanya berlaku di cerita ini. Jangan pernah dibawa ke dunia nyata !!!

Jangan lupa vote 🤗🤗🤗

Dan tinggalkan komentar juga yaa🤗🤗🤗

Biar aku makin semangat ngetiknya 😅😅😅

Nggak maksa sih, terserah kalian aja. Aku nggak bakalan maksa lagi. Sesuai kesadaran dan kemauan masing-masing aja

Happy Reading 💚💚💚

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jasver terbangun dari tidurnya dengan air mata yang membanjiri wajahnya. Dirinya memegang dadanya yang kini terasa begitu sesak. Dia menoleh ke samping dan melihat Naren yang masih tertidur. Dia bingung harus melakukan apa untuk menghilangkan rasa sesak yang ada di dadanya itu. Dia kemudian hanya meraih segelas air yang ada di nakas samping ranjang. Jasver menenggak airnya rakus dan berusaha mengatur nafasnya kembali. Dia kemudian mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata itu.

"Gue kenapa nangis cuma gara-gara mimpi itu ?? Dia siapa sih sebenarnya ?? Ada hubungan apa gue sama dia sebenarnya ??" Gumam Jasver yang masih berusaha mengatur nafasnya.

Jasver kemudian turun dari ranjang dan berjalan menuju ke balkon kamar Naren. Tapi langkahnya terhenti ketika berada di dekat meja belajar Naren. Dia melihat sebuah buku yang pernah Naren baca dan membuat Naren berakhir tak sadarkan diri. Jasver kemudian mengambil buku tersebut dan membawanya ke balkon kamarnya. Dia duduk di salah satu kursi yang ada di balkon dan membuka buku tersebut, dia benar-benar penasaran dengan isi buku itu.

"Ini novel biasa kan ?? Tapi kenapa Naren sampai segitunya pas baca buku ini ??" Gumam Jasver ketika membuka halaman pertama dan membacanya.

Karena pada dasarnya Jasver tidak terlalu suka membaca buku seperti itu, dirinya langsung membuka bagian tengah dari buku itu. Dia membacanya secara perlahan. Tapi ketika dirinya membaca bagian tersebut, dia merasa tidak asing dengan kejadian tersebut. Dia merasa jika dirinya pernah ada di posisi itu, tapi dia sama sekali tidak ingat kapan dirinya berada di posisi seperti itu.

"Kenapa gue merasa dejavu ?? Gue merasa kalau gue pernah ngalami semua itu. Tapi kapan ??" Gumam Jasver yang kemudian memilih untuk menutup kembali buku tersebut dan meletakkannya di atas meja. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi yang ia duduki dan memejamkan matanya kembali. Sekelebat ingatan dari mimpinya tadi kembali terlintas di pikirannya. Membuat dada Jasver kembali berdenyut entah karena apa.

"Hhhhhh apa gue sakit ya sebenarnya ??"


























🌸🌸🌸




































Naren berjalan menuju ke aula dengan sebuah kamera yang menggantung di lehernya. Dia saat ini memang bertugas menjadi panitia yang akan mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung di sana, kegiatan ospek untuk mahasiswa baru. Naren memotret setiap moment dan pergerakannya terhenti ketika melihat salah satu temannya yang saat ini sedang bergerak gelisah. Naren yang melihat hal itu langsung menghampiri temannya itu dengan tatapan bertanya.

"Kenapa Sa ?? Ada masalah ??" Tanya Naren pada Harsa, temannya yang saat ini terlihat begitu panik.

"Acaranya, kayanya acaranya bakalan kacau. Salah satu anak band yang bakalan tampil di penutupan sabtu nanti barusan ngabari gue, katanya dia habis kecelakaan dan kaki sama tangannya enggak bisa bergerak bebas. Gue harus gimana ?? Gue bertanggungjawab buat acara sama anak band. Ini salah gue. Gue yang usulin buat nampilin The Flower, tapi endingnya malah gini." Naren tau benar jika temannya yang sedang berbicara dengannya saat ini memiliki gangguan kecemasan, jadi sebisa mungkin dia ingin membantu temannya ini agar tidak semakin parah dan berakhir membahayakan dirinya sendiri.

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang