five

1.1K 127 8
                                    

Gulf terkejut melihat Mew di ruangan ini dan baru saja membentaknya.

"Phi kau harus menenangkan dirimu" Mark berkata pelan. Dia benar-benar kaget mengetahui Gulf ada di ruangan ini.

"Aku hanya di tugaskan untuk membersihkan ruangan ini tuan" Gulf mencoba mengucapkan kalimatnya dengan tenang.

"Kau kira aku akan percaya denganmu?" Mew tersenyum dengan sinis.

"Mark periksa cctv, dan pastikan tidak ada satupun barang di sini yang hilang" Mew berkata kepada Mark.

Gulf tertegun, dia tau dia hanya lah butiran debu bagi Mew, tapi apa kah Gulf harus menerima penghinaan sedalam ini.

Mark akhirnya pergi dari ruangan itu dan pergi ke ruang keamanan, dia tahu tidak akan baik melawan permintaan Mew saat ini.

"Apapun yang terjadi, kau jangan pernah masuk kedalam" Mark mengingatkan sekretaris Mew yang dari tadi menatap khawatir ke dalam ruangan Mew.

Sekarang hanya Mew dan Gulf tinggal berdua di ruangan ini.

"Phi Mew" Gulf berkata terbata. Ini lah pertama kalinya Mew mendengar panggilan itu lagi setelah empat tahun lamanya.

Gulf meneteskan air matanya. Mata marah Mew menghilang begitu saja.
Mew mencengkram kerah bagu Gulf dan mendorongnya ke dinding.

Mew melayangkan pukulannya dan membuat Gulf menutup matanya. Tapi Gulf tidak merasakan sakit sama sekali. Gulf akhirnya memberanikan diri membuka matanya.

Gulf dapat melihat tangan Mew yang berada di sebelah kepalanya. Mew baru saja memukul dinding di sebelah kepala Gulf, Gulf tidak bisa membayangkan jika dia benar-benar harus menerima pukulan itu.

"Jangan membuatku membenci mu lebih dari ini, brengsek" Mew berkata lagi.

"Sebenarnya apa yang membuat mu begitu membenci ku phi Mew?" Gulf bertanya dengan penuh air mata.

"Apa kau ingin aku tetap bersama mu ketika aku tahu kau tidak pernah mencintaiku?" Gulf semakin menangis

"Lakukan semua yang bisa kau lakukan untuk membalas ku phi Mew" Gulf berkata pelan dan pergi dari sana
.
.
.
.

"Dia tidak melakukan apapun di ruangan ini" Mark berkata sambil memperlihatkan video di ponselnya.

"Gulf bahkan tidak sampai tiga menit berada di ruangan ini" Mark melanjutkan.

"Sebaiknya kau beristirahat di rumah phi Mew, aku akan membatalkan semua jadwalmu hari ini" Mark akhirnya berkata lagi karna Mew masih tidak mau berkata apa-apa.
.
.
.
.

Siang ini Gulf menjemput anaknya ketempat penitipan. Hari ini benar-benar membuat Gulf kelelahan tapi Gulf tahu semua kelelahan nya akan terobati begitu bertemu dengan kedua buah hatinya.

"Selamat siang anak-anak nya papa" Gulf berkata pada anaknya yang sibuk dengan mainan-mainan baru di ruang bermain anak.

Alex dan Natasha menoleh dan berlari begitu melihat sang papa. Laki-laki yang dari tadi menemani si kembar bermain juga ikut menghampiri.

"Kau sudah datang phi Gulf" laki-laki itu tersenyum.

"Iya Win, terimakasih sudah menjaga Alex dan Natasha hari ini" Gulf tersenyum sambil mengendong anak-anak nya.

"Phi Gulf, boleh aku bertanya sesuatu" Win memberanikan diri untuk bertanya. Gulf menatap Win dan kemudian mengangguk.

"Kenapa Alex dan Nata memanggilmu papa padahal mereka adalah adik mu" Win bertanya pelan.

"Aku hanya ingin mereka merasakan punya papa, aku tidak ingin mereka merasakan tidak punya papa" Gulf tersenyum.

Kebohongan yang Gulf ucapkan setiap orang bertanya. Alex dan Natasha adalah anaknya. Anak yang dilahirkan dari perutnya. Tapi Gulf mengakui mereka sebagai adiknya kepada semua orang.
.
.
.
.
.

STAY WITH ME | MewgulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang