Saat di meja makan marco hanya diam, pria paruh baya itu bahkan mengabaikan orang-orang disekitarnya. Hal itu di sadari oleh yang lain terutama lalice, gadis itu bahkan sudah bisa menduga kalau ayahnya kini tengah merajuk karena kejadian tempo lalu.
" mau tambah lagi? ", tawar danilla pada marco
" tidak ", tolaknya
Setelah itu tidak ada perbincangan lagi diantara mereka hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang terdengar.
Lalice melirik ayah, ibu, dan kakaknya. Tidak ada dari mereka yang mau mencoba untuk membuka suara, semua benar-benar hanya fokus pada makanan yang tengah mereka santap. Lalice merasa sangat tidak nyaman dengan keheningan ini, haruskah ia menggebrak meja untuk membuat keributan?
Biasanya gadis ini selalu bisa mencairkan suasana dengan membuat lelucon atau hanya sekedar membuka topik pembicaraan terlebih dahulu, jika kalian ingin tahu lalice ini sangat ahli dalam membuat candaan-candaan receh namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk melontarkan sebuah candaan.
Lalice lalu melirik ayahnya lagi, sudah bisa di pastikan bukan kalau marco memang sedang marah pada lalice, lalu lalice harus bagaimana untuk membujuk ayahnya? Yang benar saja kalau ia harus mengiyakan kemauan ayahnya, ini bukan hal sepele seperti mengalah karena persoalan permen tapi ini soal perjodohan yang harus ia pikirkan secara matang-matang.
Beberapa saat kemudian marco telah menyelesaikan makan malamnya, pria paruh baya itu bangkit dari tempat duduk dan pergi meninggalkan meja makan begitu saja tanpa mengatakan apapun. Bertepatan dengan itu lalice hanya menatap kepergian ayahnya dengan wajah yang di tekuk, apa ayahnya memang semarah itu?
" jadi bagaimana? ", tiba-tiba bright bersuara
Lalice menoleh seketika, " bagaimana apanya? ".
" kau mau menikah atau tidak? "
Lagi-lagi pertanyaan itu.
" kenapa menanyakan hal itu? "
" jawab saja!! ", kata bright
" a-aku tidak tahu ", jawabnya ragu.
" kalau begitu ayah akan terus mengabaikanmu ".
" stttt bright jangan begitu ", seru sang ibu danilla
Bright hanya terkekeh.
" semuanya ada di tanganmu sayang, kau berhak menentukan pilihan ", kata danilla
" lalu bagaimana dengan ayah? Dia pasti akan terus marah padaku "
" ayahmu hanya sedikit kecewa ", kata ibunya
" tapi ayah akan tetap sayang padaku kan? ", tanya lalice dengan wajah memelas
" jangan khawatir, mungkin nanti ayahmu akan mengerti "
" itu kan baru mungkin haha ", timpal bright begitu saja yang tanpa di duga langsung di beri lemparan buah apel oleh adiknya.
" ya ampun lalice ", tegur danilla saat melihat kelakuan anak perempuannya.
" kalau sampai ayah tidak mau berbicara lagi denganku bagaimana bu? ", tanya lalice sendu
" pindah saja sana jangan tinggal di sini ", jawab kakaknya
" ibuu lihat..bright menyebalkan ", rengek lalice pada ibunya
" brightt.. ", ucap danilla memperingati
" aku heran kenapa ayah sangat ingin menikahkan lalice bu, pekerjaan masih sering merengek begitu bagaimana bisa menjadi seorang istri? Yang ada dia hanya akan terus menjadi beban orang lain "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half- Blood Vampire [ HIATUS ]
VampirosLalice mulai ragu kalau hidupnya akan bahagia, kenapa? Usianya masih sangat muda, ia juga masih kuliah, tapi kenapa orang tuanya malah tega menjodohkannya dengan seorang pria aneh seperti jungkook. Seperti tersambar petir gadis itu begitu terkejut k...