Hadiah kecil untuk babyblossom_ 💐💐
⚠️ CERITA INI HANYA FIKSI, TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN DUNIA NYATA
***
Proyek di Busan, proyek di Seoul, dan satu lagi proyek di Jeju. Sungguh, apa bosnya itu benar-benar manusia? Tiga proyek pendirian anak perusahaan ini seperti tiada habisnya. Sumpah, jika bukan karena gajinya yang tinggi, Ji Min akan resign tanpa memikirkan apapun lagi.
Ji Min, sudah berusia dua puluh sembilan, bekerja sebagai sekretaris direktur, gajinya cukup banyak, tapi stres berat karena ditodong agar segera membuat generasi penerus oleh orang tua.
Kenapa harus aku?! Batinnya. Adiknya sudah menikah lebih dulu dan punya dua anak kembar perempuan, lalu kenapa ia masih ditodong juga?!
Setelah proyek ini selesai, Ji Min harus mengambil cuti dan refreshing, entah pergi berlibur ke luar negeri atau hanya sekedar rebahan di rumah, yang penting tidak bertemu pekerjaan dahulu.
Seolah peka dengan derita karyawannya, bosnya akhirnya menyetujui permohonan cutinya. Tanpa babibu, Ji Min segera berlibur ke tempat wisata terdekat karena cutinya hanya tiga hari.
Ada untungnya juga Ji Min mengambil cuti tidak di akhir pekan, tempat yang ia kunjungi tidak terlalu ramai sehingga ia bisa menghirup udara segar lebih banyak. Di langit yang cerah itu, tiba-tiba awan hitam bergumul dan hujan lebat seketika mengguyur. Ji Min, yang tidak bersiap akan cuaca ini, akhirnya hanya bisa berteduh di bawah kuil kecil yang jauh dari keramaian.
Apa bosnya tidak merestuinya untuk cuti? Hujan dan petir ini seperti kemarahan bosnya saat pekerjaannya tidak sesuai rencana.
Hampir dua jam hujan mengguyur, tapi tak terlihat tanda-tanda akan reda. Rasanya seperti anak yang dibuang karena sejak tadi ponselnya juga kehabisan baterai, tidak biasa membawa power bank juga.
Ji Min akhirnya pasrah, kalau memang akhir hidupnya berupa mati kedinginan di sini, ia akan menerimanya, setidaknya ia sudah melunasi cicilan rumah dan mobil.
Ah, sial. Ia ingat tagihan air dan gas harus di bayar dua hari lagi. Hm, kalau ia mati hari ini, tagihannya akan dibayar lunas atau tidak, ya?
Saat memikirkan segala jenis tagihan dalam hidup, Ji Min tidak menyadari akan sosok yang mengawasinya di balik pepohonan. Karena tidak waspada, Ji Min terlambat kabur saat sosok itu menerkamnya dan menindihnya.
Sosok itu adalah seekor serigala berwarna abu-abu, ia menggeram dan Ji Min pasrah jika akhir hidupnya bukanlah mati kedinginan, tapi dimakan serigala.
"Serigala cantik, rasa dagingku tidak enak, yakin tetap mau memakanku?" Tanya Ji min. Walau sudah pasrah, tapi ia takut juga seandainya hidupnya benar-benar berakhir di dalam perut serigala.
Serigala yang sejak tadi menggeram, tiba-tiba menjawab. "Siapa yang mau memakanmu? Aku menangkapmu untuk kujadikan pasanganku!"
Ji Min terkejut, serigala ini menjawabnya? Dengan bahasa manusia?!
"Hah?!"
Tunggu, geraman serigala ini suaranya seperti om-om mesum yang menggodanya saat berkunjung ke sebuah perusahaan untuk mengurus pekerjaan.
Serigala jadi-jadian?!
Ji Min bereaksi dengan meninju wajah serigala itu, tapi yang ada sepasang kaki besar serigala itu menahan tangannya sehingga ia tak bisa bergerak.
Saat hujan bertambah deras dengan kilat dan petir yang saling bersahutan, serigala itu berubah menjadi sesosok lelaki, dengan rambut perak menjuntai dan sepasang mata yang menatapnya lekat-lekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Manusia Serigala
Fiksi PenggemarJi Min. 29 tahun. Single. Sedang fokus berkarir. Belum tertarik untuk menikah. Asyik menikmati cuti, Ji Min malah ketiban sial karena hujan dan digigit serigala jadi-jadian. "Menikahlah denganku!" Ucap lelaki serigala itu. "Kau pikir menikah itu ha...