Baba?

33 1 0
                                    

Tidak peduli pada seruan anak itu. Juna berjongkok menyamakan tingginya, Runa hanya menatapnya bingung "Runa...," panggilnya kemudian "..., ini baba" kalimat itu meluncur begitu saja. Entah mengapa, setelah melihatnya lagi Juna yakin bahwa Runa adalah anaknya. Anak itu mirip sekali dengannya, hanya mata bulat dan lesung pipinya adalah milik Arumi. Rasanya hati Juna berbunga bunga setelah melihatnya dengan seksama. Gadis dihadapannya sungguh cantik

Jaya yang mendengar sontak memelototkan mata "Gila lo Jun, anak orang nih! Jangan ngaku-ngaku. Pake baba baba segala lagi"

Juna merasa tidak terima "Diam!" hentak Juna "Dia anak gue..," desisnya tajam. Jaya makin panik

"Anak dari mana sih bang?" tanya Jaya frustasi

"Nanti gue cerita"

"Apaan?" Jaya makin melotot. Ini abangnya beneran punya anak? "Jangan main-main deh Jun"

Seolah tidak peduli, ia alihkan tatapnya kembali pada Runa. Eksperisnya berubah hangat "Runa, pulang baba antar ya"

Anak itu malah berlari, sembunyi dibalik punggung Jaya "Ojay...," panggilnya sambil megang kaos Jaya

Lantas Jaya berbalik "Cil..," Runa mendongak "Dia baba lo?" tunjuknya pada Juna yang masih setia jongkok

Runa mengerjap polos "Baba,,,?"

"Iya. Ayah lo, bapak, babe gitu" gemas Jaya

Anak itu menggeleng "Luna tidak tahu, tapi.., kata mama Luna tidak bisa ketemu papa"

Juna yang mendengar jadi terenyuh, entah mengapa dadanya terasa sesak sekarang. Sudah selama ini anaknya Runa tidak mendapat peran ayah?

Tapi

Harusnya Juna tahu jawabannya

Sebab, dia yang memutuskan untuk pergi tanpa mau tahu apa-apa

___



Sementara itu

Arumi dilanda panik, tak menyangka ia akan kehilangan putrinya setelah sekian kalinya ia nasehati agar menunggunya ditempat biasa setiap wanita itu akan terlambat menjemput. Arumi tidak punya sanak saudara disini, terlebih tidak ada yang mengakuinya keluarga selama lima tahun. Jadi ia tidak menemukan kesimpulan, dengan siapa anaknya pergi

Arumi ingin melampiaskan kesal juga khawatirnya

Tapi

Entah pada siapa

Alih-alih mengomel pada satpam yang kurang teliti dalam penjagaan atau pada pihak sekolah yang kurang perhatian. Arumi memilih duduk, menenangkan diri, sebab pikirannya sedang kacau jadi ia tidak bisa berpikir tenang

Setelah hening yang cukup lama

Wanita itu hampiri satpam di pos penjagaan

"Pak, ada CCTV kan?" tanya Arumi dengan segenap harap. Ia tunjuk ke sekitar taman samping sekolah. Pri paruh baya dihadapannya terlihat berpikir

"Sepertinya di toko seberang punya yang mengarah ke sekolah bu. Kalau CCTV disini mungkin gak dapat area sana bu...," ucap pak satpam dengan nada pelan serta lega. Akhirnya ada titik terang ia bisa membantu

Lalu keduanya menuju toko seberang. Setelah meminta izin dan menjelaskan permasalahan yang ada, pemilik toko mengizinkan. Lalu dengan penuh harap, Arumi tatap layar monitor didepannya. Bernapas lega ketika melihat Aruna berjalan dan duduk diatas bangku. Matanya menyipit setelahnya saat melihat dua sosok pria mendekati anaknya. Lalu

Jantungnya berdetak tak terkendali. Ia mengira salah lihat, tapi ketika gambar diperbesar Arumi tidak bisa mengelak bahwa orang itu adalah Arjuna

Tapi bagaimana mungkin pria itu ada disana?

Fa-mi-lyWhere stories live. Discover now