Kini lebaran idul fitri sudah tiba. Nura beserta keluarga nya saling halal bihalal. Setiap lebaran mereka mengadakan sesi foto keluarga.
Nura yang menggendong bila anak dari mba fitri dan mas Adi. Mas Adi itu kakak kandung Nura.
"Bila ko cantek bangettt siehhh, uhh gemesss." Ucap Nura sambil menoel pipi bila.
"Atit ante." Jawab bila, bila berumu 3 tahunan jadi bicara sudah lancar.
"Kamu sie gemesin pengen Tante makan."
"No no no. Auk ke ayahh." Rengek bila.
"Ayah mu lagi pacaran sama bunda, kamu ga boleh kesana, ama tante aja ya."
"Ga au, ante akal." Tangis bila.
"Ra, kamu apain sih sampe nangis gitu bila nya?" Tanya ibu.
"Mbah." Ibu mengambil alih gendongan bila.
"Gemuess aku tu, pengen gigit."
"Sana nikah mangkanya." Saut mas Adi.
"Apa sih orang belum lulus juga."
"Kan bentar lagi lulus to?"
"Emang ga kerja hah!" Jawab Nura dengan nada ketus.
"Ya cari suami yg kaya biar ga kerja."
"Gada yg mau gak sama aku, aku ni galak."
"Nah baru nyadar dia." Kekeh mereka semua.
"Sabar ra ntar dateng sendiri kok." Ucap mba Heni. Mba Heni itu kakak dari tari. Ia sudah menikah dan sedang hamil 5 bulan.
"Kalo ga nyasar mba."
"Engga lah."
•
"Huh lelah, dimana mana nanyain nikah nikah nikah teross bosen idup gwe kalo kek gini, emang nya nyari jodoh gampang apa yak. Ya Allah berii hamba jodoh secepatnya biar sodara saya kicep." Keluh Nura di dalam kamar.
"Ah ngantuk gwe, tidur dulu sapa tau besok jodoh gwe datengkan." Nura mulai memejamkan mata nya.
🍿
Seminggu kemudian...
Masjid Al mundiri mengadakan kupatan. Setiap seminggu setelah lebaran. Para ibu-ibu, bapak-bapak, dan anak-anak pun ikut serta dalam kegiatan tersebut.Ibu-ibu pada membawa lontong + sayur. Nura yang membantu ibu-ibu untuk menyiapkan makanan setelah doa-doa selesai.
Acara nya pun berjalan dengan lancar, kini sesi makan bersama.
Nura POV
"Aduh mana ga suka lontong sayur lagi. Mana porsi nya banyak." Gumanku.
Aku duduk di sebelah intan dan di sampingku tembok. Disini yg remaja cuma aku dan intan yang berangkat. Mungkin yang lain ada keperluan.
"Tan mau ga, punya ku?" Tawar ku.
"Ga ah, orang aku aja udah banyak. Gausah di habisin gapapa, paleng ujung-ujungnya untuk pakan ayam."
"Okee." Aku hanya memakan setengah porsi sebab aku juga di rumah sudah makan.
•
"Buk ayok pulang." Bisik ku kepada ibuku.
"Bentar."
"Aku tunggu di depan ya." Ibuku hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Biasa emak-emak suka ghibah dulu.
Aku sedang menunggu ibuku keluar, intan dia sudah pulang dari tadi. Saat mataku melihat sekeliling masjid tak sengaja mataku melihat sosok pria yang pernah ia tolongi waktu itu.
"Apa itu dia?" Batin ku. Pria itu sangat tampan memakai baju Koko putih dan sarung hitam tak lupa dengan peci nya.
Saat aku menatap nya untuk menyakinkan kalau pria itu adalah orang yang aku ditemui waktu itu. Tiba-tiba dia menengok ke arahku.
1 detik
2 detik
3 detik"Astaghfirullah." Aku memutuskan antara kontak mata dengan nya.
"Kenapa harus ketemu lagi sih!" Gerutu ku.
"Heh kenapa kamu." Tanya ibu saat melihat aku bergerutu.
"Engga, ayok pulang. Lama banget sih."
"Biasa emak-emak kalo udah kumpul suka lupa waktu."
Aku tak menjawab nya, ga guna juga ngurusin emak². Aku mulai menaiki motorku dan ibuku duduk di jok belakang.
Saat pas Pasan di depan masjid.
"Duluan nak Zein." Ucap ibuku. Aku membulatkan mataku, mendengar ibu menyapa orang itu.
"Iya Bu." Jawab pria itu
"kenapa ibuku bisa kenal dengan orang itu dan apa 'nak Zein?' apa benar dia Zein yang membuat aku penasaran selam 3 tahun ini?" Aku bertanya-tanya di lubuk hatiku Sambil menyetir.
Aku memberanikan bertanya kepada ibuku. "Buk dia siapa?"
"Kamu gatau? Dia itu yang sering jadi imam di masjid kalo ga ada Mbah mundir."
"Lah masak?"
"Iya, kamu nya aja ya kudet." Whatt emak² tau kudett dong.
"Gimana ga kudet orang aku aja mondok."
"Iya juga ya."
"Huh"
"Raa?" Panggil ibu.
"Hm?"
"Ibu pengen deh menantu seperti nak Zein."
"Uhuk uhuk." Aku terbatuk mendengar ucapan ibuku.
"Kenapa Ra?" Aku menggeleng kepala.
"dia itu baik ra, Sholeh, pinter, udah S1, masihh banyak lagi pokok nya menantu idaman.""Ya terus apa hubungannya sama aku?"
"Kalo kamu mau, ibu bakal bilang ke dia kalo kamu mau jadi istrinya."
"Hah apaan, sapa yang bilang mau, lagian dia udah sarjana, lah aku? Kuliah aja kaga."
"Emangnya kenapa?"
"Biasanya ni kalau udah sarjana cari istri juga harus sarjana. Otak ku aja pas²san beda sama cewe lainnya."
"Kalo jodoh emang kamu mau nolak?"
"Iya kalo jodoh, kalo engga."
"Yaudah bukan jodoh berarti."
Aku tak lagi menjawab ucapan ibuku. Pusing sebenarnya memikirkan ini. Bukan krna kemauan ibu, tapi karna jawaban yang selama ini aku cari, apa sudah terjawab?.
Nura POV end.
Okeeh segitu dluu yaa, maap kosa katanya itu² aja. Soal nya saya males kebanyakan mikir. Kalo kalian tidak paham dengan alur nya, yasudah saya ga maksa kalian harus paham. Saya juga udah bilang kalau ini hanya untuk kesenangan saya aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find out about you
Teen Fictionmenceritakan tentang seorang wanita yang kagum dengan seorang lelaki, tetapi ia tidak tau nama dan orangnya. NURAYSA PUTRI KHALISA nama perempuan yang mengagumi suara indah milik lelaki yang ia tidak ketahui identitas nya. start: 4 Juni 2023