pertemuan

3.7K 35 0
                                    

Halan kini membawa kopernya ke kamar asramanya yang berada diujung koridor. Tangannya membuka kunci pintu lalu masuk ke dalam. Dua kasur terpisah, dua meja, 1 kamar mandi dan satu dapur terlihat ketika Halan melangkah masuk.

Dia segera memilih kasur didekat balkon lalu memasukkan bajunya dan kopernya ke dalam lemari. Ketika sibuk membereskan barangnya, dia menyadari kalo boneka penguinnya bernama Fian tertinggal dirumah.

"Fian gaada! Harus kasih tau aa Hendra" dengan cepat tangan Halan mencari hpnya disaku tapi sayangnya dia baru inget kalo hpnya berada di rumah juga. Bagaimana dia harus menelpon aa nya sekarang?

Ceklek

Ditengah kepanikan itu seorang cowo masuk ke dalam dengan koper hitamnya. Halan yang sudah terlanjur khawatir dengan boneka miliknya dan hpnya langsung mendekat ke arah cowo itu lalu meminta hpnya.

"bang bang minta hpnya bentar bang" ucap Halan membuat cowo itu kebingungan.

"Ngapain?" Tanya nya.

"Hp gua ketinggalan dirumah bang, minta dong hp abang buat telpon aa saya"

"Tapi-"

Halan emosi. Tinggal kasih aja apa susahnya sih?

"Oi anjing kasih cepet hp lo. Gua khawatir ama hp gua" ucap Halan yang emosi. Kalo tadi nya dia masih keliatan baik tapi sekarang tidak lagi.

"Iya iya aelah" Cowok itu mengeluarkan hpnya dari dalam saku celana lalu memberikannya kepada Halan.

Halan segera menggunakan hp itu untuk menelpon aa Hendra. Untung saja aa nya menjawab telpon itu.

"Halo sorry ini siapa"

"AA! FIAN AMA HP ALAN KETINGGALAN DIRUMAH"

"loh dek? Pake hp siapa kamu?"

"PERSETAN DENGAN HAL ITU! ALAN MAU AA ANTERIN BONEKA SAMA HP ALAN KE KAMAR"

"Halan, watch your mouth."

"Iya iya. Cepet anterin hp sama Fian ke sini"

"Aa ga bakal anterin boneka kamu itu kalo kamu ga minta maaf sekarang"

"Iya aa maaffff"

"Aa otw anterin hp sama boneka kamu"

Telpon itu segera dimatikan.

"Nih hp lu bang" Halan memberikan hp tadi kepada pemiliknya yang kini duduk di kasur satunya.

"Lu siapa dan dari jurusan apa btw?" Tanya cowok itu.

"Anu gua Halan Jonavan tahun pertama dari jurusan kedokteran" jawab Halan sambil duduk dikasurnya.

"Hadeh... Bocah sekarang pada kurang ajar" cowok itu menghela nafasnya berat.

"Emang lu siapa?"

"Gua ketua jurusan kedokteran. Maviro Jaehandra tahun keempat"

Mendengar itu Halan kaget. Dia baru saja memaki seniornya?

"Anjing maaf kak tadi ngomong kasar" Halan menunduk

"Aelah sans. Temenan ga nih kita?"

"Boleh"

"Panggil gua Maviro aja gausah pake kak segala"

"Gua panggil Jaehandra deh AWOAKAWOAK" Harsa tertawa kencang.

"Itu nama bapak gua tolol"

"Iya deh maaf"

"Hm"

Mereka lanjut melakukan hal masing-masing.

.

.

.

Beberapa puluh menit berlalu. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

Tok tok tok

"Itu pasti aa lu" ucap Maviro.

"Iya" Halan bangun dari kasurnya lalu mendekati pintu.

Ketika dia membuka pintu, Hendra terlihat berdiri dihadapan sambil tangannya memegang boneka penguin dan hp Halan.

"Nih dek Fian lo" Hendra memberikan boneka dan hp itu kepada Halan.

"Makasih aa ku sayanggg" Halan memeluk bonekanya sambil tangannya memasukkan hpnya ke dalam saku.

"Lu sekamar sama siapa?" Tanya Hendra. Dia bertanya seperti itu karena jika terjadi sesuatu, dia bisa langsung bertanya kepada rekan sekamar Halan.

"Sama Maviro. IRO sini euy aa gua manggil" Halan berteriak memanggil Maviro. Beberapa detik setelahnya Maviro mendekat ke arah Halan.

"Lah? Kak Hendra? Halan adek kaka?" Maviro kaget ketika melihat kalo aa Halan ialah Hendra iaitu seniornya dulu alias senior favoritenya.

"Oalah Iro, kamu sekamar sama adek kakak ternyata. Kirain siapa" balas Hendra.

"Kalian kenal?" Tanya Halan

"Aa mau ngobrol sama Maviro dulu. Kamu masuk ke dalam dulu dek" Hendra sama sekali tidak menjawab pertanyaan Halan membuatnya emosi.

"Iya deh jancok" Halan melangkah masuk kembali ke kamarnya.

"Dek watch your mouth" ucap Hendra dingin tapi tidak dipedulikan Halan.

"Haish bocah itu" Hendra mengeluh. Harsa terlalu banyak ngomong kotor padahal sama sekali tidak diajarkan seperti itu.

"Kakak mau ngomongin apa?" Tanya Maviro.

"Anu.... Gimana ya bilangnya" Hendra bingung harus mulai ngobrol seperti apa.

"Kita ke kafe aja kak ngomongnya kalo gitu" balas Maviro

"Yaudah ayo. Kakak traktir"

Mereka tanpa berlama-lama langsung keluar dari bangunan asrama dan menuju kafe.

.

.

.

"jadi? Mau ngomong apa?" Tanya Maviro sambil menghirup teh lattenya.

"Halan punya masalah"

"Masalah apa?" Maviro bingung dengan apa yang dikatakan Hendra.

"Halan itu bukan anak kandung. Dia diadopsi daddy kakak. Kalo kamu mau tau, daddy kakak temuin dia lagi diperkosa cowok cowok di gang sempit..." Hendra mulai bercerita. Wajahnya terlihat sedih ketika bercerita soal Halan.

Tbc

Si Bocah SangeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang