CHAPTER 19

4.5K 506 129
                                    

Hari sudah pagi namun Leonard masih saja bergulat dengan selimutnya. Mungkin karena pagi ini hujan turun dengan lebat yang membuat Leonard malas untuk bangun pagi.

"Daddy."

"HOAH!" Leonard terbangun, pria itu mengusap dadanya karena kaget. Dia melihat kerah sampai yang ternyata Kay sedang menyengir padanya.

"Dasar anak kecil, ada apa hm?" Leonard mencubit pipi Kay gemas.

"Mommy pelgi kerja, Kay sendiri di lumah mommy Anggelina."

"Lalu?"

"Kay ingin disini belsama bibi latih."

"Kenapa bersama bibi?"

"Kalena dad-dy akan pelgi kelja."

Leonard tertawa gemas, "baiklah."

Leonard turun dari ranjangnya, ia mengambil handuk lalu masuk kedalam kamar mandi.

"Kay tau bibi Ratih ada dimana?"

"Tau."

Leonard menoleh pad Akay sebelum masuk ke kamar mandi.

"Dimana?"

"Di dapul sedang masak belsama bibi yang lain."

Leonard mengangguk lalu masuk kedalam kamar mandi, "tunggu Daddy," ucapnya sebelum masuk kedalam kamar mandi.

Kay hanya mengangguk lalu keluar dari kamar Leonard.

Bocah itu turun menggunakan lift karena capek jika turun tangga di pagi hari.

Sesampainya di lantai dasar Kay menuju dapur namun Ratih sudah tidak ada disana, dan sekarang yang ingin dia tuju adalah kamar gadis itu. Kay langsung pergi ke kamar sang bibi.

Di dalam kamar, Kay tersenyum senang ketika melihat Ratih yang sedang membersihkan tempat tidur. Dengan ide jahilnya, Kay berjalan pelan hingga..

"DOR!"

"Astaghfirullah halazim!" Pekik Ratih kaget.

Kay tertawa terbahak-bahak, "ahahahahhahahahhshahsh..."

Ratih melihat ke arah pelaku. Gadis itu berkacak pinggang melihat Kay.

Ratih menarik hidung Kay, "aaaaa... Jangan ditalik bibi sakit," kalu-nya.

"Biar, siapa suruh nakal hah?" Ratih tertawa.

"Aaaaaaa... Sakit.."

Ratih melepaskan tarikannya, candaan yang tadinya ingin membuat Kay tertawa malah membuat anak itu menangis.

"Astaghfirullah, Kay."

Ratih membawa Kay kedalam pelukannya, "sakit?"

Kay mengangguk sambil melepaskan pelukan Ratih. Bocah itu keluar dari kamar Ratih sambil berlari.

"PAMAN DADD-DY!"

Ratih mengejar Kay yang terus menangis yang sudah masuk kedalam lift.

Ratih terlambat, lift nya tertutup sebelum dirinya sampai. Terpaksa Ratih harus menaiki tangga kelantai tiga kamar utama Leonard.

Serayu | Berlanjut Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang