Hallo semuanya! Call me Lala yaa... 😊
For your information, this is my first time aku menulis cerita.
Udah dari lama aku berniat nyoba buat menulis, dan sekarang aku baru bisa meyakinkan diri untuk membuat dan mencoba untuk menyelesaikan cerita ini. Banyak yang membuat aku ragu untuk mulai, salah satunya gak pede yang menjadi hal terbesar. Semoga cerita dari penulis amatir ini dapat kalian nikmati dengan baik. Salam sayang.
Welcome to Just Called It Love !
Jika ada kesamaan tokoh, alur, dan latar belakang, hal tersebut bukanlah tindak kesengajaan. Atas nama author, saya minta maaf jika terdapat kesamaan dengan cerita-cerita lainnya.
Utamakan Vote 😊
Kritik dan saran diterima :)Selamat membaca, semoga suka 💕
Bising perkotaan dari mobil dan motor yang membunyikan klakson secara bersahutan serta deru kendaraan yang saling balap-membalap agar segera sampai di tujuan masing-masing, mengawali pagi di padatnya kota Jakarta. Semua orang mulai beraktifitas untuk bekerja dan menyiapkan diri untuk menyelesaikan pekerjaan dalam beberapa jam kedepan.
Termasuk seorang perempuan yang seharusnya sudah bersiap diri untuk mengikuti kelas pagi, nyatanya masih berkutat dengan guling didekapannya dan selimut yang menyelimutinya. Cahaya yang menembus jendela itu cukup menyilaukan, namun tidak cukup untuk membangunkan perempuan itu akibat dingin ruangan kamar semakin membuat tidurnya lelap.
Berulang kali dering telepon yang memekakkan telinga berbunyi, hanya membuat dia bergerak mengganti posisi tidurnya. Lagu Super by Seventeen terputar berkali-kali yang cukup menandakan pemilik handphone tersebut menyukai lagu-lagu korea. Lagu semangat itu tidak membuat dia terganggu dalam khusyuk tidurnya.
Hingga gedoran dan bunyi bel apartemen yang dibunyikan berulang kali barulah membuat dia terbangun. Dengan mata yang masih setengah terbuka, dia baru sadar dengan teleponnya yang menunjukkan nama Natasya. Dia kemudian mengangkat telepon tersebut dengan menunjukkan tampang innocent dan wajah kantuknya. Baru saja dia menggeser warna hijau di layarnya, teriakkan Natasya langsung memenuhi pendengarannya dan membuat dia seketika tersadar penuh.
"REA! OPEN THE DOOR!! CEPETAN !" teriak Natasya dari seberang sana yang kemudian langsung dimatikan begitu saja. Mireya pun berjalan dan membuka pintu apartemen miliknya. "Lo daritadi ngapain sih? Don't tell me you just woke up!" Natasya berkata sambil menunjukkan muka kesal dan keringat yang muncul di dahinya.
"Nyatanya gue emang baru bangun" ucap santai Mireya yang bergerak ke arah dapur mengambil minum untuk dirinya dan Natasha yang mengikuti dirinya dari belakang. "Ini udah jam berapa Re, liat dong!"
"Kita kuliah pagi loh ya! Setengah jam lagi kelas Rea!" lanjutnya dengan tekanan, yang menandakan Mireya sangat menguras emosi Natasya dengan mudah pagi ini. "Chill Nat, just chill. Masih setengah jam kan kata lo, dari apart gue ke kampus cuma sepuluh menit kok" jelas Mireya yang semakin membuat jengkel Natasya.
"Whatever, buruan mandi! Gue gak mau kita telat, hari ini ada kuis Pak Broto" lelah Natasya
"HAH!? Kuis si Broto?" panik Mireya sambil tergesa-gesa mengambil pakaian dan menuju kamar mandi. "Gue lupa kuisnya hari ini! Gimana dong?!"
"Lo kira hari apa lagi! Intinya mandi lo harus cepat" greget Natasya sambil memperbaiki riasan tipis di wajahnya yang berantakan akibat usaha membangunkan Mireya.
***
Perjalanan ke kampus yang menghabiskan waktu sepuluh menit digunakan Rea dengan sebaik-baiknya untuk belajar kuis Pak Broto. Ya walaupun sebenarnya hal tersebut tidak terlalu berguna karena waktu yang hanya sedikit ditambah kepanikan Mireya tidak seketika membuat materi kuis dapat teringat dengan baik diingatan Mireya.Mobil yang dikendarai Natasya, saat ini dipenuhi oleh gerutuan Mireya akan kebodohannya yang tidak sempat belajar karena mengira kuis masih diadakan lusa, Mireya sebagai penganut sistem kebut semalam sangat membenci saat-saat seperti ini.
"Lo sih, susah amat dibangunin dari satu setengah jam lalu! Lo bayangin gue telfon dan gedor-gedor pintu lo selama itu. Setidaknya kalau aja lo gampang bangun, lo masih sempat belajar kan" ujar Natasya yang masih melanjutkan kekesalannya dari apartemen Mireya. "Ya kan gue kira beneran lusa, gue santai aja lah"
"Duh gatau deh, fix ngarang nanti pake feeling dan hoki gue" yang dilanjutkan dengan suara Mireya yang mengaduh karena Natasya baru saja menoyor kepala Mireya. "Semoga lo baik-baik aja sampe kelas kelar deh Re" ucap Natasya mendoakan keadaan Mireya karena Pak Broto memang sangat sensitif terhadap ketepatan hadir, bertepatan dengan mereka yang telah sampai di parkiran khusus pengendara mobil.
Dengan segera Mireya keluar dari mobil lebih dulu, lalu berlari dengan cepat agar tidak terlambat dan masih bisa membuka sedikit materi di handphone sebelum kuis dimulai. "Anjing!! Rea tungguin gue woe!" Mireya berlari dengan menghadap belakang sembari tertawa mendengar umpatan Natasya lalu Natasya membelalakan matanya karena kaget serta tidak dapat menahan ketawanya "Rea! Re.. Mampus lo!"
"Ouh! Ish sakit banget" ringis Mireya karena menabrak punggung keras seseorang dan berakhir jatuh dengan cukup keras ke lantai, yang dapat dipastikan akan menghasilkan warna kebiruan. "Eh.. sorry" ucap Mireya kepada laki-laki yang dia tabrak yang kebetulan sedang berjalan menggunakan earphone dikedua telinganya. Mireya mencoba bangun dengan tangan sebagai tumpuan, namun hanya ringisan yang keluar dari mulutnya, sepertinya tangannya keseleo akibat insiden kecil itu.
Mireya menatap laki-laki itu sebagai tanda meminta pertolongan yang hanya dibalas oleh alis laki-laki itu yang menukik melihat keadaan perempuan di depannya, kemudian mendengus dan hanya lanjut berjalan meninggalkan Mireya bersama Natasya yang sedang berlari menyusul.
"Sombong amat, bantuin gue gitu" sungut kecil Mireya yang hanya dapat didengar dirinya sendiri sambil melihat kepergian orang itu.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Called It Love
Romance"Lo cinta sama dia?" "Lo suka dan sayang dia, Mireya" "Mireya, Your feelings are valid" Pertanyaan serta pernyataan yang mudah untuk dilihat oleh orang lain, nyatanya hal yang sulit bagi perempuan yang dilanda kebingungan akan perasaannya sendiri. A...