Jurnal 3: Ketua Kelas

11 5 0
                                    

PENGUMUMAN!! 📢

COVER CERITA INI DIGANTI YA GAIS, KAMU BISA LIHAT MULMED BUAT COVERNYA, BEGITU JUGA DENGAN NADIRA-NYA, KARENA AKHIRNYA AKU UDAH NEMUIN AI ART-NYA NADIRA YANG PUNYA CIRI FISIK YANG AKU MAU, DAN INILAH SOSOK SI PEMILIK JURNAL, NADIRA MAHESWARI!!

COVER CERITA INI DIGANTI YA GAIS, KAMU BISA LIHAT MULMED BUAT COVERNYA, BEGITU JUGA DENGAN NADIRA-NYA, KARENA AKHIRNYA AKU UDAH NEMUIN AI ART-NYA NADIRA YANG PUNYA CIRI FISIK YANG AKU MAU, DAN INILAH SOSOK SI PEMILIK JURNAL, NADIRA MAHESWARI!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CUS AH, TANPA BANYAK CINGCONG, LANGSUNG BACA PART TERBARU. I'M REALLY SORRY FOR BEING LATE, FOLKS... 😭

Badan bongsor gue empasin ke sofa begitu gue selesai ngelepas sepatu, dengan HP yang masih ada di tangan kanan gue dengan suhu yang udah panas karena dimainin dalam waktu yang lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Badan bongsor gue empasin ke sofa begitu gue selesai ngelepas sepatu, dengan HP yang masih ada di tangan kanan gue dengan suhu yang udah panas karena dimainin dalam waktu yang lama.

Pikiran gue berkelana, berusaha nyari petunjuk tentang siapa yang ngirim pesan romantis garing via SMS itu ke gue, tapi rasanya nggak ada orang-orang yang menurut gue "mungkin" buat dijadiin tersangka.

Gue ngerentangin sebelah tangan, dengan sebelahnya lagi nutup mulut gue yang terbuka lebar karena berusaha ngambil oksigen sebanyak-banyaknya buat otak. Sadar kalau gue sangat amat mungkin ketiduran di sini, gue mutusin buat maksain bangkit, wudu, dan salat sebelum tepar di atas pangkuan bebeb gue, alias kasur, dan sejak badan gue menyentuh kasur ini, semuanya jadi hitam dalam pandangan gue, entah dalam beberapa lama.

***

"NADIRA! BANGUN! KEBIASAAN KAMU YA, TIDUR MASIH PAKE SERAGAM! BESOK KAN MASIH PAKE BAJU ITU, KUSUT LAGI GARA-GARA KAMU PAKE TIDUR!" Suara yang sebenarnya nggak cempreng macam toa sih, cuma lebih ke intonasinya yang tegas, dan nadanya naik satu oktaf daripada biasanya, langsung mendistraksi tidur gue.

Tangan gue berusaha ngebantu kedua mata ini buat ngebuka, saking susahnya otot mata gue cuma buat sekadar ngebuka kelopak mata ini. "Eh, Mah? Udah pulang?" kata gue dengan suara khas bangun tidur.

"BANYAK BASA-BASI KAMU! BURUAN BANGUN! ITU BAJU UDAH KUSUT BEGITU!" seru Mama sambil colek-colek badan gue.

"Ya Allah Ma, nanti kan Dira setrika kok. Santuy dong, Mamanya Dira yang cantik. Kan baru pulang kerja ini," kata gue setelah berhasil duduk dan masang senyum termanis ke Mama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jurnal Si Nona Hulk [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang