Selamat membaca 😁
Saga tengah melihat satu persatu lamaran yang masuk. Sudah hampir setengah lamaran yang dia periksa. Namun, dia masih belum menemukan kandidat yang cocok untuk menjadi asisten pribadinya.
Sampai akhirnya, kedua matanya melebar saat melihat nama salah satu pelamar yang masuk.
Sakura Chizu Akiara.
"Sakura?!"
Karena takut salah orang, pria itu sampai mengeceknya dua kali.
Dan setelah memastikan bahwa orang itu benar Sakura yang dia kenal, Saga segera memanggil manager untuk datang ke ruangannya.
"Anda memanggil saya, Pak?" tanya Manager saat tiba di ruangan Saga.
"Suruh dia datang ke kantor besok." Saga menyodorkan surat lamaran milik Sakura.
Manager melihat biodata Sakura.
"Baik. Saya akan memintanya untuk wawancara besok," ucap Manager.
"Tidak perlu wawancara. Langsung suruh dia untuk masuk kerja," pungkas Saga.
Manager tampak heran dengan Saga.
Pasalnya, Saga yang dia kenal adalah orang yang sangat teliti dalam segala hal. Dan Saga juga tidak mungkin merekrut orang sembarangan. Dia pasti akan melakukan wawancara, dan menyeleksinya terlebih dahulu sebelum memilih karyawan. Tapi kenapa sekarang Saga justru menerima karyawan tanpa melakukan wawancara?
"Anda yakin, Pak?" Manager memastikan.
"Kamu meragukan pilihan saya?" tukas Saga datar.
"Ah! Saya akan segera mengirim email ke asisten pribadi Anda yang baru," ujar manager gugup.
Sedangkan Saga hanya membalasnya dengan deheman.
Saga menyandarkan punggungnya dan menatap langit-langit kantor dengan tatapan menerawang jauh ke depan.
"Akhirnya aku menemukan kamu."
*****
"Ini serius?!" Sakura seakan tak percaya ketika membaca email dari perusahaan tempat ia melamar pekerjaan.
"Kenapa, Ra?" tanya Felisa heran kala melihat ekspresi wajah sahabatnya yang tampak syok.
Sakura yang semula menatap laptop beralih ke arah Felisa yang berbaring di sebelahnya. "Gue diterima kerja," ungkap Sakura.
"Bagus, dong. Terus kenapa ekspresi lo kayak gitu?"
"Masalahnya, besok gue langsung disuruh masuk kerja," ucap Sakura.
"Lah? Justru itu yang diharapkan semua orang. Lo harusnya senang."
"Seneng sih iya. Tapi kayak aneh aja rasanya."
"Masa iya perusahaan besar merekrut karyawan nggak diwawancarai dulu," imbuhnya.
"Kalau gue mah bodoh amat. Yang penting gue udah diterima kerja. Ngapain pusing-pusing mikirin begituan?" ujar Felisa tak acuh.
"Lagian, mereka juga nggak mungkin sembarangan milih orang. Sebelumnya mereka juga pasti udah menyeleksi lamaran yang masuk," sambungnya.
"Mungkin aja lamaran yang lo kirim paling meyakinkan mereka. Makanya mereka milih lo."
Sakura termenung seakan tengah memikirkan sesuatu.
"Orang lain mah bersyukur bisa lolos dengan mudah. Lo malah minta dipersulit," celetuk Felisa.
"Bukan gitu."
"Udahlah, nggak usah dipikirin. Mending sekarang lo siapin barang bawaan lo buat besok," kata Felisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rasa ✓
RomanceSakura tidak pernah menyangka jika orang yang akan menjadi atasannya ternyata adalah mantan suaminya. *** Saga dan Sakura memutuskan untuk menikah setelah mereka lulus SMA. Sayangnya, pernikahan mereka tidak bertahan lama. Karena ternyata menikah mu...