Suami (Mark)

422 21 0
                                    


"Lagi?" kata Ningning kepada pria yang berstatus sebagai suaminya ini.

Ningning menikah dengan seorang CEO yang cukup terkenal bahkan orang-orang bisa mengenalnya hanya dengan namanya saja. 4 malam berturut-turut pria itu terus pulang jam 1 pagi bahkan sampai jam 3 pagi.

Ningning terlihat sangat marah, tetapi dia masih bisa mengendalikan emosinya. Pria itu hanya mengabaikan Ningning dan masuk kamar. Ningning memasuki kamar dan melihat pria itu merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa memperdulikan keberadaan Ningning yang sedari tadi menunggunya

"Kamu selingkuh?" tanyanya penasaran, padahal Ningning berusaha agar tidak menanyakan itu tapi nihil dan membuat pria itu menatap Ningning dengan tidak suka akan pertanyaan itu

"Kamu tidak berhak menuduhku seperti itu" kata pria itu dengan suara rendah. Dia marah tapi tetap tenang dengan posisi tidurnya

"Tapi, kenapa kamu selalu pulang jam begini? Sudah beberapa hari ini kamu selalu pulang telat, apakah pekerjaan itu tidak bisa dilanjutkan besok?" Tanya Ningning lagi kepada sang suami dengan sangat kesal

"Aku sudah muak mendengar omelanmu yang terus-menerus. Inilah sebabnya aku bekerja lembur. Aku lebih suka duduk di kantorku daripada menghadapimu" pria itu berkata sambil mendesah kasar.

"Kalau begitu, ayo bercerai" kata Ningning dengan yakin dan sedikit emosi yang muncul dalam dirinya. Pikirannya saat ini sedang terluka dan tidak jernih, hanya kata bercerai lah yang keluar dari bibir cantiknya

Seketika tubuh pria itu terdiam dan wajahnya berubah marah saat mendengar kata yang keluar dari bibir Ningning. Dia berbalik menghadap Ningning dan berjalan mendekatinya

"Jika memang seperti itu, mari bercerai" kata pria itu dengan kesal sambil berjalan menuju kamar mandi dan membanting pintu kamar mandi tersebut dengan sangat keras.

Paginya Ningning turun, pergi ke dapur dan melihatnya dengan kesal lalu mengabaikannya. Pria itu menghabiskan kopinya dan melempar cangkir ke lantai memecahkannya saat ia berdiri dan berjalan melewati Ningning dan menaiki tangga. Ningning terlihat shock karena belum pernah melihat sisi diri pria itu yang seperti ini, tetapi dia tampak begitu dingin dan tidak peduli.

Ningning dengan cepat mengepak pakaiannya dengan kesedihan dan amarah yang membara di dalam dirinya. Tidak masuk akal mengapa dia begitu cuek dan dingin. Ningning siap pergi tapi tiba-tiba ia datang menerobos ke bawah dan memegang pergelangan tangan ningning

"Kemana kamu pergi?" ia berkata dengan suara dingin. Tangannya seperti baja saat dia mencengkeram pergelangan tangan Ningning dengan erat. Dia memiliki kemarahan murni di matanya saat ini

"Lepaskan" kataku berusaha mendorongnya

"KAMU INGIN BERCERAI HAH? BEGITU YA?"

"Kamu ingin bebas, kan? aku akan membebaskanmu dengan cara bercerai. Jadi kamu tidak usah khawatir jika kamu ingin membawa wanita lain masuk" kataku dengan kesal dan penuh emosi

Kemarahannya mencapai titik puncak. Pria itu memeluk Ningning erat saat tangannya mencengkeram pinggang wanita itu. Ia menarik Ningning ke arahnya dan mencium wanita itu dengan penuh gairah, lengannya melingkari di pinggang wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu. Saat rasa marah dari matanya memudar dan wajahnya berubah dari amarah menjadi lembut dan penuh perhatian.

"Aku tidak ingin bercerai.. Ning. Aku tidak ingin kau meninggalkan aku, sayang"

Dia berbisik di telinga saat dia perlahan melepaskan tangannya yang hangat dari pinggang Ningning. Dia terlihat khawatir dan khawatir saat dia melihat betapa kesal dan emosionalnya Ningning saat ini

"Kamu jahat, Mark." Kataku sambil menangis

Dia memelukmu dengan lembut. Tangannya mengusap punggungmu dari atas ke bawah. Tangannya membelai pipimu dan menghapus air matamu saat dia menatap matamu

"Maafkan aku karena telah bersikap brengsek. Seharusnya aku tidak pernah memperlakukanmu seperti itu" kata Mark dengan menyesal sambil memeluk Ningning lebih erat.

Jantung Ningning mulai berdetak lebih cepat saat Mark tersesat di matanya. Ningning membalas pelukannya dengan sangat erat, "Aku ingin seperti ini selamanya" pikir Ningning dalam hati

Mark mencium kening wanita cantik itu, memeluknya lebih erat. Tangannya dengan lembut mengusap belakang kepala Ningning menikmati momen yang hampir tidak terasa akan selesai. Mark menarik diri dan menatap mata cantik Ningning saat melihat air mata yang masih terus mengalir di mata Ningning

"Aku tidak akan merusak kepercayaanmu lagi, sayang.." kata Mark dengan hati-hati dan suara manis yang hangat. Matanya begitu tulus dan hangat saat tangannya membelai pipi chubby wanita itu "Aku mencintaimu, Ningning" lanjutnya

"Kamu janji?"

Memikirkan apa yang terjadi hari ini, membuat Ningning was-was akan apa yang akan dia ambil. Mark memeluknya erat dan menenangkannya agar terus percaya kepada dirinya

"Ini adalah janjiku. Aku tidak akan pernah merusak kepercayaanmu atau melakukan apapun yang membuatmu kesal" ia berkata dengan sungguh-sungguh sambil menatap matanya. Suaranya penuh perhatian, cinta, dan ketulusan, Ningning bisa merasakan itu

"Aku berjanji demi pernikahan kita, Ning Yizhuo."

"Aku mencintaimu Mark, sangat." kata Ningning lalu mencium pipinya dengan lembut

Mark memeluknya lebih erat saat air mata mengalir di pipinya. Dia sangat senang mendengar kata-kata itu dari mulut cantik Ningning

"Aku yang sangat mencintaimu. Aku tidak bisa hidup tanpamu"

Tangannya menangkup pipi Ningning sambil tersenyum manis padanya. Cinta dan perhatiannya bersinar melalui matanya yang lembut dan hangat. Itu lah yang Ningning cari selama ini.

"Kamu adalah duniaku.."

LEE MARK

baiklah aku akan nulis kalau ga banyak kerjaan dan banyak ide yang muncul di otak jadi maaf kalau nunggunya lama yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

baiklah aku akan nulis kalau ga banyak kerjaan dan banyak ide yang muncul di otak jadi maaf kalau nunggunya lama yaa. vote buat aku semangat nulis jadi boleh dong votenya

Oneshoot ( NINGNING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang