06: Pemburuan

31 5 0
                                    

Endru dan Danu tidur dalam satu ranjang, setelah beberapa hari mereka tertidur tidak jelas mereka akhirnya bisa tidur dengan nyenyak dan hangat.

Hanya ada beberapa orang saja yang tidur di kapal, selain Endru dan Danu, ada juga Baron, Smith dan 2 orang awak kapal yang saling berjaga. Ed dan para awak kapal sisanya lebih suka berkemah di alam terbuka. Danu tertidur sangat nyaman, bahkan ia mimpi bertemu ibunya. Sampai-sampai ketika ia bangun. Ia merasakan pipinya basah, ia menangis. Danu langsung mengelap air matanya.

Danu  bangun dari tidurnya, menguap kecil, kemudian melihat ke arah jendela yang terdapat di kamar itu. Pantulan sinar matahari di atas air yang bergerak-gerak. Seolah tengah berpesta. Burung-burung yang terbang bebas di angkasa seolah menikmatinya. Danu kemudian membangunkan Endru yang masih tertidur. 

"Endru, bangunlah. Sudah pagi." kata Danu sembari mengguncang pelan lengan Endru. Endru menggeliat dan merapatkan selimutnya. Terlalu nyaman untuk di tinggalkan.

"Eughh. Sebentar Bun. Endru masih ngantuk." kata Endru.

"Endru, bangun!" kata Danu dengan sedikit mengguncang bahu Endru lebih keras. 

"Eughh, kakak." kata Endru sambil mengucek matanya. 

Danu melewatkan salat subuhnya. Ia terlalu nyenyak tertidur. Danu menuntun Endru keluar kamar, setelah sebelumnya mereka melipat selimut yang mereka gunakan Danu merapikan seprai agar terlihat lebih rapi. Ketika mereka sampai di luar kapal, terlihat para awak yang tengah mempersiapkan senjata mereka. Danu bertanya-tanya untuk apa senjata-senjata itu? 

"Psst. Endru, kamu tau tidak? Untuk apa mereka menyiapkan senja." tanya Danu setengah berbisik.

"Mereka akan berburu ikan." kata Endru dengan polosnya.

Danu hanya mengangguk sebagai mengerti. Tentu saja, mereka pemburu, pasti ada sesuatu yang mereka cari. Entah apa itu tapi Endru bersyukur atas itu, karena secara tidak langsung. Mereka akan membantu Danu dan Endru pulang. Danu dan Endru menghampiri Smith, Ed dan Baron yang tengah berkumpul. 

"Oh, kalian sudah bangun? Bagaimana tidur kalian, nyenyak?" tanya Ed berbasa-basi.

"Iya." Jawab Danu singkat.

"Kalian sarapan lah dulu. Minta ke paman yang di sebelah sana untuk memberi semangkuk gandum." kata Smith. Danu mengangguk sebagai jawaban.

Danu menuntun Endru menuju paman yang tadi di tunjuk Smith, ternyata ia tengah memasak bubur gandum. Mereka pergi, memberi ruang kepada Smith yang sepertinya tengah membahas masalah yang penting. Mungkin karena sebagian awak kapal orang luar yang terbiasa sarapan dengan gandum atau roti. Aromanya sungguh menggugah.

Danu tidak terlalu suka gandum sebenarnya. Tapi, sepertinya itu tidak berlaku kali ini. Setelah meminta semangkuk bubur gandum pada paman itu, Danu mengajak Endru duduk di dekat api unggun yang hanya tinggal arang-nya saja. Mereka menikmati sarapan sambil melihat ke arah para awak yang tengah bersiap, ada juga yang tengah menikmati sarapannya. Danu menengok ke samping, tepat dimana Endru makan. Ketika matanya melihat ke bawah. Ternyata sendok yang dipegang Endru terjatuh. Danu menyimpan mangkuk yang memang sudah habis isinya. Mengambil alih mangkuk yang di pegang Endru.

"Biar kakak yang suapi ya, Aaa." kata Danu sembari mengambil sesendok bubur gandum. Endru membuka mulutnya lebar-lebar. Danu memasukkan bubur itu dengan hati-hati. Endru mengunyahnya dengan senang.

Endru tidak terlalu terbiasa menggunakan sendok. Jika makanan yang bisa digenggam tangannya itu jauh lebih mudah. Ketimbang harus menggunakan sendok atau alat makan.

✈️✈️✈️

Setelah selesai sarapan, Danu dan Endru berkumpul dengan yang lain. Para pemburu sudah terlihat seperti pemburu dengan pakaiannya yang bisa menyamarkan mereka di balik pohon. Membawa senjata, badan yang tegap dan kokoh. Wajah mereka terlihat menyeramkan. Ed menghampiri Endru dan Danu, memberikan rompi dengan ukuran besar dan belati untuk Danu.

Way Back Home [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang