4. With u

109 4 0
                                    

Happy Reading🐾



Sudah 5 kali keliling Sadewa dan Zee berlari lari kecil di lapangan luas taman dekat Apartemen Sadewa. Disana memang cukup ramai orang yang sedang berolah raga atau sekedar duduk saja. Zee berupaya keras untuk selalu menyamakan larinya dengan Sadewa. Dia selalu cemberut setiap kali Sadewa dengan tega meninggalkannya.

"Sayang agak pelanin dikit dong larinya" bisik Zee sesampai disamping Sadewa. Terdengar decakan kecil dari sang empu namun dia melakukan yang dikatakan Zee.

20 menit kemudian Zee memegang lengan lengan berotot sadewa. Sambil terengah-engah tanda ia membutuhkan istirahat. "Udah yuk yang, duduk dulu" bujuk Zee memelas.

Sadewa memperhatikan Zee yang pipinya sudah memerah dan keringat di lehernya membuat ia semakin mempesona. Tak jarang tatapan para lelaki terarah padanya. Sadewa memejamkan matanya sebentar meredamkan emosi yang tiba-tiba muncul. Lalu dengan cepat dia menarik Zee ke salah satu bangku disana.

"Tunggu disini"

"Eh-" Zee memperhatikan Punggung Sadewa yang meninggalkannya. Sesuai perintah Zee tetap menunggu disana.

Tak berapa lama Sadewa kembali dengan menenteng dua botol Air mineral dan langsung memberikannya satu. "Makasi sayang"

"Hm"

Sadewa mengernyit melihat gelegat Zee yang semakin merapatkan duduk dengannya. Dan sekarang mereka tak berjarak. Seolah peka dengan tatapan sang kekasih Zee pun mendongakkan kepalanya menatap Sadewa, lalu menyengir lucu.

"Aku ga bau kan sayang?" Tanyanya polos.

Sadewa memutar bola matanya malas lalu mengedarkan pandangannya kearah lain. Zee mencebikkan bibirnya ikut menatap kearah lain. Lalu ia salfok kearah cewek cantik yang sedang berlari sendirian, tiba tiba rasa insecurenya muncul. Dengan pelan ia menatap Sadewa lagi, entah Zee lihatnya Sadewa juga sedang menatap cewek itu tanpa berkedip.

Terlanjur cemburu Zee dengan gerakan cepat berdiri dan melangkah menjauh dari Sadewa. Kebiasan buruk Zee itu kalo kesel atau ngambek dengan Sadewa pasti diam saja, dan tiba tiba nangis sendiri. Karna demi apapun Zee tidak bisa marah dengan Sadewa.

Sadewa mengerutkan keningnya melihat Zee tidak ada disampingnya. Dia tidak fokus sama sekali karna memikirkan masalah yang ia dan teman-temannya bicarakan tadi malam, sehingga Sadewa melamun tak memperhatikan Zee yang bergerak disampingnya.

Sadewa bangkit lalu berjalan mencari Zee, dalam hatinya merasa aneh karna Zee tidak mungkin meninggalkannya tanpa pamit sedikitpun. Ada apa dengan anak itu? Batin Sadewa.

Karna tak juga menemukan Zee, Sadewa mengeluarkan Handphonenya berniat menelpon Zee. Namun sebelum menekan nama Zee, Sadewa menangkap gadis yang ia cari duduk di dalam tenda makanan bertulikan 'Bubur ayam'. Dengan cepat Sadewa berjalan kesana.

"Iya pak, padahal saya udah perfect gini kan pak tapi dia tetep lirik cewek lain. Mau nangis aja rasanya saya tuh pak. Padahal saya udah jaga mata jaga hati banget"

Sadewa yang niatnya ingin memarahi langsung urung mendengar curhatan Zee dengan wajah murunnya berbicara kepada bapak pedagang bubur disana. Kebetulan hanya dia yang membeli disana. Sang bapak penjual mendengarkan dengan seksana gadis cantik itu. Lalu sesekali menyemangatinya.

THEIRRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang