3. Sadewa

113 4 0
                                    

HAPPY READING🐾

"Akhirnya bapak Sadewa datang juga" sambut seorang pria bertindik di telinga kirinya heboh.

"Alay njir" balas cowok berambut kriwil memandang pria bertindik tadi sengit.

"Suka suka gue lah" sowot Topan aghibfaresta yang sering dipanggil Topan. Si pria bertindik.

Farraz pradiska memutar bola matanya malas melihat kearah Topan yang ia sebut alay. Memang diantara temannya yang lain Topan sangatlah Hyper dan receh abis.

"Pasti babang Sadewa balik dari rumah yayang Zee nih" goda Topan saat Sadewa sudah duduk di sebelahnya.

"Kepo bet dah lo" bukan Sadewa yang jawab. Itu suara Ghazi biello sauqi yang sedang mengisap rokoknya.

"Iya dongg, sebagai supporter pasangan no 1 di SMA Merpati gue kepo pake banget apa yang udah mereka lakuin hari ini" ucap Topan antusias melihat kearah sadewa yang hanya memasang tampang lempengnya. Tak tertarik sama sekali.

"Brisik" nah kalo ini Alan diaz abraham yang membuka suara. Sedari tadi dia hanya bermain hp namun telinganya masih mendengar percakapan temannya.

"Iss abang Alan ga asik dehh" cemberut Topan sok imut membuat farraz langsung melemparkan kulit kacang ke wajahnya.

"Sok imut lo tai" sarkas Farraz yang di balas acungan jari tengahnya oleh Topan. Ghazi hanya menggeleng gelengkan kepalanya saja. Sudah sangat sering dia melihat pemandangan itu. Farraz si emosian dan Topan yang selalu bertingkah.

Topan itu anak bungsu dari keluarga yang harmonis. Dia selalu dimanja karna kakak kakaknya sudah punya keluarga sendiri. Jadi hanya dia yang menjadi pantauang keluarga. Juga diantara mereka Topan lah yang lahirnya paling terakhir alias dia yang paling kecil disana. Walau beda bulan saja. Makanya dia itu sering bertingkah layaknya masih anak anak.

Berbeda dengan Farraz yang merupakan anak sulung. Dia sudah terbiasa hidup mandiri dari kecil, tidak suka jika bergantung dengan orang lain. Sebisa mungkin dia bahkan tidak ingin orang lain terlibat dengan urusannya. Entah apapun itu. Namun semenjak memiliki sahabat dia mulai terbiasa menceritakan hal hal yang membuat ia terbebani.

Sedangkan Sadewa, Alan, dan Ghazi? Ah nanti saja kita bahas tiga orang itu.

Drrttt drrttt

Ponsel dalam saku Sadewa bergetar. Dengan cepat Sadewa mengeluarkan ponsel itu.

Syayang💗 is calling..

"Pasti calon masa depan yang nelpon" goda Topan lagi melihat ekspresi Sadewa.

Ya, Zee lah yang menelpon.
Jangan mengatakan Sadewa itu sweet dengan menamai kontak zee seperti itu. Karna faktanya zee lah yang menamai kontaknya sendiri.

"Hm" jawab Sadewa setelah menggeser tombol hijau. Dia berjalan menjauh dari tempat teman temannya. Kalau tidak, maka Topan akan semakin berulah.

"Sayang udah sampe?" Tanya Suara lembut yang sedikit serak diseberang sana.

"Udah"

"Nongkrong ya?"

"Iya"

Terdengar suara menguap kecil dari sana membuat Sadewa sedikit gemas. Dia mengecek jam tangannya 22.28 pantas saja gadis ini sudah mengantuk.

"Tidur" ucap Sadewa. Dia tau gadis ini tak bisa begadang, tapi juga tidak bisa tidur sebelum mendengar suaranya. Begitulah faktanya bukan Sadewa yang ge-er.

THEIRRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang