01. Awal

8 2 1
                                    

Mahasiswa sedang serius mengerjakan tugas dari dosen.
Tidak terkecuali 6 sahabat yaitu Sadne, Elyer, Anze, Trizie, Azyo, Nazer.
Sedari tadi tugas rampung hingga rasa bosan mulai menggerayangi fikiran mereka.

"Tukk..!" Seorang melempar kertas gulungan ke punggung Sadne, ia pun menoleh.

"Ada apa Elyer?" Sadne menoleh ke arah Elyer.

"Aku sudah selesai, keluar yuk," Elyer mengerlingkan matanya menatap pintu keluar kelas. Bosan itu yang ia rasakan.

Sadne mengangguk, Trizie yang menyadari lalu berbisik pelan.
"Yang terpenting tugas sudah selesai, kelas membuat ku bosan." Trizie mengemaskan peralatan belajarnya.

Sadne, Elyer, Trizie, Nazer, Anze, Azyo bergegas pergi setelah mengumpulkan tugas dari dosen.

Ketika mereka sampai di perbatasan kampus dengan padang rumput yang luas di batasi oleh pagar jaring bertegangan listrik 1.000 volt. Perhatian Sadne tertuju pada rumput bergoyang di balik pagar itu.

"Apa yang membuat mu tertegun? Oh ayolah, itu hanya pekarangan liar." Azyo merangkul Sadne.

"Aku heran, kenapa batas pagar ini di isi tegangan listrik ? Bikin penasaran."

"Kau benar Sadne, hingga kini tak ada seorang pun yang tau hal mengejutkan apa di balik pagar besi itu."

"Suatu saat, aku, kita akan menyelidiki tempat ini, kalian setuju?" Nazer beropini membakar rasa penasaran sahabatnya.

"Setuju!" Jawab mereka serempak, bersemangat.

Lalu mereka mulai menatap padang rumput itu dengan lekat.

Tak lama Roe menatap mereka penuh curiga.
"Zona -X ?! Apa yang mereka fikirkan?"


***

"Kalian tidak boleh memasuki wilayah Zona-X! Apa yang ada di pikiranmu kawan? Mundur atau kalian akan menyesal!" Roe salah satu mahasiswa satu jurusan dengan Sadne namun berbeda kelas, memperingati Sadne dan kawanannya.

"Apa maksudmu?" Trizie menoleh ke arah suara.

"Zona-X ? Tempat itu?" Sadne semakin penasaran lalu menghampiri Roe.

"Iya, konon kata salah satu dari mahasiswa kita tempat itu sangat berbahaya, sebab...." Penjelasan Roe terhenti ketika

"Apakah kami harus percaya perkataan orang yang bahkan tidak pernah berbincang sebelumnya? Semacam jebakkan?" Perasaan tersirat dari Elyer tertangkap oleh Roe.
Roe merupakan lelaki dengan kemampuan istimewa. Yaitu "membaca fikiran alam bawah sadar"

"Ah, Aku tak seharusnya memberi kabar burung yang tak jelas," Roe mencibir lalu beranjak pergi.

"Roe! Kita butuh penjelasan mu kawan." Nazer menghentikan langkah Roe.

"Percuma! Sedangkan di antara kalian mulai mencurigai aku." Roe melirik Elyer dengan tatapan sinis.

"Elyer, jaga hati dan firasat mu. Roe merupakan salah satu dari sekian banyak Mahasiswa dengan kemampuan Sixth Sense," bisik Sadne

"Asal kalian tahu , banyak korban yang berusaha memecah teka-teki dari tempat itu. Sebagian besar dari mereka terkena serangan teknologi canggih," Roe menjelaskan.

"Omong kosong, kalian lihat bukan? Pandangan kita tak jauh dari padang rumput itu, bersih tak ada darah atau semacamnya, jadi mana bukti atas penjelasanmu Roe?" Trizie membantah asumsi Roe.

"Zie! Mulut di filter dong, jangan asal omong kau mau menambah teman atau musuh?" Nazer menahan rasa angkuh Trizie.

"Kalian berhak percaya atau tidak dengan apa yang sudah ku jelaskan, jangan menyesal jika kalian tak bisa kembali dari ZONA-X. Terlebih lagi, aku tau bagaimana cara masuk ZONA-X tanpa harus melewati pagar bertenggangan 1.000 volt."

"Di mana?" Anze antusias.

"Atas dasar apa info ini berguna bagi kalian? Cukup basa-basinya. Selamat tinggal."

"Gunanya anak itu untuk mengkritisi kita ya? Penjelasan pendek, setengah-setengah," Azyo mencibir.

"Tapi itu sudah bisa memberi kabar angin segar dari ZONA-X."

Sadne, Elyer, Trizie, Nazer, Anze, Azyo Mahasiswa Kampus Mega Buana jurusan Teknologi dan Matematika.

Di pekarangan belakang kampus merupakan padang rumput yang luas, namun di kelilingi oleh pagar listrik bertegangan 1.000 Volt.

Apakah padang rumput itu hanya suatu hal yang biasa, atau kemungkinan lain?
SAZEELYAZER, petualangan enam sahabat, di mulai!

Zona-XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang