04. Mimpi

7 0 0
                                    

Suara dering telepon seluler milik Anze berbunyi nyaring. Lalu terdengar suara dari seberang telepon.

"Kau di mana sekarang, Anze?" Nazer khawatir.

"Sedang dalam perjalanan, sebentar lagi sampai."

"Cepat lah, ini sudah terlalu larut."

"Baik lah, bagaimana dengan yang lain? Apa kah sudah tidur?" Anze bertanya balik.

"Kita mau lembur, ada yang mau dibahas."

Nazer,  Azyo, Sadne, Elyer dan Trizie sudah berkumpul di rumah Sadne. Mereka berencana untuk membahas misi menguak kawasan Zona-X.

Tak lama kemudian Anze sampai di rumah Sadne.

"Maaf sedikit terlambat" Anze menyapa kawan kawannya.

"Telatt banget kali'."  Trizie terkekeh pelan.

"Tentu bukan untuk bertemu Roe, bukan?" Azyo curiga.

Anze menghela nafas dengan berat "Memangnya ada yang salah kalau aku baru saja menemui nya? Hey, ayolah, apa salahnya jika Roe ikut dalam misi rahasia ini? Lagi pula dia bisa memberi informasi tentang keadaan Zona-X."

Azyo menepuk pundak Anze dengan keras "Kalau kau baru saja bertemu dengannya tanpa memberi kabar pada kami, kau pengkhianat, Anze!"

"Bagaimana kalau Roe menjebak kita semua?" Sambung Trizie.

Anze menenang kan sahabat nya "Aku yakin dia bukan orang yang seperti itu, sudah lah, tidak perlu khawatir."

"Arrgghhtt..!  Kau memang selalu menganggap enteng segala hal!" Azyo kesal sembari menarik kerah baju milik Anze.

"Tenang Zyo!" Sadne berusaha melerai mereka berdua.

"Mungkin Anze ada benar nya juga, ada baiknya Roe ikut gabung dalam penyelidikan kecil ini. Setidak nya Roe bisa memberi sedikit petunjuk" Nazer mencoba menenang kan.

"Ya, ada baik nya kita ajak Roe bergabung" Sadne menambah kan.

"O...oke, kalau kalian sepakat. Tapi, kalau Roe membuat gagal rencana kita, aku tidak akan tinggal diam" Azyo menunjuk wajah Anze.

"Oke, setuju" Anze mengangguk mantap.
Nazer, Azyo, Sadne, Elyer dan Trizie bersiap untuk istirahat dengan hati yang sedikit mengganjal, sebab harus menerima Roe dalam penyelidikan. Namun, Anze memang ada benarnya, Roe dapat memudahkan misi mereka.

                                                                ***

     Padang rumput Zona-X ber irama deru angin yang kencang. Di sebuah ruangan bertuliskan DANGEROUS UNIT CENTER BVIX terlihat seorang gadis sedang melihat tumpukan berkas. Mata nya tajam memandang ke arah pintu keluar.

"Ini tidak bisa dibiarkan...."

Tengah malam Sadne terbangun lalu menangis, karna dia bermimpi salah satu dari mereka akan menjadi korban dari ledakan bom ketika sedang menyelidiki kawasan Zona-X. Lalu Sadne beranjak keluar dari kamarnya dan berdiri di beranda kamar menangis tersedu.

"Sadne, ada apa denganmu?" Elyer menyadari Sadne keluar membuka pintu.

"Aku khawatir Elyer, aku baru saja bermimpi hal yang menakutkan. Salah satu dari kita terkena ledakan bom Zona-X."

"Itu hanya mimpi buruk, semua akan baik baik saja. Tenang kan dirimu Sadne" Elyer mengusap pundak Sadne mencoba untuk menenangkan sahabat nya itu.

"Tapi itu terasa sangat nyata..."

"Lebih baik kita masuk kembali, ini masih larut malam. Udara masih terasa dingin."

Elyer dan Sadne kembali masuk ke kamar, lalu mereka mengunci pintu dan bersiap untuk terlelap lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zona-XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang