Pertama hal yang ingin aku ucapkan adalah terima kasih telah membaca karyaku. Aneh memang saat orang lain menulis satu bagian penuh cerita pada umumnya pada setiap bab, di sini aku malah menulis sesuatu yang tidak ada hubungan sama sekali satu sama lain. Terlebih lagi, daripada disebut sebagai cerita, apa yang aku tulis terlihat tidak lebih dari sekedar ide cerita yang diperpanjang sedikit. Maaf karena apa yang aku tulis tidak seperti yang kau harapkan setelah melihat judul dan cover cerita ini.
Namun, inilah suatu kenyataan. Aku tidak dapat menulis. diriku terlalu nyaman dengan lingkungan yang ada, mengekang diri untuk mengejar apa yang ingin diraih. Aku tertinggal jauh sementara para pahlawan berpena telah meniti karir semenjak lama. Dan umur ini pula mengejar dari belakang, menghantui ketidakberdayaanku dalam menciptakan sastra fantasi yang penuh gairah. Ia terus berbisik bahwa aku tidaklah pantas. Tidak ada gunanya karena aku sudah terlambat. Walaupun begitu, hasrat untuk menjadi pencipta tidak mau hilang. Maka dari itu, dalam lelucon yang hanya bisa aku maknai sebagai keterbatasan, aku memulai sebuah perjalanan.
Awal dari perjalanan itu ada di sini. Ide-ide aneh yang coba aku tuangkan menjadi sesuatu yang mungkin bisa aku banggakan kedepannya. Bangga kalau diri ini sudah menentukan langkah awal untuk berubah. Namun tetap saja, satu langkah saja tidak akan cukup membawaku ke tanah impian yang masih terasa jauh. Apa yang aku lakukan masihlah kurang.
Oleh karenanya, untuk kedepannya aku akan mencoba membuat cerita pendek. Bukan seperti cerpen pada umumnya, namu lebih seperti ide yang memiliki alurnya sendiri. tidak seperti tulisan yang telah aku buat yang hanya seperti sebuah ide cerita saja. Setidaknya dari sana mungkin aku bisa berlatih membuat tokoh dan belajar memberikan dialog yang sesuai dengan watak tokoh tersebut. Judul bab mungkin akan aku tulis seperti "Tulisan Panjang Ke-(urutan nomor cerita)" agar kau dapat membedakannya dengan yang lain. Tentu saja aku tetap melanjutkan kegiatan menulis 10 menit-ku sebagai bagian latihanku dalam menulis. Singkat kata, aku hanya ingin menambah latihan menulisku.
Sekali lagi terimakasih karena mau membaca ini. Apa yang kau lakukan sungguh berarti bagiku. Aku tidak tahu berapa lama kau akan bertahan mengikuti cerita ini, setidaknya waktu yang kau habiskan untuk menengok karya ini adalah kebahagian untukku. Maka dari itu, aku berterimakasih kepadamu.
Masih lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadikan diriku menjadi apa yang aku inginkan. Jika kau tidak keberatan menunggu untuk melihat bagaimana aku menjadi cahaya yang gemerlap, maka aku sarankan kepadamu untuk sekali-kali menjenguk karya ini di sela waktumu yang renggang.
Atau lebih menarik lagi, kau mungkin bisa melihat bagaimana diriku jatuh ke jurang keputusasaan tanpa dapat menciptakan apapun. Terpuruk dalam impian yang selamanya tidak dapat diraih. Harapan pergi dari kehidupan yang tidak tertolong ini. Apapun yang terjadi kepadaku nanti adalah kehendak Dewa yang Agung. Sebagai seorang pembaca, aku sediakan kau tempat untuk menyaksikan bagaimana cerita ini akan berakhir.
Untuk sekian kalinya, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Dalam Lembaran Kertas
Short Story"Dengan satu teriakan aku tekadkan semua kebusukan dalam diri menjadi cahaya yang hanya bisa memancarkan kegelapan langit." "Maka, ketika segala keindahan telah kembali setelah sekian lama terlupakan, janji dan takdir akan masa depan yang baru tela...