MYB : 01

131 12 0
                                    

Dengan kesal Jennie membuka matanya menendang kesal selimut yang menyelimuti tubuhnya, suara sang adik yang melengking membuatnya ingin sekali menyumpal mulutnya dengan kaus kaki miliknya.

"IYA ANJIR GUE UDAH BANGUN GAUSAH TERIAK-TERIAK!" teriak Jennie.

"LO JUGA TERIAK YA BANGSAT!"

Jennie melempar bantalnya ke pintu membuat suara yang lumayan besar.

"BUNDA KAK JENNIE RUSAKIN PINTU!"

Jennie dengan kesal berjalan menuju pintu sambil menghentak-hentakkan kakinya, lalu membuka pintu dengan kasar dan melihat sang adik tengah menatapnya dengan tatapan songongnya lalu setelah itu pergi berlari.

"SINI LO BANGSAT!" Jennie berlari mengejar Jisung, sang adik.

Sekarang mereka berlarian karena Jennie yang mengejar Jisung. Bunda nya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah laku mereka berdua, sudah biasa. Jadi bukan hal aneh lagi.

Jisung segera berlari kearah dapur karena disana ada sang bunda yang tengah memasak, dia kesana itu karena mencari perlindungan. Dan sekarang Jisung tengah bersembunyi di balik tubuh sang bunda.

"Sini gak lo!" Teriak Jennie.

Jisung tidak mendengarkan Jennie ia hanya membalas kakanya dengan menjulurkan lidahnya, meledek.

"Tengil banget ni bocah!"

Bunda yang melihat itu menghela nafas, "Kalian tuh udah pada gede jangan berantem terus, malu tau sama tetangga. Kamu lagi adek jangan godain kakak kamu terus udah tau kakak kamu gitu, sekarang kakak cepet mandi ini hari pertama kamu kuliah kan?"

Jennie mengangguk lalu ia menatap tajam sang adik masih bersembunyi di balik tubuh bunda. Lalu ia pergi karena hari ini hari pertama kuliah jadi ia harus berangkat pagi.

Setelah beberapa menit Jennie sudah selesai bersiap, sudah cantik dengan celana jeans dan juga kemeja berwarna hitam dengan rambut yang ia biarkan tergerai.

Saat menuruni tangga Jennie bisa melihat disana di meja makan terdapat bunda dan juga Jisung, bocah itu sudah rapih dengan seragam putih abu nya lengkap dengan dasi, anak baik. Jisung sekarang kelas 2 SMA, mereka hanya terpaut 2 tahun saja.

"Makan dulu sayang"

Jennie menarik kursi lalu duduk dan mengambil sarapannya. "Bun aku pulang kuliah mau kerumah Sooyoung dulu, udah lama ga main sama dia"

"Yaudah gapapa, nanti pulang nya sama adik kamu di jemput"

Jisung yang tengah asik makan menoleh kearah sang bunda dengan mata yang membulat, "Bun aku ada eskul, kenapa engga cari pacar aja sih kak biar kemana-mana itu ada yang anter-jemput"

"Kalo ada adikku tercinta kenapa harus cari pacar" balas Jennie dengan suara yang lembut membuat Jisung merinding apalagi tadi kakaknya sempat mengedipkan matanya, makin merinding.

"Udah stres"

Jennie terkekeh melihat respon adiknya, suka sekali ia menjahili sang adik. Pernah ia menjahilinya sampai nangis dan mengadu ke bunda cuman gara-gara pipinya ia cium padahal waktu kecil bocah itu yang selalu mencium pipinya, bunda yang mendengar aduan nya hanya tertawa saja.

Adiknya ini antri romantic, pernah ia peluk malah Jennie yang di dorong sampai terjatuh. Bahkan pernah saat di atas motor saat dia tengah mengantar Jennie, padahal Jennie hanya memeluk nya saja agar tidak jatuh tetapi tangan Jennie disuruh lepas. Katanya ia disuruh berpegangan ke belakang saja. Agak aneh memang.

Tetapi di balik sifat yang anti romantic nya itu dia memiliki sifat yang soft, bahkan Jennie pernah sakit sampai di rawat adiknya yang 24 jam duduk di pinggir kasur Jennie, tidak mau pergi ninggalin kakaknya. Gengsi juga iya.

Kalo ada yang jahatin kakaknya dia yang maju paling depan, dulu Jennie waktu SMA pernah di bully sama salah satu adik kelas, seangkatan sama Jisung. Nah kebetulan si adik kelas ini juga suka ke jisung lalu katanya bilang Jennie itu perebut padahal mah apaan orang dia kakaknya, sampe Jisung datengin kelas si cewek itu, kalo cowok udah dia hajar karena ini cewek dia kasih toleran.

Jisung kadang aneh ke kakaknya, kenapa kalo ke jisung bisa galak selalu marah-marah, kalo berantem dengannya itu kaya pesilat yang udah sabuk hitam. Tapi kalo diluar selalu jadi pendiam, lemah banget. Jalan aja suka nunduk, emangnya nyari apaan jisung aja bingung.

"Kenapa liatin kaya gitu"

"Orang gue liatin sofa kenapa bisa disimpen disitu ya" Jennie merotasikan bola matanya malas, bohong nya kentara banget ni bocah.

"Kalian berangkat bareng?" tanya bunda.

Jisung sontak menggeleng cepat, "Engga ya bun, aku trauma berangkat bareng kakak leletnya minta ampun"

Jisung ingat betul waktu itu hari senin dan upacara bendera, jam setengah 7 ia udah siap tinggal berangkat tapi kakaknya baru mandi, mau ditinggal tapi disuruh bunda berangkat bareng dan berakhir mereka berdua telat masuk barisan orang yang telat.

"Sekarang kan beda kakak kamu udah kuliah" ujar sang bunda.

"Nah makanya itu bun karena kita beda" timpal Jisung.

"Yaudah lah gausah, pak Nadiem mendirikan gojek juga fungsinya buat di pake buka buat diliatin doang. Naik gojek aja" Jennie langsung ambil tas nya.

"Ngambek dia"

Bunda yang melihat anak perempuannya itu pergi langsung berlari kecil menghampirinya, "Kakak berangkat bareng adik aja, bunda takut kamu kenapa-kenapa, jangan naik gojek. Banyak kejadian yang enggak-enggak tau"

Bunda melirik kearah Jisung yang tengah panasin motor, "Adek anterin kakak kamu ke kampus nya ya" pinta bunda.

"Iya bunda, cepet naik" Jisung pakai helm full face nya karena dia pake motor ninja.

Dengan kesal jennie menghampiri adiknya itu dan naik keatas motornya, paling gasuka dia kalo naik motor Jisung yang ini, badannya jadi condong banget.

"Bun kita berangkat ya" kata Jennie sambil menyalami bundanya, tidak lupa dengan Jisung.

"Iya hati-hati, adek juga bawa motornya hati-hati jangan kebut-kebutan!" Jisung membalasnya dengan memberi hormat.




to be continued...

welcome to my new story!! maaf yaa udah bikin cerita baru lagi padahal yang lain belum pada beres wkwk, soalnya gatel banget pengen upload. janji deh bakal konsisten update cerita-cerita yang lain.

semoga sukaa♡ jangan lupa vote sama komennya yawww!!

my younger boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang