MYB : 02

107 12 0
                                    

"Kalo ada yang galakin lo kasih tau gue" ucap Jisung setelah kakaknya turun dari motor miliknya.

"Gabakal ada"

"Iya deh, gue berangkat dulu" Setelah menyalami sang kakak ia langsung menyalakan motornya dan pergi meninggalkan area kampus.

Jennie langsung menelisik setiap penjuru kampus mencari temannya, Sooyoung. Iya, ia dan Sooyoung satu kampus malah dulu satu SMA juga. Teman Jennie ya hanya dia gaada yang lain lagi.

Tapi Jennie sama Sooyoung beda fakultas, ia fakultas fmipa dan Sooyoung fakultas fh. Sooyoung itu anak hukum, kalo Jennie anak matematika. Pinter banget dia matematikanya, sampai Jisung kalo ada pr Jennie yang kerjain.

Dari kejauhan Jennie melihat ada seorang wanita yang melambai-lambai kearahnya, Jennie yakin itu Sooyoung keliatan dari bentuk tubuh nya.

"Gue cariin kemana-mana ternyata lo disini" Sooyoung tengah mengatur nafasnya, sepertinya wanita ini beres keliling kampus.

"Bukannya tadi kita ketemuan disini ya?" tanya Jennie agak bingung.

Sooyoung menepuk keningnya, "Bener. Kenapa gue bego ya, mempersulit diri sendiri" Jennie hanya terkekeh melihat kelakuan temannya ini.

Meskipun Jennie dan Sooyoung itu teman satu SMA tetapi itu tidak seperti yang kalian pikirkan. Kebanyakan teman SMA itu pasti sangat dekat kan? tetapi Jennie dan Sooyoung tidak sedekat itu, ya memang mereka selalu bareng, suka main juga, hangout, atau kadang waktu SMA mereka suka istirahat bareng tapi itu ga sesering itu.

Jennie itu tipikal anak yang introvert, tidak suka keramaian. Jadi lebih baik menikmati kesunyian perpustakaan. Dan ditambah juga dirinya dan Sooyoung itu beda kelas, ia kelas IPA dan Sooyoung IPS.

Dan sekarang mereka berdua tengah berjalan kaki menuju fakultas mereka masing-masing, untung saja masing pagi jadi tidak panas.

"Sekarang lo ada berapa kelas?" tanya Sooyoung.

Jennie yang tengah melihat-lihat sekitar pun menoleh, "Cuman satu sih, pagi ini doang"

"Gue ada dua, sama siang. Gimana dong main kita? Yang kelas siang kayanya sampai sore sih, soalnya 3 SKS" kelas Sooyoung membuat Jennie berpikir.

"Apa mau next time aja?" lanjut Sooyoung.

Jennie mengangguk, "Boleh, nanti lo kabarin lagi aja kapan bisanya. Gue mah selalu bisa"

Sooyoung mendelik. "Selalu bisa apanya"

Jennie yang mendengar penuturan Sooyoung hanya terkekeh. Benar sih, Jennie itu susah diajak keluar, atau main apalagi sampai malem mustahil banget kayanya.

Waktu itu pernah acara sekolah, kebetulan Jennie sama Sooyoung itu jadi panitia acaranya. Panitia itu pasti menyiapkan berbagai keperluan acara, dan pasti pulangnya itu akan selalu paling akhir dan mereka waktu itu pulang jam 9 malam, tapi waktu sore udah di teleponin bunda nanyain dimana, kenapa belum pulang, udah makan apa belum. Padahal Jennie udah izin bakal pulang telat, karena dia itu panitia tetep aja bunda tanyain. Dan karena bunda khawatir berakhir Jisung yang nungguin kakaknya sampai selesai. Disuruh bunda.

Kedua wanita itu berpelukan singkat sebelum terpisah karena berbeda arah.

...

Di satu sisi Jisung memarkirkan motor miliknya lalu tidak lupa membuka helm nya dan menyimpan nya. Melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, bentar lagi jam 7 upacara udah mau mulai.

Ia bergegas menuju kelasnya, lalu mengambil topi, karena dasi udah ia pakai. Seperti biasa di pakein bunda, anak bunda diamah.

"Baru dateng lo"

Jisung menoleh saat ada yang menepuk bahunya, lalu merotasikan bola matanya malas saat tahu siapa pelakunya, Chenle. Teman sebangkunya.

"Kenapa balik lagi?" tanya Jisung aneh, karena setau dia tas nya Chenle sudah ada disampingnya, tidak mungkin baru datang tapi tas nya sudah ada.

"Ngambil dasi" Chenle langsung mengambil tas nya dan mengambil dasi miliknya.

"Lo udah pake dasi bego!"

"Abang gue pinjem"

Jisung mengerutkan dahinya bingung, kakaknya Chenle? bukannya dia gapunya kakak ya?

"Bukannya lo gapunya abang ya?" tanya Jisung bingung.

"Abang sepupu gue, baru pindah dia. Engga betah katanya disana gaada temennya. Temen-temen dia kan pada disini" jawab Chenle membuat Jisung mengangguk paham.

"Jangan banyak ngobrol cepet ke lapangan!"

Suara tegas dari arah pintu kelas membuat mereka berdua sontak menoleh, disana ada guru kesiswaan tengah menatap mereka tajam. Dan tanpa berlama-lama mereka langsung berlari pergi ke lapangan.

Berbaris di kelas masing-masing tetapi tidak dengan kakak sepupunya Chenle, dia malah ikut adiknya ini baris.

"Bang kesana barisnya jangan disini, ikut sama temen lo aja napa" usir Chenle.

Chenle itu anak tunggal. Ayah nya dia punya kakak cewe, nah kakaknya itu anak ini namanya Jaemin. Mereka itu deket banget sih, udah kaya saudara kandung.

Jaemin itu tipikal anak yang ambivert. Kadang bisa jadi extrovert kadang bisa jadi introvert, tergantung energi dia. Dia pindahan disini, karena sebelumnya dia sekolah di jepang, tapi minta pulang ke papa soalnya di jepang gaada temen katanya, alasan yang klasik.

"Gue kan gatau temen gue dimana"

"Tanya bang, tanya. Fungsinya mulut buat apaan kalo engga buat bertanya" timpal Chenle kesal. gatau kalo ngomong sama sepupu nya ini tuh bawaannya emosi terus.

"Males" Jawaban singkat yang udah Chenle tau dari awal.

"Udah jangan ribut mulu kenapa, itu diliatin terus sama guru" Jisung melerai sambil mengkode mereka kalo ya memang mereka itu tengah di perhatikan oleh guru.



to be continued...

my younger boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang