Intro;

1.4K 79 13
                                    

Suara tepuk tangan terdengar disalah satu sekre BEM sebuah universitas, menandakan jika mereka baru saja selesai mengadakan rapat yang sangat alot hingga larut malam. Dan berakhirnya rapat tersebut merupakan sebuah keajaiban bagi mereka, dimana mereka awalnya berpikir jika rapat itu tidak akan pernah berakhir.

"Oh iya, semua laporan yang tadi gue tandain kasih aja ke sekretaris buat ditaro di meja pak Siwon." ucap sang ketua BEM sambil membereskan barang-barangnya.

Mendengar itu, beberapa tumpuk laporan langsung penuhi pandangan sang sekretaris dan membuat pemuda penyandang jabatan sekretaris itu harus turuti ucapan sang ketua BEM.

Tak lama seseorang menepuk pundak sang ketua BEM, "lo yakin? Kasian tuh anak lu suruh-suruh mulu." ucap sang wakil ketua, Hyunjin.

"Loh, kenapa? Anaknya mau aja kok, lagian cuma bawa beberapa lembar kertas doang."

"Beberapa? Anjir itu banyak banget gila."

"Bawel deh lo, kalo kasian lo bantuin aja sana."

Mendengar itu Hyunjin langsung hampiri sang sekretaris untuk menawarkan bala bantuan, tapi pemuda itu justru mendapatkan penolakan dan berakhir membuatnya harus menatap kesal pada sang ketua yang sudah tega pada sekretaris kesayangan BEM itu.

Sang ketua yang melihat pun akhirnya menghela nafas dan menghampiri Hyunjin juga sang sekretaris. Dengan cepat ia mengambil sebagian tumpukan laporan tersebut dan jalan mendahului sang sekretaris.

"Eh, Chan? Gak usah biar gue aja sendiri."

"Gue bantu, sekalian gue ngambil mobil di deket rektorat."

Mendengar itu awalnya sang sekretaris ragu, tapi Hyunjin disampingnya meyakininya untuk menuruti perkataan Chan, sang ketua BEM.

"Dimana-mana ketua sama sekretaris tuh deket, cuma di BEM ini ketua sama sekretaris kaya orang gak saling kenal." ucap Hyunjin saat melihat Chan berada jauh di depan sang sekretaris yang berusaha mengimbangi langkahnya.

-;;

Usai meletakan laporan sesuai perintah, Minho, selaku sekretaris langsung melangkah keluar dari ruangan pak Siwon. Tapi baru beberapa langkah, ia merasakan pergelangan tangannya dicekal dan ditarik untuk ikuti langkah seseorang.

Itu Chan, yang sedari tadi menunggunya di depan ruangan dosen mereka. Langkah lembarnya membawa mereka ke depan mobil hitam kesayangannya setelah memastikan tidak ada yang melihat.

"Masuk, gue anter lo pulang."

"Gue jalan aja."

"Gue bilang masuk."

Dengan sedikit paksaan akhirnya Minho menuruti Chan, lagi, dan akhirnya mobil hitam itu mulai melaju keluar area kampus.

Minho menatap Chan dari samping yang terlihat seperti banyak pikiran, entah apa yang pemuda blasteran itu pikirkan karena seingat Minho di organisasi mereka sedang tidak ada masalah yang terlalu serius hingga harus dipikirkan sebegitunya oleh ketua mereka.

Hingga tanpa sadar mereka telah tiba di area kontrakan Minho, yang memang tidak jauh dari kampus mereka berada. Bahkan Minho sehari-hari selalu berjalan kaki menuju kampus yang tak lebih dari 15 menit itu.

"Mau masuk dulu?" tanya Minho, yang anehnya langsung disetujui oleh Chan.

Kontrakannya tak besar, bahkan Chan harus memarkirkan mobilnya sedikit jauh karena tidak ada lahan parkir disana.

Kunci diputar dan pemandangan ruang tamu serta dapur yang menjadi satu pun terlihat sesaat Minho membuka pintu. Setelah itu Minho mempersilahkan Chan masuk terlebih dahulu sebelum Minho menutup pintu kontrakannya kembali.

Tepat setelah pintu tertutup Minho bisa rasakan sebuah tangan yang memeluk tubuhnya, lehernya seketika hangat kala orang dibelakangnya bubuhkan banyak ciuman disana. Pelakunya tidak lain adalah Chan, sang ketua.

Puas gerayangi tubuh bagian depan, Chan akhirnya membalikan tubuh Minho. Dan kini Minho bisa melihat mata Chan yang sudah dipenuhi kabut nafsu sedang menatapnya lapar.


"Gue kangen ngewe sama lo sampe pagi."


Dan keduanya pun memasuki kamar satu-satunya di kontrakan kecil itu.

~tbc~

Drop intro aja,
edisi sayang kalo dibuang💨

🐾

Benefit • BanginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang