Chapter Tiga

439 61 1
                                    


Happy Reading!

"Shani pulang" ucap Shani ketika memasuki rumahnya. Dilihatnya adik dan juga Mamanya sedang asik menonton TV.

"Kakak udah makan?" tanya Naomi dengan tangan yang sibuk mengusap kepala anaknya yang paling kecil. Shani berjalan mendekati Mama nya dan ikut duduk di sebelah Mamanya, Shani memeluk Mamanya dari samping.

"Udah Ma" jawab Shani memeluk Mamanya erat.

"Kakak kenapa? tadi di sekolah gimana?" tanya Naomi lagi namun kini atensinya penuh kepada anaknya yang paling besar itu.

"Ngga gimana-gimana Ma" jawab Shani seadanya.

"Kok gitu? udah dapat gebetan belum?" tanya Naomi menggoda.

"Apasih Mama" ucap Shani kemudian bangkit berdiri. "Aku ke kamar aja, ngantuk" lanjutnya kemudian berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Naomi hanya geleng-geleng kepala melihat sikap anaknya itu.

"Kakak kenapa Ma?" tanya Zee yang sedari tadi mendengarkan percakapan kedua orang tadi.

"Nggapapa dek, capek aja paling" jawab Naomi kemudian kembali mengusap kepala anaknya. Zee kembali fokus menonton kartun kesayangannya.

Sedangkan di kamar Shani merebahkan dirinya di kasur kesayangannya kemudian mengambil foto yang berada di nakas sebelah kasurnya. Dilihatnya gambar dua anak kecil yang saling memeluk salah satu diantaranya mencium pipi anak yang lainnya. Shani merasa sedih, dia ingin segera menemui orang itu.

Shani kemudian teringat Gracia. Dia membuka ponselnya dan membuka akun instagramnya. Dicarinya nama Gracia di kolom pencarian. Dia menemukan akun Gracia namun sayangnya akun itu diprivate, padahal followersnya sangat banyak. Shani mendengus aksi stalkingnya tidak berjalan dengan baik.

Shani melempar ponselnya, dia memilih untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Selang beberapa menit Shani keluar dengan setelah rumahannya. Shani kemudian berjalan ke arah kasur dan akan melaksanakan tidur siangnya walaupun ini sudah terhitung sore.

***

"Gre habis ini lo mau kemana?" tanya Jinan. Mereka habis melakukan bimbel. Jinan memang selalu menempel kepada Gracia, kemanapun Gracia ada pasti Jinan ada disitu.

"Pulang kayaknya, kenapa?" tanya Gracia yang mengotak-atik ponselnya.

"Makan dulu yuk! gue laper" ucap Jinan memohon. Gracia mengangguk kemudian mereka memilih makan di tempat sebelah bimbel. Mereka memang cukup sering untuk makan disitu.

Gracia dan Jinan memesan makanan mereka. Selang beberapa menit makanan yang mereka pesan telah tiba. Gracia memilih makan di tempat pojok yang berada dekat jalan. Selain karena tidak menjadi pusat perhatian, Gracia juga dapat dengan leluasa melihat view jalanan.

"Gre, gue ntar malem nginep ya" ucap Jinan memberitahu. Iya! dari kalimatnya saja jelas memaksa untuk dia menginap seperti tidak menerima penolakan.

"Kenapa?" tanya Gracia. Sebab Jinan menginap seringkali karena ada hal yang harus dia hindari. Makanya Gracia bertanya apakah ada sesuatu yang mengusik Jinan.

"Biasa lah Gre" ucap Jinan. Gracia mengangguk mengerti. Gracia juga tidak ingin banyak bertanya, biarlah Jinan nanti bercerita dengan sendirinya.

"Yaudah nginep aja" jawab Gracia. Kemudian mereka melanjutkan makan mereka sampai habis tidak tersisa. Setelah makanan mereka habis, mereka tidak langsung pulang melainkan duduk terlebih dahulu sambil menunggu makanan mereka turun agar tidak sakit perut.

Mereka juga menghabiskan waktu mereka untuk bercerita banyak, termasuk masalah Jinan.

"Gre kayaknya gue suka sama seseorang" ucap Jinan mengalihkan perhatian Gracia dan menatap Jinan bingung.

SERENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang