Chapter Empat

433 50 2
                                    

Happy Reading!

Tap
Tap
Tap

"Gracia!" seru seseorang dengan teriakannya. Gracia mendengus karena mengetahui siapa orang yang dengan berani memanggil dirinya dengan berteriak seperti itu. Sedangkan orang yang memanggil itu terlihat nafasnya yang tidak beraturan karena mengejar Gracia dari parkiran. Gracia menatap orang itu datar, sedangkn yang di tatap malah terlihat grogi.

"Ngg..."

"Ngomong yang jelas" ketus Gracia, karena memang dia cukup malas dengan orang di depannya ini. Dia yang manggil tapi dia juga yang tidak jelas omongannya.

"Kalo lo masih diem mending lo minggir" ucap Gracia penuh penekanan.

Orang itu menggaruk kepalanya bingung. "K-kamu nanti ada waktu ngga pulang sekolah?"

"Nggak! lo bisa minggir karena gue mau ke kelas" usir Gracia kemudian gadis itu berjalan tanpa peduli perasaan orang yang berbicara dengannya tadi.

Gracia berjalan memasuki kelasnya, tidak peduli dengan berbagai macam tatapan dari para penghuni kelas. Ada yang menatapnya kagum namun ada juga yang menatap dirinya iri.

Gracia tidak peduli!

Bagi Gracia selama itu tidak mengganggu ketenangannya dia akan memilih diam, namun jika itu mengusik maka Gracia akan bertindak sampai orang itu memohon ampun kepada dirinya.

"Kenapa lo tinggalin gue?!" kesal Gracia kepada Jinan, sebab dengan teganya Jinan meninggalkan dirinya tanpa membangunkannya terlebih dahulu, untung tadi Mamanya membangunkan dirinya setelah Jinan pamit katanya.

"Gue ada urusan tadi, makanya gue pulang dulu" jelas Jinan. Gracia mengangguk saja karena dia tidak ingin terlalu kepo, biarlah Jinan yang menceritakan dengan sendirinya nanti.

"PR lo udah Gre?" tanya Jinan setelah cukup lama mereka terdiam. Dengan tangan yang fokus pada bukunya Jinan mengajukan pertanyaan tersebut kepada Gracia.

"PR mana?"

"Fisika, tugas minggu kemarin sih"

"Udah, lo kenaap belum?" tanya Gracia heran, tumben PR minggu lalu belum Jinan kerjakan. Padahal biasanya gadis itu sangat rajin dalam mengerjakan tugas.

"Gue lupa" Gracia mengangguk kemudian memilih untuk menelungkupkan kepalanya di atas kedua tangannya. Gracia masih mengantuk dan karena ini masih setengah tujuh maka Gracia memilih untuk tidur terlebih dahulu.

Penghuni kelas yang menyadari Gracia sedang tidur mereka berusaha mengecilkan volume suara mereka, sebab mereka merasa takut ketika Gracia marah karena tidurnya terganggu. Namun hal tersebut juga tidak membuat mereka melunturkan rasa kagumnya kepada Gracia. Gadis dengan segudang pesona dan bahkan sangat cerdas, bayangkan siapa yang bakal menolak Gracia.

25 menit berlalu dan kini Gracia membuka matanya. Dilihatnya jam yang berada di ponselnya menunjukkan bahwa 5 menit lagi pembelajaran akan segera dimulai. Gracia mengucek kedua matanya kemudian meminum air yang berada di botol ungu kesukaannya.

Tak lama setelah bel berbunyi guru yang akan mengajar pembelajaran pertama memasuki kelas Gracia. Terlalu rajin pikir Gracia, bahkan bel saja baru berbunyi. Gracia mengambil buku yang berada di tasnya kemudian mengikuti pembelajaran seperti biasanya.

Sedangkan dilain termpat, seorang gadis yang sedang fokus mengikuti pembelajaran itu dibuat bingung ketika dirinya dipanggil oleh seorang senior yang bahkan dirinya tidak mengetahui siapa senior itu. Dia hanya tau orang itu senior, dilihat dari badge yang terpasang di seragam orang itu.

Tok
Tok
Tok

"Permisi Bu" ucap orang itu membuat pembelajaran berhenti sejenak.

"Iya Rang, ada keperluan apa?" tanya guru kepada orang itu.

SERENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang