Chapter 09

285 29 0
                                    

Seorang gadis berjalan pelan menuju gerbang besar didepannya & menatapnya lamat-lamat, dari tadi (Name) terus meremas remas tanganya yang basah akibat berkeringat, ia sangat gugup sekarang

Disisi lain, (Name) juga terus memperhatikan pakaian yang dikenakannya sekarang, ia masih tidak menyangka bahwa ia akan bersekolah di UA mulai hari ini

Dengan sedikit keberanian dihatinya, (Name) mulai melangkah maju sembari memperhatikan sekitarnya

"Besar, apakah ini sunguhan?" gumamku yang masih tidak percaya bisa menginjakan kaki di depan pintu gerbang UA

Sekolah tinggi kepahlawanan peringkat no.1 dan dianggap sebagai Akademi Pahlawan terbaik di Jepang.

"Berisik sekali, pasti sedang membicar-"

"(NAME)" merasa dirinya dipanggil, ia reflek menoleh kebelakang, ternyata yang memanggil adalah uraraka

"Hai" balasku dengan senyuman tipis

Dengan tergesa-gesa, uraraka datang & menghampiriku, ia tampak cantik dengan seragam barunya tak lupa dengan wajahnya yang ceria

"Kau tau, saat ujian kemarin aku bertanya-tanya siapa yang memanggil makhluk hitam pekat itu kepada orang-orang, aku sangat penasaran, siapa orang yang memanggil makhluk tersebut, dan ternyata itu kau (Name)"

"itu adalah Quirk yang keren!" sambungnya

Aku hanya tersenyum tipis mendengar ocehan Uraraka, tetapi tidak dengan hatiku, ada 1 hal yang terus mengganggu pikiran yaitu

'Apa uraraka tau bahwa aku memiliki 2 Quirk yang berbeda?'

Aku sangat takut sekarang, bagaimana jika Uraraka mengetahui hal tersebut dan menjauh dari diriku? 

Apa aku anak yang aneh? Memiliki 2 Quirk sekaligus itu sangat aneh bukan?

Karena itu, aku memutuskan untuk tidak memberi tau kesiapapun tentang Quirkku ini, aku hanya menggunakan 1 Quirkku saja yaitu pemanggilan

"(Name), kamu masuk kelas mana?" Ucapan Uraraka membuatku tersentak dari lamunan

"1-A. Tebakanku, kamu pasti masuk kelas 1-A juga"

Uraraka melotot kaget "Bagaimana kau tau? Padahal aku belum memberitahu mu loh"

Sontak, ucapan Uraraka membuatku tersadar atas kesalahan yang ku perbuat, sepertinya aku harus lebih berhati-hati lagi

"Aku hanya asal menebak aja, oh ya apa kau sudah tau pria berambut hijau yang menyelamatkan mu tempo hari?"

Mendengar ucapan itu, uraraka langsung membuang muka ke sembarang arah, kupingnya mulai memerah, aku tau apa yang terjadi

Pas sekali aku melihat Midoriya yang sedang bingung di depan sana, aku buru-buru menarik tangan uraraka dan berlari ke arahnya

Uraraka yang tanganya merasa ditarik mengomel "Apa apaan kau?! menarikku secara tiba-tiba"

Aku tak mengubris omelan Uraraka, aku justru menambah kecepatan berlari yang membuat uraraka berdecak kesal

"Midoriya!" Teriak ku padanya

Merasa namanya disebut, pria tersebut buru-buru menoleh ke arah sumber suara

"H-hallo" ucapnya dengan gugup

Aku segera menarik tangan Uraraka kedepan Midoriya, posisi mereka sekarang saling berhadapan "Uraraka, ini Midoriya, orang yang menyelamatkanmu tempo hari"

Uraraka yang mengerti mengangguk pelan lalu membungkuk "Terima kasih sudah menyelamatkan ku tempo hari Midoriya-kun!"

"Ahh, t-tidak apa-apa" Midoriya berucap

"Oh ya Midoriya, kau dapat kelas apa?" tanya Uraraka pada Midoriya yang kini masih linglung mencari jalan 

"1-A" sontak ucapan Midoriya membuat Uararka mengepalkan tangan dan berseru pelan, namun masih bisa didengar oleh (Name)

Setelah pertemuan singkat tersebut, akhirnya kita ber 3 sepakat untuk menuju ke kelas 1-A bersama

Pintu setinggi 2 meter dengan nuansa abu-abu itu perlahan mulai terbuka, memperlihatkan sekumpulan remaja yang sedang berbicara satu sama lain, sesekali mereka bercanda

Kita ber 3 mulai memasuki ruangan itu, ruangan yang tadinya ramai sekarang mendadak menjadi sepi, aku bisa merasakan tatapan tajam mereka semua menatap ke arahku, bukan, lebih tepatnya Midoriya

"S-selamat pagi" jawab Midoriya dengan gugup, sekarang semua pandangan sudah sempurna menengok ke arahnya tak terkecuali tatapan mematikan milik Bakugo

Uraraka yang merasakan tatapan serius mereka lantas berkata "Selamat pagi" ujarnya, walaupun wajahnya terlihat biasa saja, tapi (Name) tau jika hati uraraka tidak baik-baik saja, Uraraka sangat gugup sekarang

Saking gugupnya Uraraka sampai meremas roknya untuk meredakan kegugupan hingga rok yang ia kenakan sedikit berantakan

Hening

 Tak lama setelah itu sesosok pria tinggi berambut biru tua datang dan menghampiri kami, ia mengulurkan tangan kanannya kepadaku "Selamat pagi, saya berasal dari SMA Ryomei"

Aku membalas salamannya dan tersenyum "selamat pagi juga, Lida"

Ucapan yang kukeluarkan sontak membuat pria yang berada di depanku mengerutkan keningnya "kau kenal namaku?" ucapnnya sontak membuatku tersadar 'Sial. Membuat kesalahan lagi?'

Setelah tersadar aku buru-buru melongarkan tangannya "E-ee itu karena... kemarin! ya, kemarin saat kau berbicara!" ujarku dengan terbatabata

"O-oh saat itu ya... baiklah, kalau begitu, siapa namamu?"

(Name) menghela nafas gusar, mata merahnya mulai menatap inteks iris mata biru tua di depannya "Nama say-"

"Bagi kalian yang ingin bermain rumah-rumahan dan berteman, silahkan cari tempat lain" Suara yang terdengar berat dan penuh penekanan terdengar dari arah belakang

Hening

Seketika seluruh badanku terasa merinding mendengar ucapannya yang berat itu, tentu saja aku tau siapa orangnya, ya, itu adalah suara "Aizawa sensei?"

Midoriya, Lida & Uraraka tidak kalah terkejut dengan kehadirannya yang diangap sangat... Aneh... dengan posisi tidur yang masih menggunakan sleeping bag berwarna kuning dan penampilan yang agak... tidak mencerminkan seorang guru?

Urararaka yang masih shok buru-buru menutup mulut dengan ke-2 tangannya agar tidak bersuara 'orang aneh!!' batinnya

"Bagus, akhirnya tenang juga setelah 8 detik, waktu kita terbatas, kalian kurang rasional" 

"S-sensei? b-berarti dia seorang pahlawan profesional"

"Tapi... aku belum pernah melihat seorang pahlawan seberantakan ini sebelumnya"

Aizawa sensei sekilas melirik ke samping sebelum akhirnya fokus ke depan "Saya adalah wali kelas kalian, Shota Aizawa, mohon kerja samanya" ujarnya dengan tatapan datar 

"Wali kelas?!" semua yang berada di dalam kelas berseru tertahan, bagaimana tidak, seorang yang penampilannya seperti itu adalah seorang sensei?

Aizawa yang bisa menebak apa yang mereka pikirkan mulai menghela nafas gusar "jangan membuang waktu, segera pakai ini dan turun ke lapangan" titahnya tegas 





Change [BNHA x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang