Bab 3

190 29 0
                                    


°
°
°

"Ada apa Kak Bin panggil aku? Kalau gak penting aku ngambek!"

Jaehyuk masuk kedalam ruangannya dengan kaki menghentak-hentak kesal. Menatap pacar June yang merangkap sebagai sekretarisnya dengan pandangan yang menurut pikirannya seram saat sudah duduk nyaman di kursinya.

Hanbin terkekeh pelan, sepupu pacarnya terlihat menggemaskan. "Seperti biasa, skandal dating."

"Kali ini siapa?"

"Jennie."

"Lagi?" Jaehyuk berkata dengan nada terkejut, berbanding terbalik dengan mimik wajahnya yang datar. "Ya sudah biarkan saja. Sudah biasa juga." ucapnya diakhiri cengiran khasnya.

Pemuda bermarga Kim itu menghela napas, ia memberikan ipad yang sedari tadi ia pegang kepada atasannya itu. Dilayar nya tertera grafik yang semakin menurun.

Jaehyuk memerhatikan layar itu dengan fokus, tanpa sadar ia mengeraskan rahangnya, "siapa yang jadi pasangan nya?"

"Salah satu member boygrup yang beberapa tahun belakangan ini sedang naik daun."

Jaehyuk menghela napas pelan, menahan emosi yang berhasil membuat kepalanya sakit. Ini yang tidak ia suka dari pekerjaannya, CEO agensi yang didirikan oleh ayahnya. Setelah rapat yang dilakukan oleh dewan direksi dan para pemilik saham perusahaan 2 tahun lalu, ia terpilih sebagai CEO saat ia di semester 4. Karena pekerjaan ini ia membatalkan beasiswa di London, dan memutus kontraknya sebagai produser lagu di salah satu agensi yang menjadi saingan agensi binaannya kini.

Mengharapkan kedua kakaknya tidak mungkin, mereka terlalu asik dengan dunia masing-masing. Jika memberikan jabatan penting ini kepada orang lain, juga tidak mungkin. Ayahnya memiliki trauma kepercayaan kepada orang asing.

Jaehyuk sempat menolak. Bahkan saat awal-awal bekerja ia selalu mengirim surat pengunduran diri. Tapi tetap saja, mereka terlalu suka dengan hasil kerjanya, surat itu akan selalu berakhir di tempat sampah. Dan semenjak itu ia menyerah mengirim surat pengunduran diri.

"Dimana Kak Jennie?" Hanbin terkejut mendengar suara Jaehyuk yang berbeda. Wajahnya juga sangat datar, seketika ruangan itu terlalu dingin untuknya.

"Di apartemen nya." ucap pemuda Kim itu takut. Berada disisi buruk Jaehyuk adalah mimpi buruknya. Jaehyuk dalam mode serius berhasil membunyikan alarm dalam kepalanya.

"Suruh dia datang kesini."

"Sebelum anda datang sudah saya suruh managernya membawanya kesini." ucap Hanbin formal. Ini bukan Jaehyuk adik sepupu June. Tapi Yoon Jaehyuk, atasannya di YJ.rooth Entertainment.

Hanbin memperhatikan layar tablet yang masih menyala di depan Jaehyuk. Matanya terpaku pada grafik saham yang terus menurun. Sekarang pukul 2 siang, dan grafiknya terus menurun dari semenjak berita skandal kencan Jennie yang diluncurkan tadi pagi. Sebentar lagi akan menyentuh angka 10, dan perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar.

"Jika grafik saham terus turun, sepertinya para anggota dewan akan melakukan rapat dalam waktu dekat ini." ucap Hanbin yang kini menatap ponselnya yang terus bergetar.

Jaehyuk mengangguk. Hal itu sudah pasti akan dilakukan. Mereka tentu tidak akan mau dirugikan. "Siapkan saja ruang rapat."

"Baik. Lalu CEO Yoon," Hanbin menjeda kalimatnya saat melihat Jaehyuk memijat pangkal hidungnya dan menyender lemas di punggung kursi.

"Lanjutkan."

"Pihak agensi Kim Taehyung ingin mengadakan pertemuan untuk membahas hal ini. Saya akan jadwalkan setelah masalah internal kita berakhir."

Lagi, Jaehyuk hanya mengangguk. Ia terlampau lelah memikirkan masalah skandal artis naungan perusahaannya yang sering membuat rumor. "Lakukan saja."

Hanbin mengangguk mengerti, ia menatap adik sepupu pacarnya lama, memastikan pemuda itu baik-baik saja sebelum ia keluar ruangan dan kembali menyusun ulang jadwal atasannya.

"Saya permisi, selamat siang."

"Selamat siang juga Kak Bin!" jawabnya setelah mendengar pintu ditutup. Ia menumpukan kepalanya di atas meja sambil menggerutu pelan. Baru 2 bulan yang lalu mereka menyelesaikan skandal kencan salah satu boygrup perusahaan, dan sekarang? Lagi, tidak adakah skandal yang lebih menantang daripada skandal kencan? Memangnya apa yang salah dengan kencan?

Sekarang Jaehyuk berada di 5 fase L. Lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Boleh nambah 1 L lagi? Karena...

"WAH! ADEK LAPER! HUHUHU!"

Karena adek lapar (emoji senyum).

...

Meanhwile;

"Junee~, aku gak tega sama Adek." Hanbin berbicara dengan sedih pada kekasihnya.

Setelah keluar dari ruangan Jaehyuk, ia langsung masuk keruangannya dan cepat-cepat melakukan video call dengan kekasihnya. Kini matanya sembab air mata, dan June yang berada di seberang sana hanya bisa menghela napas.

"Aku udah baca beritanya. Pasti sekarang adek setres banget. Aku titip adek ya."

Hanbin mengangguk, "pasti! Aku bakal jagain Adek! Mukanya tadi pucet banget, Junee~, kasian Adek, hiks." Ia menyeka air matanya yang tidak berhenti turun.

"Udah jangan nangis, Bee. Aku udah pesenin makanan buat adek, titipan Kak Ji. Kamu udah makan?" June menatap sang kekasih dengan gemas. Hidung merah dan bibir mengerucut seperti itu, siapa yang tidak gemas?

"U-udah... Tadi sebelum kasih laporan ke Adek." ucapnya sesenggukan. Ia berhenti mengelap air matanya saat mendengar suara kekehan June di seberang sana. "Kamu kenapa ketawa?"

"Kamu gemesin. Jadi pengen cium."

"Tapi aku maunya peluk."

"Ya udah, nanti kita peluk ya. Tapi sekarang aku titip Adek." June tersenyum saat melihat kekasih manisnya mengangguk lucu. "Aku tutup vidcallnya, masih banyak yang harus aku kerjain. Kalo urusan kantor udah selesai, telpon aku ya, nanti aku jemput, sekalian jemput Adek."

"Iya June~"

"Babay cantik, love you."

"Babay juga June, love you too."

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Thank You || JeongHyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang