Bab 5

155 25 2
                                    


°
°
°

Sudah 3 hari lewat, dan Jeongwoo dengan segala tidak tau malunya menginap di rumah keluarga Yoon. Tidur di kamar milik Jaehyuk tanpa izin dari pemilik kamar, bahkan makan di dalam kamar tetangganya itu.

Hari ini Jaehyuk masih sibuk dengan pekerjaan kantornya. Sudah beberapa hari juga pemuda yang ia kagumi itu bolos tidak masuk kelas. Biasanya mereka selalu bertemu di lobi gedung fakultas mereka, terakhir Jeongwoo melihat Jaehyuk juga saar ia menjemput pemuda itu atas suruhan pacar kak June. Setelah mengantar pemuda manis itu ke rumah sepupu dari ayahnya ia tidak melihat pemuda itu lagi.

Oleh karena itu ia menginap di rumah tetangganya dengan seenaknya.

Sekarang Jeongwoo tengah mematut diri di depan cermin full body milik Jaehyuk. Memastikan jika penampilannya telah sempurna sebelum berangkat ke kampus.

Hari ini dia ada janji sama kakak keduanya. Fakultas kesenian mau mengadakan pameran, berhubung hari ini dia kosong gak ada kelas, jadilah dia ikut bantuin.

Bantuin ngerecokin maksudnya.

Jeongwoo juga diundang sebagai pembawa acara. Awalnya dia gak mau, tapi karena ada Jaehyuk yang diundang sebagai salah satu tamu buat nge-meriahin acara, Jeongwoo jadi mau.

Menurut cerita yang Jeongwoo dengar beberapa hari lalu dari Jihoon, fakultas kesenian gak bikin acara pameran doang, tapi ada konser kecil-kecilan ngundang penyanyi-penyanyi yang lagi tenar sekarang. Salah satunya tetangganya ini, Yoon Jaehyuk.

Siapa emang yang gak kenal Jaehyuk? Model sampul poster fakultas bisnis gak ada tandingannya, dong! Karena dia deket sama Jaehyuk, dia jadi kecipratan tenar juga. Terkadang, Jaehyuk mengajaknya ikut pemotretan untuk menjadi model website dan brosur kampus. Jeongwoo mana bisa nolak, kan dia diajak sama kakak crush, mereka juga mendapat julukan sebagai pasangan idaman di seluruh gedung fakultas bisnis.

Rasanya perut Jeongwoo dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran.

Tahan Jeongwoo! Dia gak boleh terbang sekarang!

Sudah rapi, saatnya berangkat.

°°°

Seperti yang Jeongwoo pikirkan, dirinya ada disini gak berguna sama sekali. Sudah dari datang tadi ia duduk-duduk didekat panggung walaupun sesekali ia mengganggu teman-teman kakaknya yang sedang mendekor lobi gedung fakultas kesenian tempat dijadikan pameran nanti.

Sekarang juga sudah sore. Tapi Jeongwoo belum makan sama sekali. Ia sudah minta konsumsi sama yang lain, tapi malah diabaikan. Minta ke Jihoon sama saja, kakak keduanya itu lagi nge-bucinin senior dia yang mampir buat liat perkembangan pameran angkatan Jihoon. Jeongwoo hanya bisa berdecih kesal melihatnya, gara-gara kakaknya itu ia harus melihat sisi rapuhnya Jaehyuk.

Memangnya apasih yang bisa di banggain dari seorang Park Jihoon? Andai Jaehyuk melihatnya juga. Maksudnya, melihatnya dalam artian seperti pemuda itu melihat Jihoon penuh cinta.

Jeongwoo iri!

"Wu!"

Panjang umur! Gebetan manisnya datang! Yuhu! Bawa kotak kardus makanan pula, gimana gak tambah cinta kalau diginiin Jeongwoo nya?

"Kak Jae! Kangen." Jeongwoo langsung memeluk tubuh mungil pemuda pujaan hatinya itu saat sudah duduk disamping Jeongwoo. Ugh, Jeongwoo rindu bau wood dari parfume yang sering dipakai Jaehyuk.

Jaehyuk terkekeh, ia membalas pelukan Jeongwoo lalu mem-puk-puk pelan belakang kepala pemuda itu. "Baru ditinggal beberapa hari. Gimana kalau aku tinggal selamanya coba? Pengen tau Jewu sekangen apa sama Kakak." Ia tertawa kencang saat merasakan pelukan Jeongwoo semakin erat.

Jeongwoo menggeram rendah. Apa-apaan ninggalin dia selamanya. Jeongwoo gak terima!

Seakan mengerti isi pikaran Jeongwoo, Jaehyuk mengelus punggung pemuda itu lembut, "maaf ya. Kakak janji bakal selalu ada buat Jewu."

"Beneran?"

"Iya beneran, tapi lepas dulu. Sesak tau!"

"Hehehe, maaf Kakak cantik."

Jaehyuk cuma bisa ngehela napas aja. Udah biasa dipanggil cantik sama Jeongwoo, jadi mentalnya udah kuat, kesabarannya udah terasah bagai mata pisau yang siap menyayat.

Enggak, bercanda.

"Nih makan." Pemuda manis itu menyodorkan 2 kotak pizza dengan toping kesukaan Jeongwoo, pepperoni dengan banyak keju.

Dengan senang hati di terima baik oleh Jeongwoo. Ia membuka kotak itu dan memakan isinya dengan lahap. Sesekali menyuapi Jaehyuk ditengah-tengah menyedot susu pisangnya.

"Udah Wu. Kak Jae kenyang." tolaknya halus, "kan Kak Jae beli buat Jewu. Jadi harus dihabiskan oleh Jewu. Makan yang banyak, kesayangan Kak Jae."

Udah sayang-sayangan gak tuh? Tapi sayang, cuma dianggap sebatas adik sahabat dekat. Poor Jeongwoo.

Jeongwoo natap Jaehyuk miris. Senyumnya juga miris. Hatinya ikut teriris. Poor again for Jeongwoo.

"Kakak gak bisa anggap aku lebih?"

Jaehyuk diam, dia mencerna perkataan Jeongwoo.

Jeongwoo juga diam mencerna kembali apa yang dia katakan.

Sampai keduanya saling tatap terkejut, "hah?"

Itu Jeongwoo yang kaget.

"HAH?!"

Sekarang baru Jaehyuk disertai lengkingan suaranya.

°°°

Meanhwile;

Meanhwile;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Thank You || JeongHyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang