Ellen sudah membantu Nathan sepenuh hati sehingga mereka dua dekat. Dan juga lama kelamaan melupakan kehadiran Ellen.
Ellen tak pernah menyangka jika sahabatnya akan meninggalkan Ellen. Ellen mencoba membalas dendam, namun Ellen tak tega. Sarah sudah melakukan terlalu banyak hal baik untuknya. Jangan sampai Sarah tahu jika Ellen juga menyukai Nathan.
Hingga hal ini terjadi.
"Ellen. Apa maksudmu?" tanya Sarah yang tiba-tiba mendatangi Ellen dengan wajah penuh dengki.
"Maksudmu apa?"
"Kamu menyukainya bukan? Dan kau menyimpan dendam padaku. Kamu yang mengirimi begitu banyak hal buruk tentangku pada Nathan, 'kan?" sahut Sarah sehingga banyak tatapan curiga menghadap Ellen.
Sudah dibilang, Ellen sama sekali tak tega. Ellen terperanjat, siapa yang tega melakukan hal itu. Dan Ellen ingat satu orang, Hanna. Tentu saja. Seharusnya ini terjadi pada Hanna, tetapi Hanna malah memperhatikan miris kepada Ellen. Salah besar.
"Ya," jawab Ellen, salah ucap. "Ah, maksudku—"
"Aku tak menyangkal hal itu," jawab Sarah lalu melenggang pergi meninggalkan Ellen.
"Maksudku, ya. Ya aku menyimpan dendam padamu. Tapi bukankan kamu tahu sikapku?"
Sarah terdiam ditempatnya. Mencoba mendengarkan penjelasan Ellen tanpa menatapnya.
Ellen melanjutkan kembali kata-katanya. "Kamu tahu bukan? Aku menyimpan banyak rencana untuk membalaskan dendamku pada mereka yang menghinaku? Kamu tahu bukan? Mana saja yang sudah kulakukan? Aku selalu mengatakan semua rencana balas dendamku, namun tidak ada satupun yang ku lakukan."
Sarah masih diam.
"Jika orang yang tidak kusebutkan teman saja tidak kubalaskan dendamnya, apalagi dengan dirimu. Tidakkah kamu bisa membedakan dirimu dengan yang lain? Ah aku lupa. Kamu tidak bisa membedakannya," Ellen tertawa miris. "Kamu selalu ingin diperlakukan sama dengan yang lain. Kamu rasa jika seseorang memperlakukanmu beda, maka kamu akan terlihat aneh, bukankah begitu?"
Sarah tak membalas ucapan apapun, dan meninggalkan Ellen dengan banyak orang yang memperhatikan Ellen miris, dan jijik.
Terkecuali, orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reasons
Short StoryKamu tahu perasaanku, 'kan? Apakah aku tidak menunjukan perasaanku dengan baik kepadamu? Maaf, aku terlalu banyak berharap. ----- Short story by littlextar