Ellen sama sekali tidak mengubah penampilannya, masih tetap seperti yang dulu. Ellen memperhatikan jam dan tampaknya masih ada 10 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi. Ellen menghadap kearah pintu menunggu Nathan datang. Tak lama kemudian, Nathan muncul. Nathan disambut oleh temannya yang lain, termasuk anak perempuan lainnya juga.
Nathan hanya tersenyum menanggapi itu, lalu Nathan menoleh kearah Ellen, dan mulutnya bergerak hingga terbentuk kata 'hai'. Ellen tersenyum kaku menanggapi hal itu, bingung siapa yang disapa oleh Nathan. Berhubung masih ada banyak orang dihadapan Ellen juga.
Setelah itu, Nathan mengampiri Ellen tak peduli dengan tatapan orang lain iri.
Nathan memulai berbicara, namun seperti berbisik. "Kamu bisa membantuku?"
"Ya. Tentu."
"Kamu bisa membantuku untuk mendekatkan diriku dengan Sarah? Aku pikir kalian cukup dekat."
Ellen tersenyum paksa, ingin sekali menolak namun tak bisa. "Ya. Tentu. Dan kurasa dia juga menyukaimu."
"Kita harus berbicara lagi nanti, istirahat aku akan menghampirimu."
"Ya. Tentu," Ellen kehabisan kata-kata. Setelahnya, Ellen tersenyum kecut. Apakah Ellen salah jika dirinya berniat menjauhkan Nathan dengan Sarah? Ellen lebih dulu menyukainya, dirinya rasa. Ellen menggeleng, seharusnya dia tidak seperti ini.
Perasaan aneh muncul didalam diri Ellen. Entah itu perasaan senang karena bisa mengenal Nathan, entah perasaan sedih karena mengetahui Nathan mendekatinya karena butuh bantuan untuk mendekatkan Nathan dengan Sarah, dan lainnya. Aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reasons
Storie breviKamu tahu perasaanku, 'kan? Apakah aku tidak menunjukan perasaanku dengan baik kepadamu? Maaf, aku terlalu banyak berharap. ----- Short story by littlextar