Kupu-Kupu Malam

745 38 5
                                    

Sepulang dari sekolah, Marsha seperti biasa akan di antar oleh pak Rudy
selaku Supir juga bodygurd keluarga

"Eh iya Pak, nanti sore sampai malam aku Latihan. seperti biasa~"

"Rahasia in dari mami papi kan non, siap. Mendiang Kakek non telah meminta saya untuk menjaga nona dari apapun"

Mobil telah berhenti tepat di parkiran Immoral Klub, dengan Sigap Pak Rudy membukakan pintu untuk nona mudanya.

"Terimakasih Pak Rudy"

Beliau pun membungkuk hormat hingga nona Marsha berlalu dari pandangannya, Rudy Lim adalah orang kepercayaan keluarga Admaja.  yang jelas Rudy sudah melayani keluarga Admaja sejak Ayah Marsha masih muda.

Belum sempat Marsha menginjakan kaki di tempat biasa ia latihan, Tiba-tiba saja gadis itu di rangkul oleh Ashelma yang sudah menungu kepulangan Marsha sedari tadi.

" Marsha, kenapa kamu lama sekali" ucapan Ashelma membuat Marsha terkejut setengah mati. Jelas seniornya tidak akan bersikap seperti ini jika ia tidak ada salah.

"Em Ma-maaf kak Ashel, Marsha janji besok langsung latihan ga kemana mana dulu"

"Bagus kalau begitu, aku sudah kangen sama kamu. Ayo sini duduk" Ashelma menepuk spece kosong di sebelahnya untuk Marsha duduk.

"Ayo Berbaringlah" Marsha pun menurut dengan kepala yang bertumpu di pangkuan Ashelma.

Jemari gadis berusia dua puluh Tahun  itu asik mengusap surai rambut Marsha yang halus, membuat  Marsha kembali tenang mendapat perhatian seperti itu.

"Kak Ashel aku masih kepikiran mengapa tempat latihan ini di kelilingi banyak bunga?"

"Akan aku beri tahu satu hal,
Hubungan antar laki-laki dan perempuan itu ibarat seperti bunga tulib, ada benang sari dan putik bunga"

Ashela tersenyum melihat wajah Marsha yang serius memperhatikanya, terlihat tampak lucu.

"Kamu tau apa peran kupu-kupu itu?"

Kata Ashel Sembari menunjuk kupu-kupu yang hinggap pada bunga tulip.

"Peran kupu-kupu itulah yang memudahkan penyerbukan antar benang sari dan kepala putik.
Di mana itulah reproduksi kelamin jantan dan betina pada bunga."

"Sama hal nya nanti Marsha, aku akan mengajarimu beberapa hal."

"Apa itu?"

"Salah satunya Berciuman"

Ashelma mendekatkan bibirnya pada bibir Marsha, kuluman sesaat itu terjadi begitu manis di kecap.

Wajah Marsha juga masih kebingungan, apa ini pelajaran selanjutnya dari kakak nya itu? Entah lah.

"Hahaa Ayo bangun, kita harus berlatih. Besok adalah penampilan Pertamamu sebagai 'Aura' "

Ashelma tersenyum di tempatnya berbaring. kini di hadapanya Marsha tengah melakukan koreo pertama

Ketukan hingar bingar lagu memenuhi telinga dan perlahan  tubuh Marsha menghipnotis.

Tidak ada penjelasan tentang fakta mata siapapun tidak bisa beralih dari tubuh gadis itu,

pada gerakan-gerakan yang terlihat berani dan seksi tubuh Marsha bergoyang beberapa kali, sangat cermat mengcopy gerakan dan mimik muka Ashelma waktu itu

lalu berhenti perlahan ketika dia menurunkan tangannya di setiap inci tubuhnya.

Aura, dalam satu gerakan, melemparkan rambut panjangnya dari satu sisi ke sisi lain, perlahan ia berjalan kemudian berhenti.

Ashelma sampai terduduk melihat sendiri perkembangan Gadis itu. Benar kata Mutiara, Marsha sanggup membuat mata siapapun terbunuh hanya melihatnya.

Ketukan musik berubah menjadi lebih cepat dan tubuhnya berbaring di lantai dengan satu kaki yang di tekuk dengan cepat ke atas.

Dia bangkit dan mengayunkan pinggulnya lebih cepat, lalu turun ke lantai dengan kecepatan yang sama, tetapi kembali berdiri dengan lambat.

"Ya tuhan.." Ashelma menghela nafas, pertunjukan ini berbahaya.

.
.

"Aura, di mana kamu?"

Suara itu Menyadarkanku dari lamunan, aku membuka mata dengan cepat, melihat Khatrina bersama ku diruang ganti.

"Semua orang menunggu, sudah saatnya pertunjukanmu"

Dia berkata dengan senyum lebar.
"Ada banyak orang hari ini"

Aku bisa mendengar musik yang keras ketukan yang heboh dan mengejutkan yang di putar di latar belakang.

Pada saat ini aku lupa siapa diriku,

Di cermin aku hanya melihat sosok Aura yang mengenakan Rok layer hitam yang cukup panjang dengan belahan panjang di sampingnya, memiliki lapisan di bagian pinggang untuk memperindah tarianku.

Dan atasanku menggunakan blus senada yang membuat perutku benar benar terbuka. Aku memakai semacam kain tipis trasnparan menutupi wajah, Dan Semuanya sudah siap.

"Kau terlihat luar biasa, Marsha!" Khatrina mendekatiku,

aku tersenyum padanya melalui cermin ini. "Khatrin, kita sedang di immoral"

"Maaf kan aku Aura"

"Waktunya pertunjukan" aku berkata menenangkan diri sendiri

"Buat mereka jadi gila karenamu" Aku mendengar Khatrina berkata di belakang saat menuju panggung.

Tirai di tutup, Empat penari lagi berada di kiri dan kananku.

"Ayo Aura ini giliranmu"

Aku memejamkan mata, ketukan gendang yang perlahan dan musik yang berdentam mulai bermain.

Tirai perlahan di buka, di balik penutup tipis ini seutas senyumku tersembunyi. Aku melihat mereka bersemangat, teriakan dan tepuk tangan memenuhi ruangan. Dan inilah di saat aku menyukainya membebaskan diriku dengan gerakan ini.

Taman Bunga Para GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang