Malam di Jakarta

453 31 4
                                    

Yessica pov.

Aku hampir lupa dengan panas teriknya kota Jakarta, tiga tahun tingal di New York membuatku merindukan suasana ini. karena baru seminggu kebelakang aku tiba di kota kelahiranku. tahun ini aku kembali dari dinginya kota sebelumnya, dan berlalu cuaca di sini mulai terbiasa untukku.

Aku melihat keluar dari panel kaca Apartement, dari sana aku melihat pemandangan yang menakjubkan, pemandangan gemerlap malam kota Jakarta. Lama Aku terdiam menikmati macet dan riuhnya pemandangan dari atas sini, dan Aku tersadar dari dering ponselku yang semakin lama terdengar menjengkelkan.

"Halo?"

"Saya ingin berbicara dengan ibu guru Yessica" Suara dari seberang telfon terdengar familiar di telinga ku.

"Siapa ini? " aku bertanya karena sedikit ragu.

"Teman lama mu, apa kau sudah lupa dengan suara ku? Ayolah Kau jahat sekali"

Aku tertawa mendengar suara yang terdengar semakin menjengkelkan itu.

"Viona?"

"Ternyata Kau tidak melupakan suara ku, benar kan. Tuan Puteri Yessica!" aku mendengar suara tertawanya di seberang sana.

Dasar anak itu.

"Ayolah, bagaimana mungkin aku lupa kamu Kak Vivi"

Viona tidak lain adalah sahabat masa kecilku. Di sisinya aku melakukan hal paling gila dalam hidupku, kami sahabat yang tidak terpisahkan.

Viona selalu ada dalam moment paling sulit dan rumit dalam hidupku, kami memiliki  sesuatu yang lebih dari kata persahabatan, bagiku dia adalah saudara. Karena rencana kami yang berbeda, aku yang memilih meninggalkan kota ini dan menetap jauh darinya, aku mengaku bahwa aku merindukannya sekarang.

"Aku dengar Yessica kembali, dan aku menelepon mu untuk tahu kau tingal di mana sekarang!" dia berkata sambil tertawa.

"Oke, datang dan temui aku. aku tingal di salah satu apartement daerah Pik"

"Baik, apa ini caramu? Menunjukan padaku bahwa sekarang kau seorang jutawan!"

Kami berdua tertawa, Viona selalu dengan humornya, selalu tersenyum dan membuat orang di sekelilingnya bahagia.

"Kakak tau sendiri kan ?, dari dulu aku sangat ingin tingal di sini dan.. Sekarang aku sudah"

"ambisius Girl, sialan, aku akan menyelesaikan beberapa hal dulu di sini. Nanti akan ku temui kamu di sana" dia berkata kemudian menutup telepon.

Sementara menunggu kak Vivi datang, aku memilih mandi di dalam whirlphol, Sedikit berendam menikmati libur.

.

Langit sudah hampir gelap ketika aku mendengar suara bel pintu. "itu pasti dia" aku membukakannya.

"Yessica, kau terlihat luar biasa" dia berseru dengan tawanya yang Khas.

Aku tertawa dalam pelukan sahabat lama yang erat.

"Aku senang kau tidak berubah kak, Ayo masuklah, buat dirimu senyaman mungkin"

Kami berbicara berjam jam di ruang tamu Apartementku, membahas masalalu memang, yang membuat tawa kami menggema.

Terkadang serius dengan Kak Viona yang bercerita tentang pencapaiannya sekarang, ia bekerja di firma hukum terbaik di jakarta, Aku memiliki sahabat yang luar biasa bukan?.

"Yessica, ku dengar sekarang ksmu mengajar di salah satu anak cabang perusahaan, apa rencanamu?"

"Aku sedang mengatasi adik ku, itu saja"

"Si kecil pewaris selanjutnya klan Jayawardhana?, itu akan menyebalkan. Seperti menjaga mu dulu" Viona tertawa mengingat dua bodigard ayah yang menyamar menjadi petugas pembersih kelas  saat kami SMA dulu.

"Yaa, namun sekarang aku yang harus mengawasinya"

"Kau pemilik perusahan multinasional, yang menyamar menjadi seorang guru, itu terdengar aneh, namun kau orangnya."

"Yaa, aku menganggap ini liburan, aku rasa cukup menyenangkan"

Kak Viona bangkit, dan berjalan ke arahku "jadi katakan, kapan terakhir Kali kau bersenang senang?"

"aku tidak ingat."

"Kau seperti orang tua Yessica, pergi ganti bajumu dan kita akan pergi malam ini.  nikmati masa muda mu"

"Itu tidak termasuk list pekerjaanku, Kak"

"Ayolah, kita harus membuat seorang Yessica sedikit menikmati hidupnya"

"Tidak, Aku tidak mau"

"Apa? Ayolah. Kau tidak punya kehidupan di Luar perusahaanmu. Berhenti menjadi robot pekerja." kak Viona berseru mendramatisir suasana yang akhirnya membuat akhirnya aku menuruti keinginannya.

Kami pergi dengan mobil kak Vio, "Malam ini baru di mulai sekarang" katanya sambil menyalakan Mobil.

Aku tidak mengatakan apa apa, kemana pun dia membawaku, aku hanya harus menerimanya.

Mobil ini melewati beberapa jalan yang mengingatkanku pada masa lalu, sesekali pembicaraan membawa tawa memenuhi isi mobil, suasana yang menyenangkan.

Di saat inilah mobil berhenti, di sebuah bangunan besar, yang memiliki papan Neon yang tertulis "Immoral" klub.

"Kak, kau sudah gila?" Tanyaku sambil menatap tempat itu.

"Ini tempat yang menyenangkan, Chika. menyenangkan! Catat itu. Lagi pula ini adalah klub terbaik di jakarta". dia berkata dengan penuh semangat.

"Klub?, ya tuhan kak! Besok adalah hari pertamaku mengajar! Aku bukan lagi remaja yang tak punya tanggung jawab!.

"Ayolah, kita tidak akan lama, aku yakin kau akan menyukai klub ini. masuklah moral mu kau tingal saja di sini." Dia berkata lalu keluar dari mobil

Wanita gila, aku mengumpat sembari keluar dari mobil. Ada antrian panjang di depan, klub ini sebegitu terkenal, tentu saja kami berjalan lambat menunggu antrian itu.

Ku dengar kak Viona sudah tidak sabar, ia mencari sesuatu di kantongnya, ponsel ku rasa.

"Aku rasa kita tidak di izinkan masuk, aku terlalu tua untuk ini." gerutuku.

"Chika, diam. berhentilah bertingkah seperti orang tua. Kau baru berusia 23 tahun!"

Kak Viona kembali fokus pada perangkat kecil di gengamannya.

Tidak butuh waktu lama kami menunggu, dari pintu masuk aku melihat seorang wanita  dengan tampilan yang elegan dan memikat.
Ia memberi kami lambayan tangan kecil, yang memangil kami untuk ke sana.

Aku tersenyum menang melihat semua orang yang menatap ke arah ku dengan tak ramah. Mereka mengantri dan aku tidak

Ini yang di sebut jalur orang dalam.

"Hai, Mut" sapa Kak Viona, memeluk wanita itu.

"Viona, senang sekali melihatmu di sini" wanita itu berkata dengan semangat.

"Ah, iya Muthe. Ini Yessica, dia sahabatku"

"Senang bertemu dengan mu Yessica" Mutiara tersenyum.

"Terimakasih, Tempat ini sangat indah."

"Kau bahkan belum melihat apa apa " perempuan itu berkata dengan misterius. "Ayo ikut aku, akan aku siapkan tempat duduk VIP untuk kalian."

.
.
.
.

Taman Bunga Para GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang