Did A Good Job, Yessica

259 16 0
                                    

"Dengar dan datang lah akhir pekan ini.

kita akan mengadakan pesta ulang tahun Daddy dan aku yakin dia akan senang kalau kamu ada di sini"

Yessica mencoba mengatur nafasnya, berusaha untuk tenang bahkan untuk menjawab pertanyaan sang adik.

Sudah berbulan - bulan sejak Yessica  tidak pernah lagi mengunjungi keluarganya dan mulai di hari itu ia tidak pernah lagi mengunjungi mereka.

Sebab, Sesuatu yang Rumit tengah terjadi dalam keluarganya.

Namun Sialnya Yessica tidak bisa lagi melarikan diri lebih lama. sebab, Yori membuatnya mau tidak mau harus memutuskan.

"Yori, Saya akan memikirkannya. Doakan saja saya akan muncul di sana akhir pekan ini" 

akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Yessica.

"Pikirkan kesehatan Deddy, kak. Sembari kamu berfikir. Aku berjanji akan membuat kan kue kesukaanmu setelah kamu kembali." Yessica mengangguk samar, Yori masih sangat hapal kue kesukaan kakaknya.

"Kalau begitu Buatkan kue yang banyak untukku"

"Iya Kak. Aku merindukanmu" nada suara Yori terdengar melankolis di seberang sana. Walau dari telepon Yessica dapat merasakan  Adiknya itu memang sangat merindukannya.

Yessica tersenyum mengingat moment ketika mereka masih kecil, meskipun seorang Mayori lebih Muda darinya, namun cara pandang gadis itu bisa lebih dewasa dari Yessica bahkan dari Freya sekali pun.

"Aku juga merindukanmu Anak kecil" 

mendengar itu Yori menghela nafas, "Jangan pangil aku anak Kecil kak" ia berjalan mondar mandir dan tidak tenang.

"Aku akan menunggu kamu datang. Selamat malam, Kak"

"selamat malam juga Yori."

Yessica mematikan sambungan telepon itu dalam diam, lalu menempatkan telepon itu di tangannya,

Yessica begitu benci terlihat menyedihkan  seperti ini. Dengan pertemuan saja, atau bahkan telepon seperti ini dari keluarganya,  bisa membawa suasana melankolis Hingap pada diri seorang Yessica, Ia amat tidak suka terlihat rapuh, karena itu bukan sifatnya.

Yessica merebahkan tubuhnya pada sofa apartement nya. Ia bahkan melemparkan jaket dan tasnya dengan sembarangan.

Yessica baru saja sampai rumah, ketika telefon itu di mulai. Rambut Yessica sangat terlihat berantakan, kepalanya benar benar berat setelah memikirkan apa yang sudah terjadi pada keluarganya.

.
.

Pagi di hari senin pun datang.
Marsha berjalan cepat menuju ruang konferensi, sudah waktunya untuk mempresentasikan proyek yang ia kerjakan bersama Bu Yessica - nya di sepanjang minggu ini.

Marsha akhirnya langsung di minta memasuki ruangan pak Yohan selaku wakil Direktur Kusuma Corp.

Yessica sendiri tengah berbicara dengan pria berambut abu-abu pemilik ruangan itu.

Penampilan Yessica tampak serius, Wanita itu terlihat lebih bersinar dengan Jas garisnya-nya, namun tidak ada yang tau dari sikap tenangnya Yesica juga terlihat sedikit khawatir mengenai persentasi pertamanya.

Marsha menyerahkan semua dokumen yang di perlukan kepada masing-masing peserta meeting, semua tim utama ada di sana. Di bentuk oleh orang orang yang bertanggung jawab atas setiap sektor Kusuma Corp.

Semua penguji satu persatu memasuki ruangan, Dan terakhir Marsha duduk mempersilahkan Bu Yessica.

"Bisakah kita mulai?"

Taman Bunga Para GadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang