'Taeyong, kau mau jadi ibu Mark dan Jeno, tidak?'Sungguh, Taeyong hanya bisa termangu, duduk melamun dimeja makan. Tadi, saat ia dan Jaehyun pulang setelah mengantar Mark dan Jeno ke sekolah, tiba-tiba Jaehyun mengucapkan hal yang benar-benar membuatnya terkejut nyaris pingsan.
"Wah ... belum ada satu bulan setelah aku bekerja disini, aku sudah dibuat kaget dengan ceplas-ceplos duda dua anak itu." Taeyong menggeleng-gelengkan kepalanya sembari bergumam.
Ia terus fokus pada pemikirannya sendiri, hingga tidak sadar seorang pria berdiri dibelakangnya.
"Sudah puas melamun, hm?"
"Astaga!" pekik Taeyong kaget. Dirinya langsung menoleh ke belakang, dimana Jaehyun berdiri dengan melipat kedua tangannya dan tersenyum kecil.
Lalu dengan segera Taeyong berdiri, menunduk dalam dengan meremat jari-jarinya. "Eum ... ada apa?"
Tubuh Taeyong rasanya berubah menjadi patung manekin saat Jaehyun mendekatinya hingga kini ia berhadapan dengan tubuh tinggi majikannya itu.
"Kau tidak lupa kan jika Mark dan Jeno sebentar lagi akan pulang? kenapa belum memasak dan malah duduk termenung?" Jaehyun bertanya dengan suara rendah namun lembut. Ia menyentuh dagu runcing Taeyong dan mengangkatnya, "tatap lawan bicaramu ... sayang."
Taeyong memejamkan matanya, berusaha menyembunyikan rona merah di pipinya. Namun apalah daya, ketika matanya menatap Jaehyun, seketika itu pula wajahnya memanas.
Jaehyun tertawa, "Kau tersipu, eoh? apa aku begitu tampan, Yongie?"
Yang ditanya meremang, lantas melirik ke sisi lain. "Jangan lakukan ini ... jangan menggodaku ...."
Lagi-lagi Jaehyun tertawa. Ia langsung merengkuh pinggang Taeyong dengan tangan kirinya, menarik pria manis itu mendekat, hingga tubuh keduanya bersentuhan. Lalu Jaehyun berbisik lembut tepat ditelinga Taeyong, "Kau terlihat cantik dengan rona merahmu, sweetheart ...."
Taeyong menahan nafasnya, bulu kuduknya berdiri dan keringatnya bercucuran. Ia menggigit bibirnya saat Jaehyun mengecup singkat telinganya.
"Kau ... gila, apa yang kau lakukan ...."
"Tidak ada, aku hanya tertarik denganmu, jadi aku ingin kau menjadi milikku. Menjadi istriku, ibu dari Mark dan Jeno, serta ... anak-anak kita nanti." Jaehyun menatap Taeyong dengan serius, "menikahlah denganku, Taeyong. Aku benar-benar jatuh padamu, begitupun kedua anakku. Kami sudah bergantung padamu."
"Jae ... aku ... tidak-"
"DADDY!!!"
Keduanya sama-sama melihat kearah Mark dan Jeno yang tiba-tiba muncul dan berlari kearah mereka.
Mark dan Jeno tampak ngos-ngosan, "Uh ... daddy kenapa tidak menjemput Makeu dan Nono? dan ... kenapa daddy memeluk mommy?"
Dua orang pria yang sedang merasa dipergoki itupun segera saling menjauh. "Tidak, itu ... eum, tadi ... ah ya! daddy masih ada meeting penting. Kalian dengan mommy dulu ya," Jaehyun berjongkok, mengecup masing-masing kening anaknya lalu segera pergi.
Meninggalkan Taeyong yang gelagapan saat Mark menatapnya dengan mengangkat alisnya. Sedangkan Jeno, anak itu sudah menggelepar lemas dilantai.
"Aduh ... Nono lemas, mommy .... lapar sekali perutnya Nono ...."
Beruntunglah Taeyong. Ia segera menghampiri Jeno dan menggendong anak itu, menidurkannya di karpet berbulu dekat tv. Mark yang melihat Taeyong membawa Jeno hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan menyusul Taeyong.
"Ih, kenapa meninggalkan Makeu di dapur, mom?" tanya Mark. Taeyong terkekeh geli, memeluk Mark dan mendudukkan anak itu disamping adiknya yang tertidur.
"Tunggu disini, mommy akan masak dulu untuk makan siang."
Cup!
Taeyong memberikan kecupan manis di pipi Mark saat anak itu masih terus memajukan bibirnya. Lalu pria manis itu beranjak pergi, sembari memikirkan menu apa kira-kira yang cocok untuk dimakan siang hari ini.
Sedangkan itu, Mark yang pipinya baru saja dikecup oleh Taeyong itu pun terdiam. Otak mungilnya berusaha memproses sesuatu yang baru saja terjadi. Hingga setelahnya, senyuman lebar terpatri pada bibir tipisnya.
"Aduh ... hatiku meleleh dicium mommy ...." Mark menjungkalkan tubuhnya kebelakang, masih dengan senyum yang tak luntur. Ia menengok ke sisi kanan tubuhnya, dimana Jeno tertidur dengan air liur yang menetes keluar dari mulutnya.
"Nono digendong, tapi hyung dicium!" pekik Mark pelan. Bocah itu langsung memeluk tubuh adiknya, dan memejamkan mata bersiap untuk ikut tertidur. Sesekali ia masih tersenyum.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid Lee {Jaeyong}
NonfiksiLee Taeyong hanya seorang pemuda manis sederhana. Hidupnya sebatang kara sejak sang ibu meninggal dalam sebuah kecelakaan beruntun. Suatu hari, cafe tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan besar dan terpaksa memecat beberapa pegawainya, termasuk Le...