Achilles kini sudah sampai di basecamp yang mereka buat sewaktu kelas 9 bersama teman temannya. Baru saja melepaskan helm nya, ia sudah disambut dengan wanita yang membuatnya senang 3 hari yang lalu.
Anza, perempuan itu membelakangi achilles dan menatap tempat yang ia pikir kosong dan tidak ada orang sama sekali.
"Lo ngapain" Kata achilles tiba tiba membuat jantung Anza seketika berhenti sejenak. Mendengar suara berat pria itu, sepertinya ia sedikit mengenalnya. Anza membalikan tubuhnya dan..
"Lo ngapain disini? Penguntit guee yaa lo??! " Anza mengintimidasi Achilles dengan tatapan yang aneh serta memincingkan sebelah matanya, dengan jari telunjuk yang menunjuk ke muka pria itu.
Cewe tidak jelas, ditanya malah nanya balik. Tidak menjawabnya, Achilles menyingkirkan cewe itu dan pergi duluan meninggalkan Anza yang terlihat kebingungan.
"Woyy cowo sialann, jangan tinggalin gue di rumah kosong ini pliss, gue mau nanya sama lo" Anza yang tadinya diam, sekarang mengikuti langkah cowo itu masuk.
Setelah sejajar dengan Achilles, dia menarik tangannya lalu mulai menanyakan pertanyaan yang ia pikirkan tadi.
"Lo kenal dia nggak? " Anza menyalakan handphone nya dan memperlihatkan poto pria yang bernama Xavier, teman Achilles.
Achilles hanya diam saja, dia mendengar tetapi dia tidak mau menjawab sebab ia sedikit kesal dengan nama panggilan yang cewe itu panggil barusan.
"Lo denger gue nggak sii cowo sialan?? " Achilles hanya menatap Anza datar, Anza yang melihat itu pun bingung, dia melambaikan tangannya kedepan mata lelaki itu, supaya sadar pikirnya.
"Nama gue bukan cowo sialan, dan lo nanya sama cowo sialan itu ya nggak bakal gue jawab" Ucapnya tetap dengan wajah datar yang membuat Anza sedikit takut dengan tatapan tidak ada arti itu.
Anza menundukan kepalanya karna ia sangat takut dengan cowo didepannya ini, dia berbeda sekali ketika disekolah dan disini, ia fikir lelaki ini manusia aneh yang bisa diajak bercanda, ternyata seperti vampir disiang hari.
"Maaf,, gue gatau nama lo" Ucap Anza jujur.
"Achilles, nama gue Achilles" Achilles terus saja menatap Anza tak henti hentinya, walaupun mata cewe itu tak bertemu dengan matanya.
Anza hanya mengangguk dengan kepala yang masih menunduk. Dia kaget karna tangan Achilles memegang dagunya untuk membawa tatapannya menatap mata Achilles langsung.
"Yang ngomong disini, bukan dibawah" Ucap achilles ketika dia berhasil membawa perhatian gadis itu ke matanya. Gadis penurut.
"Jadi lo kenal dia nggak, achilles" Tanya nya lagi memastikan.
Bukannya menjawab, Achilles menarik tangan Anza dan membawanya masuk kedalam basecamp nya itu.
"Achilles gue mohon jangan apa apain gue, gue masih mau sekolah, gue nggak mauuu, guee nggakk mauu, gue minta maaf karna udah manggil lo cowo sial--" Ucapan Anza terhenti ketika satu ruangan besar menyapa indra penglihatannya. Disana sudah banyak orang dengan kesibukannya masing masing.
Tidak menyangka akan apa yang ia lihat, dari luar seperti gubuk bekas yang tidak terpakai bahkan suasana dari luar sangat sangat sepi. Tidak ada kendaraan juga yang terparkir disana membuat Anza berfikir kalo gubuk ini adalah rumah horor, ternyata dalamnya seperti museum, lebar dan luar serta lampunya remang remang untuk mendukung ke aesthetic an.
Mendengar suara wanita yang lumayan keras membuat semua mata tertuju pada suara itu, disana, pintu utama terbuka sudah ada Achilles dan.. Seorang wanita? Siapa dia?
"Les, tumben bawa cewe? " Ucap Dika menghentikan permainan billiard sejenak.
"Busetttt keajaiban apa iniii seorang Achilles bawa cewe ke basecamp" Kini Tio yang berucap.
Semua menatapnya dengan tatapan tak percaya dan kagum akan wanita bertubuh pendek disamping achilles, bagaimana cara dia meluluhkan hati seorang kutub?.
Supaya tidak ada pikiran pikiran negatif dari temennya untuk Anza. Dia langsung membuka suara kenapa gadis disampingnya kemari.
"Dia mau nyari Xavier, mana dia" Tanya achilles pada semua temannya.
"Yang ditanya hadir bos" Ucap Xavier keluar dari kamar dengan baju yang berantakan serta rambutnya yang acak acakan. Dia menghampiri Achilles dan Anza yang sudah menunggunya dengan langkah lunglai.
Achilles yang melihat itu sedikit menggeserkan tubuh Anza yang mungil ke belakangnya. Dia tahu pasti temannya ini kehilangan kesadarannya karna meminum minuman ber alkohol. "Dibelakang gue, Za" Ucap achilles.
"Heii halo broo, welcome to basecamp cowo cowo barudagh welll, sinii sama guee heii jangann takutt" Ucap Xavier tidak jelas dengan badannya yang ingin jatuh tapi tidak jadi.
"Takut,,, gue mau pulang" Anza yang dibelakang Achilles pun sangat takut dengan Xavier yang terus terusan bergumam tidak jelas dan sedikit menarik tangannya seraya tertawa.
"Heiii Anzaa sini sama gue" Disana sudah ada kimberly yang menepuk sofa sampingnya, menyuruh Anza untuk duduk disampingnya itu.
"Ayo gue anter" Achilles tidak menghiraukan ajakan cewe yang menurut dia gatel itu, dia langsung menarik tangan Anza untuk keluar. Dia tidak peduli dengan tatapan tatapan heran temannya dan pasti dia akan di guyur pertanyaan setelah ini.
"Naik" Titahnya menyuruh untuk Anza menaiki motor ninja hitamnya itu.
Dengan kesusahan, Anza memegang pundak achilles dan menaiki kuping motor itu dan yapp baru diaa bisa duduk dengan nyaman.
Baru sekali gas, Anza sudah terperanjat kebelakang, dengan refleknya ia memeluk pinggang lelaki itu supaya tidak jatoh.
"Modus lo" Ucap achilles di dalam helm full face nya.
Mendengar perkataan achilles, anza memukul pundak lelaki itu "dasar cowo sialan, lo mau buat gue mati ditempat?"
Tidak mengindahkan perkataan gadis itu, dan achilles pun mengegas motornya lalu pergi dari basecamp nya. Tidak apa ia tidak kumpul dengan temannya sekarang, tapi kapan lagi dia dipeluk dengan gadis yang membuatnya sedikit meringankan masalah yang ia pendam?
HALLLOOO TEMENNN TEMEN AKU SEMUA. KALIAN NGGAK LUPA VOTE KANN??? kalo lupa aku ingeti yaaa. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.
Gimana seru tidaaaaa??? Komen yang membangun, kalo tidak membangun lebih baik vote saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANZACHI.
Teen Fictiondunia ini sangat kecil, sehingga kita semua adalah lingkaran teman dari tali yang berbeda. setelah 4 tahun lamanya tidak bertemu, akhirnya dunia mempertemukan aku, kamu dan cafe pertama kita kencan.