6

21 1 0
                                    

"Bisa jadi besok ada atau tidak ada"




BUGGHHHHGG

Jefian tiba - tiba datang memukul Aksa yang tengah memeluk Zeya , dia tak henti hentinya memberikan pukulan di wajah Aksa , sedangkan Aksa dia hanya menerima tanpa membalas dia tau sebenarnya temannya ini menyukai Zeya namun dia gengsi dengan perasaannya dan menganggap itu hanya kasih sayang terhadap sahabat, namun ketika dia mulai menyadarinya dia terhasut oleh berita hoax itu yang bahkan sampai kini di tutup rapat oleh Zeya .

Zeya yang panik langsung memisahkan mereka dengan bantuan siswa siswi lainya , "LO APA APAAN SI! , AKSA UDAH LUKA ! ", Bentak Zeya Kepada Jefian yang malah itu membuat dia marah .

"LO ?! BELAIN DIA? , CIH PADAHAL ORANG TUA KITA UDAH SEPAKAT MENJODOHKAN KITA TAPI KENAPA LO MALAH PELUKAN SAMA COWO LAIN?, LO SEMURAH ITU HAH?!!", Bentak Jefian membuat Zeya menunduk menahan tangisnya. Dia memang di jodohkan dengan Jefian tapi , percaya lah dia masih susah untuk membuka hati .

BUGHH

BUGHH

"MATI LO  BANGSAT" kesal Aksa dia tidak terima jika Zeya di bentak apalagi di kata murahan.


BUGHH

" AKSA!" teriak Defa dan lainya, mereka kembali lagi ke kantin, niatnya untuk memberi tahu Aksa bahwa mereka akan berlibur bersama, namun malah pemandangan ini yang mereka dapatkan.

"STOP, DIA TEMAN KITA SA !", Ucap Bumi menahan Aksa yang tengah marah , sedangkan Defa membantu Jefian.

"Heh ini pasti ulah Lo kan ! , Lo pasti mau cari sensasi kan! ", Ucap Asha kepada Zeya , sedangkan Zela dia hanya diam , namun Aksa bersuara .

"Maksud Lo sha?, Tuh Jefian yang ngata ngatain Ara !", Ucap Aksa, Zela yang mendengar itu entah mengapa hatinya sedikit tidak suka .

"Eh emang dia murahan! ", Ucap Jefian menujuk Zeya , sedangkan Zeya dia tentu saja sakit hati. Zela yang melihat ini dia pergi meninggalkan kantin.

"ZELA TUNGGU" Ucap Asha kemudian dia berlari mengejar Zela yang telah hilang dari pintu kantin.

"Lepas !", Kesal Jefian mendorong Defa dan pergi begitu saja , Defa berjalan ke arah Aksa sambil menepuk pundak nya . " Apa yang ngebuat Lo seyakin itu kalo dia bukan dalang di balik kejadian 3 tahun lalu ? ", Tanya Defa Sedangkan Aksa menatap Zeya yang sedang menatapnya Seolah-olah dia di larang mengatakan apapun.

Zeya menahan tangis nya , kini dia menjadi pusat perhatian seperti tiga tahun lalu , sungguh sakit ketika semua orang tidak mempercayai nya .

Aksa berjalan menghampiri Zeya dengan tertatih dia dengan wajah lebamnya yang membuat dia terkesan badboy, dia tersenyum kala manik matanya bertemu dengan mata indah Zeya , suasana kantin ricuh melihat senyuman Aksa dengan kondisi wajahnya itu .

"Hey? It's okay,  gua di sini, ga akan ada yang nyakitin Lo , sekarang ikut gua ya?", Suara itu membuat Zeya sedikit tenang.

Aksa menarik Zeya dari kerumunan Kantin menuju arah parkiran sekolah , kini dia memasang kan helm kepada Zeya dengan lembut kemudian menyuruh Zeya naik .

"Pegangan", ucap Aksa kemudian melajukan motornya.

"Asa kita mau ke mana ? " Tanya Zeya sedikit teriak karena bising nya jalan ibukota.

Aksa tak menjawab pertanyaan itu , dia hanya tersenyum di balik helm fullface nya , beberapa menit berlalu Aksa memarkirkan motornya di taman yang terlihat ramai .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BISA JADI BESOK ADA ATAU TIDAK ADA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang