Andira sudah berada di gudang selatan.Gudang yang katanya banyak hantunya karna jarang di bersihkan juga banyaknya tumpukan kardus kardus besar.
"Anin gue takut masuk.Kata anak anak ini gudang berhantu"
"Berdoa dir ayo cepet biar cepet selesai karna aku kasian sama kamu aku bantu dikit deh " Anin berusaha menutupi ketakutan pada dirinya agar sahabatnya tetap mau masuk.
Anin yang memaksa Andira dengan segala cara,akhirnya Andira pun luluh.Dengan perasaan tak enak dirinya masuk dengan membuka pintu perlahan.Suara pintu perpaduan seng dengan kayu dibuka secara perlahan oleh Andira.
Kreett
Kreett"Ini pintu jelek amat susah di buka lagi"gerutu nya kesal
Setelah pintu terbuka dirinya terkejut melihat ruangan di dalamnya "ini tempat apasih yakin nih gudang? ini mah kaya kapal pecah "batinya, selama Andira bersekolah disini belum pernah dirinya menginjakkan kaki nya di gudang ini.
"Astaghfirullah dir ini berantakan banget yakin nih kita bisa cepet dalam waktu dua jam?"tanya Anin penasaran
"Udah tenang aja gue punya cara Karana Lo mau bantuin gue Lo nyapu ya gue ngangkat kardus"ucap Andira di setujui oleh Anin.
Mereka saling bekerjasama hingga Anin berucap ketika mereka sedang bersandar di salah satu kardus besar"Dir kamu mau nitip beli es ga aku haus"
Andira mengangguk kecil dirinya sangat penat mengangkat kardus kardus itu"boleh deh nin aku teajus kaya biasanya ya"
"Oke" Anin merapikan pakaiannya lalu pergi menuju kantin.
Sudah 5 menit Anin pergi namun tak kunjung datang hingga seseorang memasuki gudang tersebut.
"Sudah selesai belum"suara berat itu menganggetkan Andira yang sedang mengangkat kardus besar.Hal tersebut membuat kardus yang di bawanya hampir menjatuhinya jika tidak di tahan oleh seseorang.Siapa lagi kalau bukan Azha.
Di saat seperti ini jantung keduanya berdetak kencang tak teratur seperti baru saja selesai maraton lari.
Azha yang menyadari segera menjauh dan mengambil alih kardus tersebut menaruhnya di tempat tumpukan kardus yang lain "Lain kali hati hati kalo ga ada gue Lo udah jadi peyek sama ni kardus"ucapnya
"Itu juga karna Lo ngagetin gue kambing"sarkasnya menahan salting
'lucu' satu kata yang hanya dapat terdengar oleh sang empu
Azha segera berbalik dan berjalan menuju pintu ruangan tersebut "Lambat Lo jadi anak.Beresin ginian aja kaga kelar kelar"
"Bawel Lo! Ini juga gara gara Lo.Kalo Lo ga hukum gue gue ga bakal capek capek ngerjain beginian"ucap Andira sedikit membentak.
Azha mengernyit menaikan satu alisnya"maksudnya ini salah Lo tanggungjawab Lo akibat melanggar peraturan sekolah"
"Bisa bisanya Lo nyalahin gue, gue cuma menjalankan kewajiban gue sebagai seorang OSIS sudah seharusnya begitu.Lo itu udah gede bukan bocil yang mesti dibilangin mana yang benar dan mana yang salah". Kata kata biasa namun menusuk sampai ke dalam dalamnya.
Andira terdiam menatap bola mata Azha dengan tatapan yang menurut Azha sulit di artikan.
Azha memutuskan pandangan itu duluan.Dirinya melihat arlojinya jam sudah menunjukkan pukul sebelas yang artinya satu jam lagi tugas Andira seharusnya sudah selesai.
Namun masih ada sekitar dua puluh lima sampai tiga puluh box besar dan sedang,masih berserakan di lantai dengan santai dirinya melewati Andira yang masih terdiam dengan pikiran yang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZHAANDIRA
Teen Fictionsuka sama seseorang tapi orang itu ga kenal kita itu siapa?iya, kisah ini menceritakan seorang gadis yang menyukai seorang cowok tampan nan pintar di sekolah nya. Andira Inaya gadis bertubuh mungil penyuka cowok K-Pop dan penyuka tokoh fiksi , tern...