17. Ketukan Takdir

4.1K 150 0
                                        

بسم الله الر حمن الر حيم

assalamu'alaikum.

selamat hari raya idul adha semuaaaa, mohon maaf lahir batin yaa😇🙏

*sedikit saran aja, siapin tisu ya. aman, chapter ini penuh HARU kok, bukan KESEDIHAN 🤗🌚

- Selamat menggulir halaman ini! -

***

Lutut dan telapak tangan Saheera memang tergores aspal, dan syukurnya sudah diobati oleh Fara tadi. Hanya sedikit nyeri saja yang Saheera rasakan, semoga ia bisa tidur malam ini. Namun tangisnya belum juga mereda. Ia masih menangis tanpa tau alasannya.

Mereka semua sudah membujuk Saheera agar berhenti menangis, namun semuanya tidak membuahkan hasil. Perempuan itu masih saja terus menangis sesegukan, dan sesekali memanggil nama Nafi.

Orang tuanya juga heran. Selama ini Saheera tidak pernah menangis sampai seperti ini hanya karena Nafi pulang pondok. Tapi kali ini?

"Fathar, kamu bawa Sira ke kamar ya? Kalian mending tidur aja, udah malem juga," titah Zaky pada menantunya itu.

Dua insan yang sudah menikah itu pun menaiki tangga untuk ke kamar Saheera. Malam ini, mereka memang memutuskan untuk menginap, agar orangtuanya tidak kesepian malam ini karena kepulangan Nafi.

"Nda, buatin Ayah teh ya, malem ini cuaca dingin banget," pinta Zaky pada istrinya.

Tinggal lah Zaky yang duduk di rumah tamu sendirian. Ia melihat lihat sekeliling, dan pandangannya berhenti pada sebuah bingkai foto besar yang tergantung di dinding. Foto itu berisi anak laki laki yang umurnya masih 9 tahun, tengah memeluk sebuah Al Qur'an dan juga peci yang melekat di kepalanya.

Foto Nafi.

Entah mengapa, ia juga ikut merasa sedih melihat foto itu. Perasaannya tiba-tiba tidak enak. Ia harap, itu cuma perasaannya, tidak dengan orang lain. Mungkin, Zaki harus istirahat saja agar tidak berpikir yang macam-macam.

Prangg!

"Astaghfirullah, Ayah!"

Mendengar Fara yang menjerit memangil namanya, membuat Zaki panik dan segera berlari ke arah dapur.

Ketika sudah sampai di dapur, Zaki melihat istrinya yang berjongkok di lantai dengan tangan yang sibuk membersihkan pecahan gelas.

"Ya Allah, kok bisa jatuh Nda gelasnya?" Zaki panik dan ikut serta membersihkan pecahan gelas. "Udah, Bunda duduk aja, biar Ayah yang beresin."

Karena tangannya pun bergetar, Fara tidak fokus membersihkan pecahan itu. Ia pun menurut untuk duduk saja di kursi meja makan.

Entah kenapa tadi saat membuatkan teh untuk Zaki, tiba-tiba saja terlintas di pikirannya yang tidak-tidak tentang Nafi. Karena tidak fokus, akhirnya gelas yang Fara pegang terjatuh hingga pecah ke lantai.

Usai membersihkan pecahan itu, Zaki ikut duduk di samping Fara. Ia pun berusaha menenangkan istrinya itu. Zaky mengusap-ngusap pundak istrinya seraya menyuruh Fara untuk beristighfar.

New LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang