Prolog

489 25 0
                                    

Happy Reading...

Seorang gadis dengan crop top dan dipadukan dengan kemeja oversize, dan celana jeans yang membalut kaki jenjangnya. Dengan kedua telinga yang terpasang airpods  dan kacamata yang menghiasi wajah dinginnya.

Hari ini ia kembali ke tanah kelahirannya, Korea Selatan setelah 5 tahun melanjutkan pendidikannya di Jepang. 

"Kenapa para sialan itu sangat lama sehingga aku harus menunggu disini?" Monolog gadis itu dengan menatap sekitarnya dengan datar.

Ia bersedekap dada dengan kembali menatap lurus kedepan. Rasanya sangat malas jika harus menunggu lama seperti ini, entah sudah berapa kali ia mengumpati supir sang ayah yang bertugas untuk menjemputnya tapi sampai sekarang belum juga sampai.

"Maaf.. benar dengan nona muda seo?" Ucap seseorang datang dengan raut bersalah dan sedikit raut ketakutan (?).

"Ne.. kenapa Sangat lama aku bahkan sudah menunggu mu setengah jam disini." jawab gadis itu dengan pelan, ia tidak mungkin berkata kasar kepada bawahan ayahnya karena keluarganya sangat mengutamakan kesopanan.

"Saya minta maaf nona, tadi saya mengantar nyonya sebentar." ujar supir itu sambil menunduk, gadis itu hanya diam tidak tau harus bagaimana.

"Tidak apa-apa tapi lain kali jangan di ulangi." seru gadis itu, sang supir mengangguk kemudian mengikuti anak majikannya itu dengan dua koper di tangannya.

"Paman bisa pulang kerumah lebih dulu aku ingin bertemu dengan teman ku lebih dulu, barang-barangku tolong letakan di kamar ku." ujar gadis itu setelah mereka sudah di perjalanan menuju jalan pulang.

"Tapi nona..."

"Aku akan meminta hendery oppa yang menjemputku nanti, paman bisa pulang lebih dulu tidak usah menunggu." sela gadis itu lebih dulu sebelum Paman Kim menyelesaikan ucapannya.

"Baiklah nona, jika nona membutuhkan sesuatu saya bisa membantu nona." pasrah Paman Kim, jika anak majikannya sudah memerintah maka tidak ada yang bisa membantah.

"Terimakasih, paman." ucap gadis itu sebelum kembali fokus pada ponselnya.

Mobil berhenti di apartemen elite yang anak majikannya bilang tadi, dengan segera gadis itu pamit keluar. Masuk kedalam dengan raut wajah datar dan dinginnya, tanpa bertanya pada resepsionis ia masuk dengan biasa saja karena tidak ada yang tidak mengenal putri bungsu keluarga seo, siapa lagi jika bukan 'haerin seo'.

Setelah memencet bel tiga kali akhirnya si pemilik apartemen membukakan pintu, wajah yang awalnya datar kini tersenyum lebar kepada gadis di depannya.

"Jesica na!" Seru Haerin antusias memekik nama sang sahabat, ia segera memeluk tubuh gadis didepannya. Sedangkan Jesica masih kaget dengan kedatangan sahabatnya yang selama 5 tahun ini hilang kabar begitu saja, tapi setelah sadar dari rasa kagetnya ia segera membalas pelukan Haerin tak kalah erat.

Mereka melepaskan pelukannya dan tersenyum satu sama lainnya, tapi setelah itu Jesica memasang raut wajah kesal.

"Yak Haerin seo! Kemana saja kau selama 5 tahun ini hilang tanpa kabar?!" Ucap Nana dengan raut wajah marah yang dibuat-buat, Haerin sama sekali tidak takut melainkan ia gemas dengan wajah Jesica.

"Marah nanti aja, oke? Sekarang izinin aku masuk karena aku sekarang butuh istirahat." protes Haerin karena Jesica tidak mengizinkannya masuk melainkan mengomelinya.

Jesica membawa Haerin masuk dan duduk di ruang tamu, tapi ada sesuatu yang membuat Haerin bingung. Ada pria asing yang berada disana, Haerin menatap sinis kearah pria itu.

"Dia siapa, na?" Tanya Haerin dengan santai, dengan isyarat mata ia menatap pria disamping jesica.

"Perkenalkan ini lee jeno, kekasih ku." ujar Jesica dengan senyum cerah hingga matanya membentuk bulan sabit, tangannya menggenggam tangan pria yang ia tau bernama Jeno.

"Oh. Aku seo Haerin sahabat Jesica." ujar Haerin dengan nada dingin tapi senyum tipis terbit di wajah cantiknya.

"Senang bertemu dengan mu." lanjut Haerin pelan, rasanya ia sangat menyesal kesini jika tau akan menjadi nyamuk.

"Kau belum menjelaskan kemana kau pergi selama ini, donghyuck." ucap Jesica serius jika ia sudah menyebutkan nama asli Haerin.

"Aku melanjutkan pendidikanku di Jepang, dan itu tidak ada yang tau kecuali keluarga ku." jawab Haerin jujur, Jesica menatapnya dalam seakan mencari sesuatu.

"Kau sangat menyebalkan, nona seo." kesal Jesica saat melihat wajah tanpa dosa Haerin.

"Sudahlah aku ingi pulang, Dery oppa sudah menjemput." ujar Haerin kemudian tanpa menunggu jawaban jesica, Haerin segera pergi dari sana meninggalkan dua pasang kekasih itu.

Saat dibawah ia langsung menemukan mobil milik hendery. Segera masuk dan melihat wajah kesal kakaknya karena terlalu lama menunggu.

"Kamu kenapa kesini?" Tanya hendery heran karena bukanya langsung pulang kerumah tapi malah ke apartemen milik ayah mereka.

"Ada urusan, oppa tidak perlu tau!" Ucap haerin seadanya, hendery mendengus melihat bocah satu ini tidak pernah berubah.

"Anak kecil sepertimu mana punya urusan palingan gosip." cibir hendery menatap kearah sang adik dengan malas, sedangkan Haerin sudah tersenyum tanpa dosa.

Setelahnya itu mobil hendery mulai membelah jalanan Seoul yang sudah malam, hendery sudah menikah jadi setelah mengantar Haerin hingga rumah dirinya juga pulang kerumah.

Sesampainya dirumah Haerin segera keluar tidak lupa pamit pada hendery, sesampainya dirumah nampak semua maid dirumah itu menunduk saat Haerin lewat didepan mereka.

Tanpa mengucap sepatah katapun Haerin segera masuk kedalam kamar tak menyadari jika sedari tadi segala gerak-geriknya diperhatikan, siapa lagi jika bukan saudara tirinya.

"Akhirnya kau pulang juga.." monolog lelaki itu sambil menatap kepergian Haerin naik kelantai atas, suaranya sangat kecil hingga hanya dirinya yang bisa mendengar.

Haerin segera membersihkan tubuhnya Karena sudah tidak nyaman, dengan mudah ia melempar seluruh pakaiannya ke dalam tempat pakaian kotor.

"Berendam untuk merilekskan tubuh tidak terlalu buruk." gumam Haerin kemudian masuk ke dalam bathtub yang sudah terisi air hangat.

Setelah 20 menit akhirnya Haerin selesai mandi. Setelah menggunakan baju tidur yang cukup minim dan tipis (?).

Dengan cepat membanting tubuhnya diatas kasur miliknya yang sangat ia rindukan, jangan percaya jika uang bisa membeli semuanya. Buktinya Haerin tidak bisa membeli kasih sayang dari orangtuanya, ibunya yang pergi entah kemana dan ayahnya yang menikah lagi.

"Semoga hari esok lebih baik dari hari-hari sebelumnya." ucap haerin kemudian memejamkan matanya.

PKPL
(pasti kalian penasaran lanjutannya)

Halo selamat datang di new story..

Kalau ada yang gak suka bisa di skip, gak ada pemaksaan buat nyuruh kalian baca.

Cerita ini murni dari pikiran aku sendiri gak ada copy paste, kalau kalian ketemu cerita kaya gini mungkin hanya kebetulan.

Jangan pernah menebak isi cerita karena sering gak sesuai ekspektasi kalian, aku cuma sekedar ngingetin kalau cerita ini gs.

Kaget gak aku publish setengah dua belas malem? Janji yang malam tahun baru itu gak jadi gais, tangan udah gatel mau publis😊😊

Gapapa, tetap sama kok walaupun bukan tahun baru. Semoga kalian bisa suka sama book aku kali ini🥳💋

Jangan lupa follow akun Tiktok aku:

Rorakim30
Kyleen_jinji


Bye-bye guys, jangan lupa vomen dan follow me ❤️❗.

See you next chapter ❤️❤️

My Husband?|| Markhyuck GsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang