Prolog

52 5 0
                                    

Suara bising menganggu seorang siswi yang sedang sibuk membaca novel. Ia berdecak kesal. Memang salah keputusannya untuk tetap di kelas. Dengan kesal, siswi itu meninggalkan kesal dan memilih untuk ke perpustakaan saja.

Siswi yang lainnya menatap temannya heran. Ia buru-buru menghampiri temannya. Enak saja main tinggal begitu saja.

"Lo kok ninggalin gue, Ra?!" protesnya.

"Kan tinggal nyusul," balasnya malas.

Moodnya berantakan. Sejak tadi pagi moodnya sedang hancur. Bukan karena halangan, tapi karena seseorang yang sedang ia tunggu kabarnya. Orang itu yang merusak moodnya.

"Namira!"

Namanya adalah Namira Saskia Dwiraharja. Seorang siswi di SMA Pelita Harapan. Siswi yang dikenal kutu buku, rajin, dan disiplin. Namira tak terlalu pintar, tapi cukup dikenal guru karena sikapnya yang teladan.

"Apa, sih, Gabby?"

Gabriela Anastasia. Sahabat karib Namira yang selalu menemani Namira dimanapun berada. Sahabat dari SD. Cukup lama mereka bersahabat. Berbeda dengan Namira, Gabby adalah siswi terpintar di SMA Pelita Harapan. Namanya selalu langganan mengikuti olimpiade sains.

"Kenapa lagi lo? Pasti gara-gara Kak Frans lo itu, kan?"

Fransisco Adijaya. Gebetan Namira yang saat ini sudah menduduki bangku kuliah. Mereka dekat hampir satu tahun, tapi sepertinya masih belum ada kejelasan dari hubungan mereka. Mengambabg begitu saja.

"Siapa lagi coba? Dia selalu gitu. Capek gue," keluh Namira.

"Yaelah, berapa kali gue saranin lo buat nyari yang lain aja? Tuh, ada Alvaro, sama siapa lagi, Ra? Yang temennya Kak Sandy itu, lho?" Gabby berusaha mengingat pria yang selalu mengejar Namira.

Sandy Hema Dwiraharja. Kakak kandung Namira yang saat ini sudah bekerja. Kakak ter-ngeselin, tapi Namira sangat sayang padanya. Kak Sandy tak segan untuk mengajar siapa saja yang menyakiti Namira.

"Kak Rudi, maksud lo? Dia itu sebenernya udah punya pacar, tapi masih aja godain gue. Buaya dia," kata Namira.

"Yaudah, Alvaro aja. Dia good boy tau. Pas latihan kemarin aja, dia selalu nanyain lo," kata Gabby.

"Nggak. Makasih, Gabby-ku. Lo mau ikut baca novel?"

"Nggak. Gue mau baca ini." Gabby menunjukkan buku sains. Namira mengangguk mengerti.

Berbicara mengenai Alvaro, dia memang salah satu siswa yang juga langganan olimpiade. Mata pelajaran yang paling ia kuasai adalah matematika. Namun, dia memiliki sifat yang cukup tertutup. Namira seharusnya mempertimbangkan Alvaro, tapi hatinya tidak bisa berbohong jika yang ia inginkan hanyalah Frans.

                           ****

Yeah, i know. Aku ngilang lama banget. Aku bahkan sempet berpikir buat Hiatus aja.
Gimana cerita Kaila dan lain-lain?
I don't know, guys.
Bertahap, ya. Aku fokus sama cerita ini dulu.

CINTA NAMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang