08.

11 1 0
                                    

Happy Reading 🍓

                               ***

Frans tengah dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit. Antara harus memilih tetap bersama Namira atau kembali merajut kisah dengan Laura. Dua perempuan itu, sama berarti bagi Frans. Hanya saja, Laura lebih tinggi posisinya. Karena sampai saat ini, hatinya masih untuk gadis itu. Sedangkan Namira, Frans sedang mengusahakan untuk bisa mencintainya.

Namira telah mengisi hari-hari kosongnya, menariknya dari kegelapan, dan membuatnya memiliki semangat baru untuk terus melanjutkan hidup. Sedangkan disisi lain, Frans tidak bisa membohongi hatinya. Frans ingin Namira tetap bersamanya, tapi ia juga menginginkan Laura kembali.

Katakanlah dia pria yang b*doh. Masih saja mengharapkan orang yang sudah menyakitinya. Tetapi, itulah kenyataannya.

"Bengong bae!" Seorang pria menepuk punggung Frans cukup keras hingga membuat Frans terkejut.

"Kaget, b*go!" umpat Frans.

"Abisnya, ngapain bengong di bawah pohon beringin? Sendirian lagi. Entar kalo kesurupan kagak ada yang nolong," katanya sembari mencomot kentang goreng milik Frans.

"Ngapain nyusulin gue? Gue udah bilang mau sendiri, Han," kata Frans dengan nada sebal.

Yohan, dia sahabat sejati Frans. Dari SD sampai kuliah selalu bersama-sama. Lebih tepatnya, Yohan yang selalu mengikuti Frans. Katanya, nanti kalau mereka sekolah atau kuliah di tempat yang berbeda, tidak akan ada lagi yang bisa membantunya memberi jawaban saat ujian. Sesat, memang.

"Gue takut lo kesurupan. Lo gak denger apa yang dibilang Pak Luis soal urban legend penunggu pohon beringin ini?" Yohan bergidik ngeri saat memerhatikan pohon beringin.

Frans malas menanggapi Yohan. Dia tidak percaya dengan hal-hal mistis. Masalahnya saja udah berat.

"Diem lagi. Lo ada masalah apa, sih? Gue lihat-lihat lo sering bengong," tanya Yohan penasaran.

"Gue bingung, Han," ungkap Frans.

"Cerita coba."

"Gue harus milih Namira apa Laura, ya?" Frans menatap sendu Yohan.

Yohan yang mendengar penuturan Frans malah meraup wajahnya. "Lo bingung harus milih siapa?! Jelas-jelas pilihan yang baik dan tepat itu Namira, b*go!" ucap Yohan dengan tidak santai dan gemas.

"Tapi, gue masih pengen balikan sama Laura, Han," lirih Frans semakin membuat Yohan gemas. Gemas ingin menampar Frans dengan sepatunya.

"Lo masih cinta sama cewek itu? Ot*k lo dimana, sih, Frans? Gue heran sama lo. Lo hampir m*ti karena cewek itu!" bentak Yohan.

"Lo gak pernah tau gimana jadi gue, Han! Lo gak akan ngerti!" Frans melempar cup kopi ke sembarang arah, kemudian melenggang pergi meninggalkan Yohan.

"Gue juga pernah ngalamin, Frans," gumam Yohan sembari mengambil cup yang tadi Frans buang, kemudian membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu, Yohan menghabiskan sisa kentang goreng tadi.

***
Ingatan Frans kembali pada kejadian dua hari yang lalu. Dimana Laura mendatanginya, dengan senyuman yang manis serta suara yang lembut. Ia mengungkapkan bahwa masih mencintai Frans. Laura menyesal telah menyia-nyiakan cinta Frans demi laki-laki yang sudah menghianatinya.

"Aku tau aku salah, Kak. Aku nyesel lebih milih cowok itu. Sekarang aku sadar kalau Kakak yang terbaik. Apa aku masih punya kesempatan, Kak?" ungkap Laura kala itu.

Frans masih bingung akan menjawab bagaimana. Sejujurnya, dia pun masih mencintai Laura. Disisi lain, ada Namira yang sudah menemaninya dan membuatnya bangkit kembali.

CINTA NAMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang